Mahasiswi Non-Muslim Deborah Samuel Dibunuh karena Hina Nabi Muhammad, Ini Reaksi Orang Tua

Senin, 16 Mei 2022 - 09:13 WIB
loading...
Mahasiswi Non-Muslim Deborah Samuel Dibunuh karena Hina Nabi Muhammad, Ini Reaksi Orang Tua
Emmanuel Garba dan Alheri Emmanuel, orang tua dari Deborah Samuel. Deborah adalah mahasiswi non-Muslim Nigeria yang dibunuh massa kampusnya atas tuduhan menghina Nabi Muhammad. Foto/Daily Post
A A A
SOKOTO - Orang tua dari mendiang Deborah Samuel, mahasiswi non-Muslim di Nigeria yang dibunuh dan dibakar massa kampusnya atas tuduhan menghina Nabi Muhammad SAW , telah angkat bicara.

Ayah dan Ibu Deborah memasrahkan kematian putrinya kepada Tuhan.

Deborah adalah mahasiswi Kristen di Shagari College of Education Sokoto, Nigeria. Massa kampus melemparinya dengan batu hingga tewas dan kemudian membakar tubuhnya.

Amuk massa pada Kamis (12/5/2022) itu dipicu oleh posting-nya di grup WhatsApp mahasiswa yang materinya dianggap menghina Nabi Muhammad SAW.



Orang tua Deborah menggambarkan kematian putri mereka sebagai hal yang menyedihkan dan menyakitkan, dengan mengatakan bahwa mereka telah menyerahkan pembunuhnya kepada Tuhan.

Sisa-sisa jasad Deborah telah dimakamkan di kampung halamannya, Tungan Magajiya di Wilayah Pemerintah Daerah Rijau, Negara Bagian Niger, Sabtu malam.

Orang tua Deborah yang masih berduka mengatakan bahwa mereka tidak memiliki apa-apa untuk dikatakan atau dilakukan sehubungan dengan kehilangan putri mereka, tetapi telah memutuskan untuk menyerahkan segalanya di tangan Tuhan.

Berbicara dengan Daily Post Nigeria, Senin (16/5/2022), sang Ayah, Emmanuel Garba, yang merupakan petugas keamanan di Negara Bagian Niger mengatakan, “Kami tidak bisa mengatakan atau melakukan apa pun, kecuali menganggapnya sebagai takdir Tuhan. Kami telah menyerahkan semuanya kepada Tuhan, kami telah memutuskan untuk menerimanya seperti itu."

Tentang siapa yang membawa kembali jenazah mendiang putrinya dari Negara Bagian Sokoto, sang Ayah menjelaskan bahwa dia sendiri yang pergi dan membawa pulang jenazahnya untuk dimakamkan.

“Saya secara pribadi pergi dan membawa kembali tubuh putri saya untuk memungkinkan saya menguburkan putri saya sendiri. Ini karena menahannya di kamar mayat tidak akan mengembalikannya," katanya.

“Ketika saya sampai di sana, saya bertemu dengan pejabat pemerintah dan membuat mereka mengerti perlunya mengizinkan saya membawanya pulang dan mereka setuju dengan saya. Ketika kami sampai di kamar mayat, mereka yang bertanggung jawab meminta saya untuk menandatangani dokumen yang diperlukan dan saya melakukannya. Mereka melepaskan jenazah tersebut kepada saya," imbuh dia.

Soal siapa yang membayar transportasi, Garba mengatakan; “Saya pribadi yang membayarkan uang sebesar N120.000 kepada pengemudi dari sekian banyak yang menolak mengantar pulang dan itu karena kondisi jenazahnya. Kebanyakan pengemudi yang kami dekati semuanya menolak kecuali satu.”

Mengonfirmasi seruan Pemerintah Negara Bagian Sokoto bahwa jenazah putrinya tidak boleh dipulangkan, ayah dari Deborah menyatakan, “Pemerintah ingin saya meninggalkan jenazah, ketika mereka menghubungi saya, saya bilang tidak, mereka seharusnya mengizinkan saya. Tolong, kubur putri saya."

Juga, sang Ibu, Alheri Emmanuel, memberi tahu wartawan bahwa Deborah adalah anak kedua dari tujuh bersaudara. Dia sangat sedih kehilangan putrinya di usia yang begitu muda, yang mereka andalkan untuk membantu mendukung mereka di masa depan.

Sambil berlinang air mata, Alheri menyatakan, “Saya tidak punya apa-apa untuk dikatakan, saya bersyukur kepada Tuhan dan atas upaya Anda. Saya telah memberikan hati saya kepada Tuhan dan semoga Tuhan menguatkan saya. Kami tidak punya apa-apa untuk dikatakan."

“Karena apa yang terjadi pada saya, saya tidak akan lagi menyekolahkan anak-anak saya ke sekolah yang melibatkan banyak uang. Karena pendidikannya, pendidikan beberapa saudara kandungnya menderita karena sangat sulit untuk merawat mereka semua pada saat yang bersamaan. Dan, sekarang segalanya menjadi sulit bagi kami," paparnya.
(min)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1365 seconds (0.1#10.140)