Berani Berulah Sedikit Saja, Iran Ancam Serang Jantung Israel

Senin, 18 April 2022 - 20:01 WIB
loading...
A A A
Kesepakatan ini memastikan Iran tidak akan mampu memproduksi senjata nuklir. Kemudian Presiden AS saat itu, Donald Trump berjanji akan menegosiasikan kesepakatan yang lebih baik.

Namun, Presiden Joe Biden, setelah menjabat, berusaha untuk kembali ke kesepakatan nuklir itu.

Dengan demikian, Iran telah melakukan pembicaraan langsung dan tidak langsung dengan Prancis, Jerman, Uni Eropa (UE), Rusia, dan China di ibu kota Austria, Wina, selama setahun.

Tujuan negosiasi akan membuat Washington kembali ke kesepakatan nuklir, termasuk melalui pencabutan sanksi terhadap Iran, sementara Teheran akan sepenuhnya mematuhi kewajibannya.

Pembicaraan terhenti sejak akhir Maret, dengan tuntutan Teheran agar Korps Garda Revolusi Islam, cabang elit militer Iran, dihapus dari daftar teror AS, yang dilaporkan menjadi salah satu poin utama yang mencuat.

Teheran juga meminta Washington mencairkan aset Iran yang terperangkap di bank asing sebagai isyarat niat baik.

Pada 8 April, Departemen Luar Negeri AS mengumumkan pemerintahan Biden telah memutuskan tidak menghapus cabang militer elit Iran dari daftar organisasi teror.

Sepanjang negosiasi yang sulit untuk menghidupkan kembali JCPOA, Israel dengan keras menentang kesepakatan itu.

Para pejabat Israel berjanji secara sepihak melakukan apa yang diperlukan untuk melindungi negara mereka.

“Kesepakatan yang muncul, tampaknya, sangat mungkin untuk menciptakan Timur Tengah yang lebih keras dan lebih bergejolak,” ungkap Perdana Menteri Israel Naftali Bennett pada akhir Februari, berbicara kepada Kabinetnya.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1812 seconds (0.1#10.140)