Standar Ganda Konflik Ukraina Bikin Bos WHO Kesal

Kamis, 14 April 2022 - 21:33 WIB
loading...
Standar Ganda Konflik Ukraina Bikin Bos WHO Kesal
Standar ganda konflik Ukraina bikin Sekjen WHO kesal. Foto/Ilustrasi
A A A
JENEWA - Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus mengungkapkan kekesalannya bahwa konflik di belahan dunia lain, termasuk negara asalnya, Ethiopia , tidak mendapat banyak perhatian internasional seperti peristiwa di Ukraina .

“Saya tidak tahu apakah dunia benar-benar memberikan perhatian yang sama pada kehidupan hitam dan putih,” katanya dalam konferensi pers virtual, seperti dikutip dari Russia Today, Kamis (14/4/2022).

Ia mengakui krisis di Ukraina patut mendapat perhatian karena itu berdampak pada seluruh dunia, tetapi menambahkan bahwa bahkan sebagian kecil dari perhatian itu tidak diberikan kepada Tigray di Ethiopia, Yaman, Afghanistan dan Suriah dan sisanya.



“Saya harus terus terang dan jujur bahwa dunia tidak memperlakukan umat manusia dengan cara yang sama. Beberapa lebih setara dari yang lain. Dan ketika saya mengatakan ini, itu menyakitkan saya. Karena saya melihatnya. Sangat sulit untuk diterima tetapi itu terjadi,” kata bos WHO itu.

Operasi militer Rusia di Ukraina telah menjadi berita utama di seluruh dunia selama hampir dua bulan. Ini mendorong Amerika Serikat (AS), Uni Eropa dan sekutu mereka untuk menjatuhkan sanksi kejam terhadap Moskow dan mengatur pengiriman senjata dan bantuan kemanusiaan ke Kiev.

Banyak merek internasional - dari Apple hingga McDonald's - juga telah menangguhkan operasi mereka di Rusia.



Ghebreyesus mencatat bahwa di negara asalnya Etiopia, sebenarnya, pengepungan oleh pasukan Etiopia dan Eritrea di wilayah Tigray yang memisahkan diri terus berlanjut.

"Orang-orang di Tigray berisiko kelaparan karena tidak mendapatkan bantuan kemanusiaan yang cukup dan diperlakukan dengan kasar oleh lawan-lawan mereka," ujarnya.

“Orang-orang dibakar hidup-hidup… karena etnis mereka… tanpa kejahatan apapun,” imbuhnya.

Namun konflik berdarah, yang telah berlangsung sejak 2020 setelah pemerintah federal melancarkan operasi militer terhadap kelompok separatis pemberontak, Front Pembebasan Rakyat Tigray (TPLF), tampaknya tidak terlalu menarik minat masyarakat internasional, menurut laporan resmi.



“Saya berharap dunia kembali ke akal sehatnya dan memperlakukan semua kehidupan manusia secara setara… karena setiap kehidupan itu berharga,” dia bersikeras.

Ini bukan pertama kalinya Ghebreyesus membunyikan alarm atas ketidaksetaraan dalam skala global.

Selama puncak pandemi COVID-19 tahun lalu, ia mengecam negara-negara kaya karena menimbun vaksin untuk diri mereka sendiri dan meninggalkan negara-negara miskin dengan tangan kosong.

"Perilaku seperti itu tidak hanya tidak adil, tetapi juga kontraproduktif dalam menangani penyebaran virus," katanya saat itu.

(ian)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1353 seconds (0.1#10.140)