Pengeboman oleh NATO Melawan Yugoslavia di Perang Kosovo

Senin, 18 April 2022 - 15:20 WIB
loading...
Pengeboman oleh NATO Melawan Yugoslavia di Perang Kosovo
NATO mengebom Belgrade pada 24 Maret 1999. Foto/Facebook
A A A
BRUSSELS - Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) melakukan serangan udara terhadap Yugoslavia pada 24 Maret 1999.

Serangan yang dilakukan NATO ini merupakan tanggapan atas gelombang pembantaian yang dilakukan pasukan Serbia terhadap etnis Kosovo dan Albania yang terjadi pada 20 Maret 1999.

Kosovo terletak di jantung Kekaisaran Serbia, pada akhir abad pertengahan. Namun Kosovo direbut Turki tahun 1389 usai kekalahan Serbia dalam Pertempuran Kosovo.



Ratusan tahun kemudian, yaitu pada 1913, Serbia berhasil merebut kembali Kosovo dari Turki. Pada 1918, secara resmi Kosovo menjadi satu provinsi di Serbia.



Pada 1945, Pemimpin Komunis Josip Broz Tito mendirikan Republik Rakyat Federal Yugoslavia, yang terdiri dari negara-negara Balkan yakni Serbia, Kroasia, Bosnia-Herzegovina, Montenegro, Slovenia, dan Makedonia.



Sebagian negara tersebut melakukan pemberontakan terhadap pemerintahan Tito. Tito pun menyerah terhadap Kosovo.

Kosovo kemudian menjadi negara merdeka pada 1974. Ketika itu, warga Serbia membenci pemerintahan Kosovo yang kerap berseberangan.

Pada 1987, Slobodan Milosevic terpilih sebagai Pemimpin Partai Komunis Serbia. Ia berjanji memulihkan kekuasaan Serbia di Kosovo.

Pemerintah Serbia mengirim pasukan guna memaksa pemerintah Kosovo menyerahkan kekuasaan.

Langkah yang dilakukan Serbia ini memicu konflik besar hingga berdampak pada pembubaran Federasi Yugoslavia pada 1991.

Negara Yugoslavia baru, yang terdiri dari Serbia dan Montenegro bertempur dengan Kosovo selama empat tahun. Serbia dan Kosovo saling melancarkan serangan.

Serbia melakukan tindakan keras dengan melakukan pembantaian etnis Kosovo.

Atas hal yang dilakukan Serbia tersebut, NATO akhirnya turun tangan. NATO mengancam melakukan serangan udara ke Serbia apabila tidak menghentikan pembantaian.

Lantaran diancam, Pemimpin Partai Komunis Serbia, Milosevic, melunak. Milosevic setuju mengizinkan kembalinya puluhan ribu pengungsi.

Namun, jalur diplomasi yang ditempuh oleh Serbia dan Kosovo di Prancis menemui kegagalan. Pada 20 Maret 1999, pasukan Serbia melancarkan serangan di Kosovo.

Aksi tersebut kemudian dibalas NATO. Pada 24 Maret 1999, NATO membombardir pasukan Serbia.

Serangan udara yang dilakukan NATO ini menargetkan gedung pemerintah Serbia guna melengserkan pemerintahan Milosevic.

Pengeboman serta serangan udara itu memaksa warga Serbia untuk mengungsi ke negara tetangga Albania, Makedonia, dan Montenegro.

Pada 10 Juni 1999, serangan NATO yang telah berlangsung selama 78 hari itu pun berakhir.

Berakhirnya serangan NATO ini ditandai dengan perjanjian damai yang menyerukan penarikan pasukan Serbia dari Kosovo. Kosovo dijaga oleh pasukan NATO.

Serangan yang dilakukan oleh NATO ini menyebabkan sejumlah orang tewas. Menurut Human Rights Watch, berdasarkan bukti yang ditemukan, setidaknya 527 orang warga sipil menjadi korban tewas akibat pengeboman oleh NATO.

Selain itu, Slobodan Milosevic digulingkan dari kekuasaannya pada Oktober 2000. Ia digantikan oleh Vojislav Kostunica.

(sya)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1466 seconds (0.1#10.140)