AS Tepis Gulingkan Sheikh Hasina karena Menolak Pangkalan Amerika di Bangladesh
loading...
A
A
A
DHAKA - Sheikh Hasina mengeklaim pengunduran dirinya sebagai Perdana Menteri (PM) Bangladesh adalah penggulingan yang melibatkan Amerika Serikat (AS). Menurutnya, Amerika dendam karena keinginannya memiliki pangkalan militer di Bangladesh ditolak.
Washington bergegas membantah tuduhan keterlibatannya dalam krisis Bangladesh.
"Jadi, kami sama sekali tidak terlibat. Laporan atau rumor apa pun yang menyebutkan bahwa pemerintah Amerika Serikat terlibat dalam peristiwa ini, sama sekali tidak benar. Itu tidak benar," kata juru bicara Gedung Putih Karine Jean Pierre mengatakan dalam jumpa pers hari Senin waktu setempat.
Jean Pierre menyatakan bahwa rakyat Bangladesh harus menentukan masa depan pemerintahnya.
"Ini adalah pilihan untuk dan oleh rakyat Bangladesh. Kami percaya bahwa rakyat Bangladesh harus menentukan masa depan pemerintah Bangladesh, dan di situlah posisi kami. Setiap tuduhan, tentu akan terus kami katakan, dan apa yang saya katakan di sini sama sekali tidak benar," ujar Pierre, seperti dikutip NDTV, Selasa (13/8/2024).
Sebelumnya, Hasina melontarkan tuduhannya terhadap Amerika dalam sebuah pesan yang dilansir Economic Times pada hari Minggu.
“Saya mengundurkan diri, sehingga saya tidak harus melihat prosesi mayat. Mereka ingin berkuasa atas mayat-mayat mahasiswa, tetapi saya tidak mengizinkannya, saya mengundurkan diri dari jabatan perdana menteri,” kata Hasina.
“Saya bisa tetap berkuasa jika saya menyerahkan kedaulatan Pulau Saint Martin dan membiarkan Amerika menguasai Teluk Benggala. Saya mohon kepada rakyat negeri saya, janganlah dimanipulasi oleh kaum radikal," lanjut dia.
Hasina merujuk pada pulau terumbu karang Bangladesh di bagian timur laut Teluk Benggala dan dugaan upaya Washington untuk menguasainya.
Washington bergegas membantah tuduhan keterlibatannya dalam krisis Bangladesh.
"Jadi, kami sama sekali tidak terlibat. Laporan atau rumor apa pun yang menyebutkan bahwa pemerintah Amerika Serikat terlibat dalam peristiwa ini, sama sekali tidak benar. Itu tidak benar," kata juru bicara Gedung Putih Karine Jean Pierre mengatakan dalam jumpa pers hari Senin waktu setempat.
Baca Juga
Jean Pierre menyatakan bahwa rakyat Bangladesh harus menentukan masa depan pemerintahnya.
"Ini adalah pilihan untuk dan oleh rakyat Bangladesh. Kami percaya bahwa rakyat Bangladesh harus menentukan masa depan pemerintah Bangladesh, dan di situlah posisi kami. Setiap tuduhan, tentu akan terus kami katakan, dan apa yang saya katakan di sini sama sekali tidak benar," ujar Pierre, seperti dikutip NDTV, Selasa (13/8/2024).
Sebelumnya, Hasina melontarkan tuduhannya terhadap Amerika dalam sebuah pesan yang dilansir Economic Times pada hari Minggu.
“Saya mengundurkan diri, sehingga saya tidak harus melihat prosesi mayat. Mereka ingin berkuasa atas mayat-mayat mahasiswa, tetapi saya tidak mengizinkannya, saya mengundurkan diri dari jabatan perdana menteri,” kata Hasina.
“Saya bisa tetap berkuasa jika saya menyerahkan kedaulatan Pulau Saint Martin dan membiarkan Amerika menguasai Teluk Benggala. Saya mohon kepada rakyat negeri saya, janganlah dimanipulasi oleh kaum radikal," lanjut dia.
Hasina merujuk pada pulau terumbu karang Bangladesh di bagian timur laut Teluk Benggala dan dugaan upaya Washington untuk menguasainya.