Rusia Tiba-tiba Ancam Serang Ibu Kota Ukraina Lagi
loading...
A
A
A
MOSKOW - Rusia tiba-tiba mengancam akan menyerang Ibu Kota Ukraina , Kiev, kembali setelah tentaranya hengkang belum lama ini.
Ancaman ini muncul setelah pasukan Kiev dituduh melakukan serangan di dalam wilayah Rusia. Ancaman dikeluarkan oleh Kementerian Pertahanan Rusia pada Rabu malam.
“Kami telah melihat upaya sabotase dan serangan oleh militer Ukraina terhadap fasilitas di wilayah Rusia. Jika upaya seperti itu berlanjut, Angkatan Bersenjata Federasi Rusia akan menyerang pusat pengambilan keputusan, termasuk Kiev–sesuatu yang sejauh ini kami hindari,” kata juru bicara kementerian tersebut, Mayor Jenderal Igor Konashenkov, yang dilansir Russia Today, Kamis (14/4/2022).
Konashenkov tidak merinci serangan atau upaya sabotase mana yang dia maksud. Namun, pada hari Senin lalu, Rusia menyatakan peringatan terorisme yang meningkat di tiga wilayah yang berbatasan dengan Ukraina–Bryansk, Kursk dan Belgorod–dan beberapa kota perbatasan di wilayah Krasnodar, Voronezh dan Crimea.
Menurut laporan media lokal, pertahanan udara di wilayah Belgorod sangat aktif selama seminggu terakhir.
Kiev pertama kali mengeklaim dan kemudian membantah serangan 1 April oleh dua helikopter terhadap depot bahan bakar di selatan kota Belgorod, yang tidak mengakibatkan cedera atau kematian tetapi menyebabkan kerusakan material yang luas.
Pihak berwenang Rusia juga sedang menyelidiki serangan roket 29 Maret dengan sedikitnya tiga rudal Tochka-U yang ditembakkan dari Ukraina ke sebuah unit militer di dekat Belgorod.
Dalam serangan 29 Maret, munisi tandan yang dilarang secara internasional melukai delapan warga Rusia dan merusak 21 kendaraan serta beberapa bangunan.
Sementara itu, kepala intelijen militer Ukraina menunjuk pada peringatan terorisme yang meningkat sebagai bukti bahwa Rusia merencanakan serangan "bendera palsu" terhadap warganya sendiri untuk meningkatkan dukungan yang diduga lesu untuk operasi militer di Ukraina.
“Mereka merencanakan ledakan di rumah-rumah Rusia atau serangan roket, menyalahkan mereka pada [militer Ukraina] atau batalion sukarelawan, untuk melukiskan gambaran emosional 'kekejaman nasionalis Ukraina',” kata Mayor Jenderal Kirill Budanov, kepala intelijen Direktorat Kementerian Pertahanan Ukraina.
"Semuanya untuk memanipulasi Rusia secara emosional dan membuat mereka lebih melawan Ukraina.”
Rusia menyerang Ukraina sejak 24 Februari dan hingga kini sudah ribuan orang tewas. Moskow telah mengubah perangnya dengan hanya fokus pada wilayah Ukraina timur.
Ancaman ini muncul setelah pasukan Kiev dituduh melakukan serangan di dalam wilayah Rusia. Ancaman dikeluarkan oleh Kementerian Pertahanan Rusia pada Rabu malam.
“Kami telah melihat upaya sabotase dan serangan oleh militer Ukraina terhadap fasilitas di wilayah Rusia. Jika upaya seperti itu berlanjut, Angkatan Bersenjata Federasi Rusia akan menyerang pusat pengambilan keputusan, termasuk Kiev–sesuatu yang sejauh ini kami hindari,” kata juru bicara kementerian tersebut, Mayor Jenderal Igor Konashenkov, yang dilansir Russia Today, Kamis (14/4/2022).
Konashenkov tidak merinci serangan atau upaya sabotase mana yang dia maksud. Namun, pada hari Senin lalu, Rusia menyatakan peringatan terorisme yang meningkat di tiga wilayah yang berbatasan dengan Ukraina–Bryansk, Kursk dan Belgorod–dan beberapa kota perbatasan di wilayah Krasnodar, Voronezh dan Crimea.
Menurut laporan media lokal, pertahanan udara di wilayah Belgorod sangat aktif selama seminggu terakhir.
Kiev pertama kali mengeklaim dan kemudian membantah serangan 1 April oleh dua helikopter terhadap depot bahan bakar di selatan kota Belgorod, yang tidak mengakibatkan cedera atau kematian tetapi menyebabkan kerusakan material yang luas.
Pihak berwenang Rusia juga sedang menyelidiki serangan roket 29 Maret dengan sedikitnya tiga rudal Tochka-U yang ditembakkan dari Ukraina ke sebuah unit militer di dekat Belgorod.
Dalam serangan 29 Maret, munisi tandan yang dilarang secara internasional melukai delapan warga Rusia dan merusak 21 kendaraan serta beberapa bangunan.
Sementara itu, kepala intelijen militer Ukraina menunjuk pada peringatan terorisme yang meningkat sebagai bukti bahwa Rusia merencanakan serangan "bendera palsu" terhadap warganya sendiri untuk meningkatkan dukungan yang diduga lesu untuk operasi militer di Ukraina.
“Mereka merencanakan ledakan di rumah-rumah Rusia atau serangan roket, menyalahkan mereka pada [militer Ukraina] atau batalion sukarelawan, untuk melukiskan gambaran emosional 'kekejaman nasionalis Ukraina',” kata Mayor Jenderal Kirill Budanov, kepala intelijen Direktorat Kementerian Pertahanan Ukraina.
"Semuanya untuk memanipulasi Rusia secara emosional dan membuat mereka lebih melawan Ukraina.”
Rusia menyerang Ukraina sejak 24 Februari dan hingga kini sudah ribuan orang tewas. Moskow telah mengubah perangnya dengan hanya fokus pada wilayah Ukraina timur.
(min)