Enam Anak Tewas dalam Serangan Pasukan Khusus AS di Suriah: Ada Darah di Mana-mana

Kamis, 03 Februari 2022 - 22:19 WIB
loading...
Enam Anak Tewas dalam...
Enam anak tewas dalam serangan pasukan khusus AS di Suriah. Foto/Daily Beast
A A A
DAMASKUS - Serangan kontraterorisme Amerika Serikat (AS) di Suriah dilaporkan telah menewaskan enam anak dan empat wanita, menurut responden pertama di tempat kejadian. Foto dan video mengerikan menunjukkan genangan darah dan bagian tubuh yang berserakan di tanah.

Pasukan Khusus AS melakukan serangan mematikan selama dua jam di desa Atmeh di barat laut Suriah Kamis pagi. Berbicara kepada AP, penduduk menggambarkan letusan suara dari helikopter, ledakan dan tembakan senapan mesin sebagai bagian dari operasi AS yang tampaknya menargetkan sebuah rumah berlantai dua yang dikelilingi oleh pohon zaitun.

Tidak diketahui mengapa rumah itu menjadi sasaran, tetapi Pentagon menggambarkan operasi itu sebagai serangan kontraterorisme skala besar. Dalam sebuah pernyataan singkat, sekretaris pers Pentagon John Kirby menyatakan misi itu berhasil, dan menambahkan: "Tidak ada korban (warga) AS," katanya.

Namun, Pertahanan Sipil Suriah, sekelompok relawan responden pertama yang dikenal sebagai White Helmets, menggambarkan adegan yang kacau di mana enam anak dan empat wanita termasuk di antara 13 orang yang tewas dalam serangan itu.



"Ada darah di mana-mana," kata seorang saksi yang tinggal di dekat lokasi serangan kepada Reuters.

Rekaman dari saluran berita Suriah menunjukkan lantai atas rumah sebagian besar hancur dalam operasi tersebut. Di bagian gedung yang masih berdiri, darah dan bagian tubuh terlihat berceceran di lantai, dan video yang diulas oleh Reuters menunjukkan mayat dua anak.

Foto-foto dari rumah yang hancur menunjukkan bukti bahwa ada anak-anak di dekatnya. Sebuah tempat tidur bayi dari kayu terlihat di lantai satu kamar tidur yang hancur, ayunan plastik masih tergantung di salah satu dinding yang menahan tembakan, dan boneka yang rusak diperlihatkan di tanah.

Penduduk desa, Omar Saleh, mengatakan kepada AP bahwa jendelanya mulai bergetar pada pukul 01:10 dini hari waktu setempat ketika helikopter terbang di atas rumahnya, kemudian sebuah pengeras suara membunyikan pengumuman yang memerintahkan para wanita untuk meninggalkan daerah itu.

Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1256 seconds (0.1#10.140)