Putin akan Bicara dengan Erdogan, Dorong Negosiasi dengan Ukraina
loading...
A
A
A
MOSKOW - Presiden Rusia Vladimir Putin akan mengadakan pembicaraan telepon dengan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pada Senin (30/5/2022).
Rencana itu diungkapkan juru bicara Kremlin Dmitry Peskov. Ditanya oleh media Rusia pada Minggu, apakah diskusi yang dikabarkan akan terjadi, pejabat itu mengatakan, “Percakapan itu dalam rencana."
Sebelumnya pada hari itu, presiden Turki telah mengumumkan pembicaraan dengan Putin dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Moskow dan Kiev.
“Saya akan melakukan percakapan telepon dengan Rusia dan Ukraina pada Senin. Kami akan terus mendorong kedua pihak menjaga saluran dialog dan diplomasi,” ujar Erdogan.
Turki telah mengambil sikap netral dalam konflik yang pecah pada akhir Februari.
Ankara telah mempertahankan hubungan dengan Ukraina dan Rusia, menolak bergabung dengan sanksi Barat terhadap Moskow dan berusaha mengambil peran sebagai mediator dalam konflik tersebut.
Pada akhir Maret, Turki menjadi tuan rumah pembicaraan tingkat tinggi Rusia-Ukraina. Sementara kedua belah pihak mengisyaratkan kemajuan tertentu telah dibuat setelah pertemuan itu, pembicaraan itu pada akhirnya gagal menghasilkan hasil apa pun.
Rencana itu diungkapkan juru bicara Kremlin Dmitry Peskov. Ditanya oleh media Rusia pada Minggu, apakah diskusi yang dikabarkan akan terjadi, pejabat itu mengatakan, “Percakapan itu dalam rencana."
Sebelumnya pada hari itu, presiden Turki telah mengumumkan pembicaraan dengan Putin dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Moskow dan Kiev.
“Saya akan melakukan percakapan telepon dengan Rusia dan Ukraina pada Senin. Kami akan terus mendorong kedua pihak menjaga saluran dialog dan diplomasi,” ujar Erdogan.
Turki telah mengambil sikap netral dalam konflik yang pecah pada akhir Februari.
Ankara telah mempertahankan hubungan dengan Ukraina dan Rusia, menolak bergabung dengan sanksi Barat terhadap Moskow dan berusaha mengambil peran sebagai mediator dalam konflik tersebut.
Pada akhir Maret, Turki menjadi tuan rumah pembicaraan tingkat tinggi Rusia-Ukraina. Sementara kedua belah pihak mengisyaratkan kemajuan tertentu telah dibuat setelah pertemuan itu, pembicaraan itu pada akhirnya gagal menghasilkan hasil apa pun.