Targetkan Putin, Senat AS Selangkah Lagi Setujui Induk dari Semua Sanksi

Senin, 31 Januari 2022 - 11:32 WIB
loading...
Targetkan Putin, Senat...
Presiden Rusia Vladimir Putin jadi target induk dari semua sanksi Amerika Serikat terkait kekhawatiran Rusia akan menginvasi Ukraina. Foto/REUTERS
A A A
WASHINGTON - Senat Amerika Serikat (AS) selangkah lagi menyetujui "induk dari semua sanksi" terhadap Presiden Rusia Vladimir Putin . Hal itu disampaikan para pemimpin Komite Hubungan Luar Negeri Senat pada hari Minggu.

Para politisi Amerika itu memperingatkan bahwa tidak akan ada peredaan ketika pemimpin Rusia mempertimbangkan invasi ke Ukraina.

"Kita tidak dapat memiliki momen Munich lagi,” kata ketua panel Senat dari Partai Demokrat, Bob Menendez dalam program "State of the Union" CNN, mengacu pada perjanjian 1938 di mana sekutu menyerahkan sebagian Cekoslowakia kepada Hitler, percaya itu akan mencegah perang.

“Putin tidak akan berhenti jika dia yakin Barat tidak akan merespons,” kata Menendez.

“Kami melihat apa yang dia lakukan pada tahun 2008 di Georgia, kami melihat apa yang dia lakukan pada tahun 2014 dalam mengejar Crimea. Dia tidak akan berhenti," ujarnya, yang dikutip The Guardian, Senin (31/1/2022).



Menendez mengatakan dia yakin negosiasi bipartisan untuk sanksi berat "berada di garis satu yard", meskipun ada ketidaksepakatan dengan Partai Republik mengenai apakah tindakan harus diberlakukan sebelum atau setelah invasi Rusia.

Ketegangan di perbatasan Ukraina terus meningkat, di mana kantor berita Reuters melaporkan peningkatan pasukan militer Rusia termasuk pasokan darah untuk mengantisipasi korban.

Juru bicara Pentagon, John Kirby, mengatakan kepada Fox News Sunday: “Putin memiliki banyak opsi yang tersedia baginya jika dia ingin menginvasi Ukraina lebih lanjut."

"Dan dia dapat mengeksekusi beberapa opsi itu dalam waktu dekat. Itu bisa benar-benar terjadi, jujur, kapan saja," ujar Kirby.

Berusaha menunjukkan tekad bipartisan, Menendez memberi CNN wawancara bersama dengan anggota komite dari Partai Republik, James Risch.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1181 seconds (0.1#10.140)