Terungkap, Israel Ingin Tolong Assad dengan Imbalan Usir Iran dari Suriah
loading...
A
A
A
TEL AVIV - Israel ternyata pernah berencana menolong Presiden Suriah Bashar al-Assad kembali ke posisi yang baik di masyarakat internasional. Imbalannya, dia harus mengusir pasukan Iran dari Suriah.
Rencana menolong Assad itu muncul dari Israel ketika dipimpin Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.
Bahkan, Netanyahu saat itu berencana untuk menormalkan kembali hubungan Israel dengan Suriah.
Rencana Netanyahu itu diungkap surat kabar Israel Hayom, Senin (4/4/2022).
Laporan itu diperkuat dengan keputusan Perdana Menteri Israel saat ini, Naftali Bennett, yang baru-baru ini membatalkan rencana pendahulunya untuk mengembalikan Assad ke komunitas internasional.
Laporan tentang rencana Netanyahu itu dimulai dari pertemuan puncak yang diadakan di kota Yerusalem tiga tahun lalu–dihadiri oleh penasihat keamanan nasional Amerika Serikat (AS), Israel, dan Rusia.
Rencana Netanyahu didasarkan pada asumsi bahwa rezim Suriah telah memperoleh supremasi atas semua kelompok oposisi dengan merebut kembali sebagian besar wilayahnya sepanjang perang, dan tidak lagi membutuhkan pasukan darat yang didukung Iran.
Laporan surat kabar itu juga mengutip seorang pejabat Israel yang tidak disebutkan namanya, yang mengatakan bahwa Penasihat Keamanan Nasional Israel saat itu, Meir Ben-Shabbat, memperkenalkan rencana multi-langkah kepada rekannya kala itu dari Amerika, John Bolton, dan kepala Dewan Keamanan Rusia, Nikolai Patrushev.
Rencana tersebut bertujuan agar Assad menyerukan semua pasukan asing untuk mundur dari Suriah–termasuk sekutunya.
Rencana menolong Assad itu muncul dari Israel ketika dipimpin Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.
Bahkan, Netanyahu saat itu berencana untuk menormalkan kembali hubungan Israel dengan Suriah.
Rencana Netanyahu itu diungkap surat kabar Israel Hayom, Senin (4/4/2022).
Laporan itu diperkuat dengan keputusan Perdana Menteri Israel saat ini, Naftali Bennett, yang baru-baru ini membatalkan rencana pendahulunya untuk mengembalikan Assad ke komunitas internasional.
Laporan tentang rencana Netanyahu itu dimulai dari pertemuan puncak yang diadakan di kota Yerusalem tiga tahun lalu–dihadiri oleh penasihat keamanan nasional Amerika Serikat (AS), Israel, dan Rusia.
Rencana Netanyahu didasarkan pada asumsi bahwa rezim Suriah telah memperoleh supremasi atas semua kelompok oposisi dengan merebut kembali sebagian besar wilayahnya sepanjang perang, dan tidak lagi membutuhkan pasukan darat yang didukung Iran.
Laporan surat kabar itu juga mengutip seorang pejabat Israel yang tidak disebutkan namanya, yang mengatakan bahwa Penasihat Keamanan Nasional Israel saat itu, Meir Ben-Shabbat, memperkenalkan rencana multi-langkah kepada rekannya kala itu dari Amerika, John Bolton, dan kepala Dewan Keamanan Rusia, Nikolai Patrushev.
Rencana tersebut bertujuan agar Assad menyerukan semua pasukan asing untuk mundur dari Suriah–termasuk sekutunya.