Begini COVID-19 Bunuh Manusia dengan Serang Otak hingga Jari Kaki
loading...
A
A
A
Leluhur coronavirus, SARS, ditemukan pada epidemi tahun 2003 untuk menginfiltrasi neuron dan menyebabkan ensefalitis.
Seorang pasien COVID-19 di Jepang yang mengembangkan ensefalitis ditemukan memiliki jejak terpapar virus dalam cairan serebrospinal mereka.
Temuan lain mengatakan "badai sitokin" dapat menyebabkan pembengkakan otak, dan kecenderungan penggumpalan darah yang berlebihan dapat memicu stroke.
Jantung dan Darah
Pasien pengidap COVID-19 menunjukkan tanda-tanda klasik yang dilihat dokter pada orang yang baru saja mengalami serangan jantung.
Lusinan studi kasus awal menunjukkan bukti pasien dengan pembengkakan jantung dan jaringan parut, dan ventrikel yang melemah hanya dari coronavirus.
ScienceMag mengutip makalah di Journal of American Medical Association's JAMA Cardiology yang mendokumentasikan kerusakan jantung pada hampir 20 persen pasien dari 416 yang dirawat di rumah sakit untuk pasien COVID-19 di Wuhan, China.
Darah juga terpengaruh, di mana sepertiga pasien di Belanda menderita pembekuan darah dan emboli paru, atau pembekuan paru yang berpotensi fatal.
Lebih jauh lagi, coronavirus menyebabkan penyempitan pembuluh darah atau ischaemia di jari tangan dan kaki, yang berarti berkurangnya aliran darah yang menyebabkan pembengkakan, rasa sakit dan kemungkinan kematian jaringan.
“Jika COVID-19 menargetkan pembuluh darah, itu juga dapat membantu menjelaskan mengapa pasien dengan kerusakan yang sudah ada pada pembuluh darah tersebut dari diabetes hingga tekanan darah tinggi menghadapi risiko penyakit serius yang lebih tinggi," tulis ScienceMag.
Seorang pasien COVID-19 di Jepang yang mengembangkan ensefalitis ditemukan memiliki jejak terpapar virus dalam cairan serebrospinal mereka.
Temuan lain mengatakan "badai sitokin" dapat menyebabkan pembengkakan otak, dan kecenderungan penggumpalan darah yang berlebihan dapat memicu stroke.
Jantung dan Darah
Pasien pengidap COVID-19 menunjukkan tanda-tanda klasik yang dilihat dokter pada orang yang baru saja mengalami serangan jantung.
Lusinan studi kasus awal menunjukkan bukti pasien dengan pembengkakan jantung dan jaringan parut, dan ventrikel yang melemah hanya dari coronavirus.
ScienceMag mengutip makalah di Journal of American Medical Association's JAMA Cardiology yang mendokumentasikan kerusakan jantung pada hampir 20 persen pasien dari 416 yang dirawat di rumah sakit untuk pasien COVID-19 di Wuhan, China.
Darah juga terpengaruh, di mana sepertiga pasien di Belanda menderita pembekuan darah dan emboli paru, atau pembekuan paru yang berpotensi fatal.
Lebih jauh lagi, coronavirus menyebabkan penyempitan pembuluh darah atau ischaemia di jari tangan dan kaki, yang berarti berkurangnya aliran darah yang menyebabkan pembengkakan, rasa sakit dan kemungkinan kematian jaringan.
“Jika COVID-19 menargetkan pembuluh darah, itu juga dapat membantu menjelaskan mengapa pasien dengan kerusakan yang sudah ada pada pembuluh darah tersebut dari diabetes hingga tekanan darah tinggi menghadapi risiko penyakit serius yang lebih tinggi," tulis ScienceMag.