Rusia Bantah Lakukan Kejahatan Perang di Ukraina

Jum'at, 18 Maret 2022 - 21:14 WIB
loading...
Rusia Bantah Lakukan...
Gedung teater Mariupol luluh lantak, diduga terkena serangan Rusia. Foto/The Guardian
A A A
NEW YORK - Duta Besar Rusia untuk PBB Vassily Nebenzia membantah tuduhan Barat bahwa Rusia melakukan kejahatan perang di Ukraina , termasuk klaim bahwa mereka menembaki sebuah teater dan sebuah masjid di Mariupol.

Mariupol berada di bawah kendali pasukan Ukraina dan berada dalam pengepungan tentara Rusia. Kota itu telah menjadi lokasi pertempuran sengit dalam beberapa pekan terakhir.

"Presiden dana masjid, Masjid Sultan Suleiman di Mariupol, membantah fakta bahwa masjid Turki dengan 80 orang ditembaki oleh Rusia dari timur," kata Nebenzia dalam pertemuan Dewan Keamanan PBB seperti dilansir dari Sputnik, Jumat (18/3/2022).



Rusia telah dituduh oleh Barat selama beberapa hari terakhir membunuh warga sipil di sejumlah kota Ukraina di tengah operasi militer khusus Rusia yang sedang berlangsung. Pasukan Rusia di Ukraina telah dituduh menembaki obyek-obyek sipil di Mariupol serta menghalangi evakuasi pengungsi dari kota.

Nebenzia menyebut tuduhan Barat bahwa Rusia memaksa orang-orang dari Mariupol dan kota-kota Ukraina lainnya ke Rusia sebagai "kebohongan yang telanjang". Dia mencatat bahwa hanya selama 24 jam sebelumnya saja Rusia berhasil memastikan evakuasi lebih dari 31.000 warga sipil, termasuk 89 warga negara asing, ke wilayah Federasi Rusia sementara beberapa pengungsi menolak untuk pergi ke wilayah yang dikuasai Kiev.

Nebenzia juga membantah klaim Barat bahwa Rusia diduga menyerang Teater Drama Mariupol tempat ratusan warga sipil mencari perlindungan. Dia menambahkan bahwa menurut informasi yang tersedia secara luas yang diberikan oleh penduduk Mariupol, yang melarikan diri dari kota, batalyon nasionalis Ukraina Azov menggunakan bangunan itu untuk menimbulkan provokasi dan menyalahkan pasukan Rusia. Apalagi militer Rusia tidak pernah menganggap teater sebagai sasaran serangan dalam operasi mereka.



Sehubungan dengan laporan bahwa pasukan Rusia telah membunuh setidaknya 10 warga sipil dalam antrian roti di Chernigov, Nebenzia mencatat bahwa tidak ada pasukan Rusia di kota itu sementara ada ribuan penduduk setempat yang dipersenjatai oleh pemerintah Ukraina yang membuat kekacauan di mana-mana.

Pada 24 Februari, Rusia meluncurkan operasi militer khusus di Ukraina setelah permintaan bantuan dari Republik Rakyat Donetsk dan Lugansk untuk melindungi mereka dari serangan intensif oleh pasukan Ukraina.

Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan operasi khusus hanya menargetkan infrastruktur militer Ukraina dan penduduk sipil tidak dalam bahaya. Rusia mengatakan tidak memiliki rencana untuk menduduki Ukraina.

(ian)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1202 seconds (0.1#10.140)