Rusia: Ada 6.824 Tentara Bayaran Asing di Ukraina, Termasuk dari AS

Senin, 18 April 2022 - 13:46 WIB
loading...
Rusia: Ada 6.824 Tentara...
Juru bicara Kementerian Pertahanan Mayor Jenderal Igor Konashenkov beberkan data tentara bayaran asing yang berperang untuk pemerintah Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky. Foto/REUTERS
A A A
MOSKOW - Kementerian Pertahanan Rusia mengumumkan sekitar 6.824 tentara bayaran asing dari 63 negara datang ke Ukraina untuk memperjuangkan pemerintahan Volodymyr Zelensky. Mereka termasuk tentara bayaran asal Amerika Serikat (AS).

"Dari jumlah tersebut, 1.035 telah ditumpas, sementara beberapa ribu masih tersisa," kata kementerian tersebut.

Menurut kementerian itu, sebagaimana dikutip Russia Today, Senin (18/4/2022), 400 milisi asing bersembunyi di Mariupol, di mana pasukan nasionalis, termasuk milisi neo-Nazi, telah menolak untuk menyerah.

Kelompok tentara bayaran asing paling banyak 1.717 personel tiba dari Polandia, sementara sekitar 1.500 personel datang dari AS, Kanada, dan Rumania.



Sekitar 300 orang masing-masing datang dari Inggris dan Georgia, sementara 193 tiba dari wilayah Suriah yang dikuasai Turki.

Angka-angka itu diumumkan pada hari Minggu oleh juru bicara Kementerian Pertahanan Mayor Jenderal Igor Konashenkov.

Menurut sang jenderal, 1.035 tentara bayaran asing telah dibunuh oleh pasukan Rusia dan 912 melarikan diri dari Ukraina, meninggalkan 4.877 yang aktif di kota-kota Kiev, Kharkiv, Odessa, Nikolaev dan Mariupol.

Konashenkov mengatakan sekitar 400 dari tentara bayaran asing itu tetap bergabung dengan batalion nasionalis Ukraina di kota pelabuhan Mariupol yang terkepung.

Dengan sebagian besar kota di bawah kendali Rusia, pasukan asing itu telah berlindung di pabrik metalurgi Azovstal yang luas, sebuah kompleks pabrik raksasa yang dibangun Soviet yang tersebar di area 11 kilometer persegi.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1574 seconds (0.1#10.140)