NATO Terpecah Soal Bantuan Militer untuk Ukraina

Rabu, 30 Maret 2022 - 13:48 WIB
loading...
NATO Terpecah Soal Bantuan Militer untuk Ukraina
NATO terpecah soal bantuan militer untuk Ukraina. Foto/Ilustrasi
A A A
BRUSSELS - Sejumlah negara NATO sangat tidak setujuterkait sejauh mana bantuan militer yang harus diberikan blok pimpinan Amerika Serikat (AS) itu kepada Ukraina dan prospek pembicaraan dengan Rusia . Begitu laporan Bloomberg pada awal pekan ini, mengutip banyak sumber dan dokumen.

Beberapa anggota dikatakan "bersikeras" untuk menghindari perang langsung dengan Rusia, dan bahkan memberi kesan Presiden Vladimir Putin mungkin menggunakan senjata pemusnah massal jika mereka mempersenjatai Ukraina terlalu berat.

Seorang pejabat Prancis dikutip mengatakan bahwa mengirim tank dan pesawat akan "menuangkan minyak ke api." Sebuah dokumen dijelaskan oleh Bloomberg yang menyatakan bahwa beberapa negara Eropa Barat berpandangan bahwa pengiriman senjata ke Kiev harus dibatasi, karena kekhawatiran bahwa perang dapat meningkat di luar kendali.



"Sebaliknya, para pemimpin Inggris, negara-negara Baltik, dan sebagian besar negara Eropa Timur meminta sekutu untuk mengirim lebih banyak persenjataan ke Ukraina, termasuk kemampuan anti-pesawat," bunyi laporan itu seperti dikutip dari Russia Today, Rabu (30/3/2022).

Negara-negara Barat telah memasok Ukraina dengan senjata, termasuk anti-tank portabel dan sistem pertahanan udara, granat tangan, dan senapan mesin, serta pelindung tubuh dan perlengkapan lainnya.

Meski begitu, mereka telah menolak permohonan Kiev yang berulang kali untuk menyediakannya jet tempur atau menerapkan zona larangan terbang, yang berarti menembak jatuh pesawat tempur Rusia yang terbang di atas Ukraina.

Subjek debat internal lainnya yang dilaporkan adalah dialog langsung dengan Moskow. Presiden Prancis Emmanuel Macron dan Kanselir Jerman Olaf Scholz telah melakukan beberapa panggilan telepon dengan Putin sejak dimulainya serangan Rusia di Ukraina pada 24 Februari.

"Beberapa anggota NATO percaya bahwa upaya untuk menengahi perdamaian ini kontraproduktif dan dapat dimainkan di tangan Putin,” tulis Bloomberg mengutip sebuah dokumen.

Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1726 seconds (0.1#10.140)