AS Sebut Peringatan Rusia Ancaman Kosong

Rabu, 20 April 2022 - 01:07 WIB
loading...
AS Sebut Peringatan...
Sekretaris Pers Gedung Putih Jen Psaki. Foto/CNBC
A A A
WASHINGTON - Gedung Putih menepis kekhawatiran atas pengaduan resmi dari Rusia , yang tampaknya dikirim setelah Washington mengumumkan paket pasokan senjata terbarunya senilai USD800 juta ke Ukraina .

Sekretaris Pers Gedung Putih Jen Psaki tampaknya menyebut pesan itu sebagai "ancaman kosong" selama briefing persnya.

Psaki ditanya tentang peringatan itu, di mana Moskow diduga menyebutkan "konsekuensi yang tidak dapat diprediksi" dari terus mempersenjatai pasukan Ukraina dengan senjata yang semakin canggih oleh Washington. Catatan itu dilaporkan pekan lalu oleh media Amerika Serikat (AS).



“Kami tidak akan berkomentar. Maksud saya, saya tidak akan berspekulasi tentang ancaman kosong atau ancaman oleh Presiden (Vladimir) Putin atau oleh kepemimpinan Rusia,” kata Psaki kepada wartawan seperti dikutip dari Russia Today, Rabu (20/4/2022).

Dia menambahkan bahwa bantuan AS untuk Ukraina akan terus berlanjut, seperti yang dijanjikan oleh Presiden Joe Biden. Pejabat AS lainnya membuat pernyataan dalam nada yang sama minggu lalu.

Menurut laporan media, surat dari Moskow menuduh NATO menekan Ukraina untuk meninggalkan negosiasi dengan Rusia untuk melanjutkan pertumpahan darah, dan mengutuk Washington karena mendorong lebih banyak pasokan senjata. Baik Washington maupun Moskow tidak mengkonfirmasi mereka.



Rusia berulang kali memperingatkan bahwa pengiriman senjata yang dikirim oleh AS dan sekutunya ke Ukraina merupakan faktor destabilisasi. Moskow juga mengatakan konvoi tersebut bisa diserang oleh militer Rusia begitu mereka mencapai tanah Ukraina.

Menurut pemerintah Rusia, dukungan tersebut memberanikan Kiev dan hanya akan menghasilkan kelanjutan dari konflik bersenjata, dengan korban menumpuk dan kerusakan Ukraina meningkat.

Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu pada hari Selasa menilai bahwa meningkatnya volume senjata yang AS janjikan untuk dikirim ke Ukraina menunjukkan bahwa mereka menginginkan Ukraian bertempur sampai akhir.

Negara-negara Barat bersikeras bahwa pasokan senjata dimaksudkan untuk membantu Ukraina mempertahankan diri dari “agresi” Rusia dan untuk menimbulkan kerugian bagi pasukan Rusia. Pejabat asing dilaporkan telah menekan pemerintah Ukraina untuk terus berjuang sampai mereka mendapatkan konsesi yang diperlukan dari Kremlin.



Moskow telah berulang kali mengatakan akan mencapai semua tujuannya di Ukraina meskipun ada perlawanan.

Rusia menyerang negara tetangga pada akhir Februari, menyusul kegagalan Ukraina untuk mengimplementasikan ketentuan perjanjian Minsk, yang pertama kali ditandatangani pada 2014, dan berujung pada pengakuan Moskow atas republik Donbass di Donetsk dan Lugansk.

Protokol yang diperantarai Jerman dan Prancis dirancang untuk memberikan status khusus kepada daerah-daerah yang memisahkan diri di dalam negara Ukraina.

Kremlin sejak itu menuntut agar Ukraina secara resmi menyatakan dirinya sebagai negara netral yang tidak akan pernah bergabung dengan blok militer NATO yang dipimpin AS. Kiev menegaskan serangan Rusia benar-benar tidak beralasan dan membantah klaim bahwa pihaknya berencana untuk merebut kembali kedua republik dengan paksa.

(ian)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1598 seconds (0.1#10.140)