Pasukan Rusia Mundur, Think Tank AS: Ukraina Menangkan Pertempuran Kharkiv
loading...
A
A
A
KIEV - Militer Ukraina mengatakan pasukan Rusia telah ditarik dari sekitar kota Kharkiv, kota kedua terbesar negara itu, setelah membombardirnya selama berminggu-minggu.
Kharkiv, yang berada di dekat perbatasan Rusia dan hanya 80 kilometer (50 mil) barat daya kota Belgorod Rusia, telah mengalami pengeboman hebat selama berminggu-minggu. Kota yang sebagian besar berbahasa Rusia dengan populasi sebelum perang 1,4 juta adalah tujuan militer utama di awal perang, ketika Moskow berharap untuk merebut dan menguasai kota-kota besar.
Gubernur Regional Oleh Sinegubov mengatakan melalui aplikasi perpesanan Telegram bahwa tidak ada serangan penembakan di Kharkiv dalam satu hari terakhir.
Dia menambahkan bahwa Ukraina melancarkan serangan balasan di dekat Izyum, sebuah kota 125 kilometer (78 mil) selatan Kharkiv yang telah dikuasai oleh Rusia setidaknya sejak awal April.
Sementara itu sebuah lembaga think tank yang berbasis di Washington, Amerika Serikat (AS), melaporkan Ukraina tampaknya telah memenangkan pertempuran Kharkiv.
“Pasukan Ukraina mencegah pasukan Rusia mengepung, apalagi merebut Kharkiv, dan kemudian mengusir mereka dari sekitar kota, seperti yang mereka lakukan terhadap pasukan Rusia yang berusaha merebut Kyiv,” bunyi laporan Institute for the Study of War seperti dilansir dari AP, Minggu (15/5/2022).
Staf umum Ukraina mengatakan pasukan Rusia mundur dari kota timur laut Kharkiv dan fokus menjaga rute pasokan, sambil meluncurkan mortir, artileri, dan sernagan udara di provinsi timur Donetsk untuk menghabisi pasukan Ukraina dan menghancurkan benteng.
Setelah gagal merebut Kiev pada invasi 24 Februari, Presiden Rusia Vladimir Putin telah mengalihkan fokusnya ke timur ke Donbas, sebuah kawasan industri tempat Ukraina memerangi separatis yang didukung Moskow sejak 2014.
Serangan itu bertujuan untuk mengepung pasukan Ukraina yang paling berpengalaman dan dengan perlengkapan terbaik, yang dikerahkan di timur, dan untuk merebut bagian Donbas yang tetap berada dalam kendali Ukraina.
Rusia telah merebut beberapa desa dan kota Donbas, termasuk Rubizhne, yang memiliki populasi sebelum perang sekitar 55.000.
Meski begitu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan pasukannya juga telah membuat kemajuan di timur, merebut kembali enam kota atau desa dalam satu hari terakhir. Dalam pidato pada Sabtu malam, dia mengatakan situasi di Donbas tetap sangat sulit dan pasukan Rusia masih berusaha untuk keluar sebagai pemenang.
“Selangkah demi selangkah kami memaksa para penyerang untuk meninggalkan tanah Ukraina,” ujarnya.
Kharkiv, yang berada di dekat perbatasan Rusia dan hanya 80 kilometer (50 mil) barat daya kota Belgorod Rusia, telah mengalami pengeboman hebat selama berminggu-minggu. Kota yang sebagian besar berbahasa Rusia dengan populasi sebelum perang 1,4 juta adalah tujuan militer utama di awal perang, ketika Moskow berharap untuk merebut dan menguasai kota-kota besar.
Gubernur Regional Oleh Sinegubov mengatakan melalui aplikasi perpesanan Telegram bahwa tidak ada serangan penembakan di Kharkiv dalam satu hari terakhir.
Dia menambahkan bahwa Ukraina melancarkan serangan balasan di dekat Izyum, sebuah kota 125 kilometer (78 mil) selatan Kharkiv yang telah dikuasai oleh Rusia setidaknya sejak awal April.
Sementara itu sebuah lembaga think tank yang berbasis di Washington, Amerika Serikat (AS), melaporkan Ukraina tampaknya telah memenangkan pertempuran Kharkiv.
“Pasukan Ukraina mencegah pasukan Rusia mengepung, apalagi merebut Kharkiv, dan kemudian mengusir mereka dari sekitar kota, seperti yang mereka lakukan terhadap pasukan Rusia yang berusaha merebut Kyiv,” bunyi laporan Institute for the Study of War seperti dilansir dari AP, Minggu (15/5/2022).
Staf umum Ukraina mengatakan pasukan Rusia mundur dari kota timur laut Kharkiv dan fokus menjaga rute pasokan, sambil meluncurkan mortir, artileri, dan sernagan udara di provinsi timur Donetsk untuk menghabisi pasukan Ukraina dan menghancurkan benteng.
Setelah gagal merebut Kiev pada invasi 24 Februari, Presiden Rusia Vladimir Putin telah mengalihkan fokusnya ke timur ke Donbas, sebuah kawasan industri tempat Ukraina memerangi separatis yang didukung Moskow sejak 2014.
Serangan itu bertujuan untuk mengepung pasukan Ukraina yang paling berpengalaman dan dengan perlengkapan terbaik, yang dikerahkan di timur, dan untuk merebut bagian Donbas yang tetap berada dalam kendali Ukraina.
Rusia telah merebut beberapa desa dan kota Donbas, termasuk Rubizhne, yang memiliki populasi sebelum perang sekitar 55.000.
Meski begitu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan pasukannya juga telah membuat kemajuan di timur, merebut kembali enam kota atau desa dalam satu hari terakhir. Dalam pidato pada Sabtu malam, dia mengatakan situasi di Donbas tetap sangat sulit dan pasukan Rusia masih berusaha untuk keluar sebagai pemenang.
“Selangkah demi selangkah kami memaksa para penyerang untuk meninggalkan tanah Ukraina,” ujarnya.
(ian)