Akun WeChat PM Morrison Diblokir, Australia Tuduh China Terlibat
loading...
A
A
A
CANBERRA - Ketua komite intelijen parlemen Australia menuduh China mengganggu demokrasi Negeri Kanguru setelah akun WeChat Perdana Menteri (PM) Scott Morrison diduga diblokir.
Senator Victoria James Paterson yang menjabat sebagai ketua Komite Gabungan Parlemen Australia untuk Intelijen dan Keamanan mengklaim pada Senin (24/1/2022) bahwa Morrison tidak dapat mengakses akunnya di jejaring sosial China itu selama beberapa bulan.
“Pandangan saya, mengingat WeChat adalah perusahaan yang dikontrol ketat oleh Partai Komunis China, ini berarti campur tangan asing dalam demokrasi kita, dan tidak kurang pada tahun pemilu,” ungkap Paterson selama wawancara dengan 4BC.
“Sangat memprihatinkan bahwa mereka berusaha menghukum perdana menteri, dan mencegahnya memposting di sana, tetapi mereka terus mengizinkan (pemimpin oposisi Australia) Anthony Albanese untuk memposting di sana, dan memposting serangannya terhadap pemerintah di sana, yang sekarang tidak dapat kami tanggapi,” papar dia.
Paterson meminta semua politisi Australia memboikot WeChat sebagai tanggapan, dengan menegaskan, "Tidak ada yang harus melegitimasi sensor mereka dan kendali mereka atas debat publik kita."
The South China Morning Post melaporkan pada Senin bahwa mereka tidak dapat menemukan akun Morrison di WeChat di China, sementara Albanese mengatakan kepada 4BC bahwa dia khawatir dengan "implikasi keamanan nasional" yang mungkin ditimbulkan oleh dugaan pemblokiran.
Albanese mencatat, bagaimanapun, bahwa Australia belum "mendengar apa pun dari perdana menteri sendiri tentang masalah ini."
Dia akan berbicara dengan Morrison secara langsung tentang masalah itu "daripada seorang anggota parlemen backbench" yang jadi sebutan bagi Paterson.
Politisi di Australia dilaporkan menggunakan media sosial China untuk menjangkau warga China Australia, yang mewakili minoritas signifikan dari populasi Australia.
Anggota parlemen Partai Liberal kelahiran Hong Kong Gladys Liu mengumumkan pada Senin (24/1/2022) bahwa dia tidak akan lagi menggunakan WeChat sebagai protes atas dugaan pemblokiran, menuduh China “campur tangan” dalam demokrasi Australia.
Distrik Liu di Chisholm memiliki populasi China-Australia yang besar, dengan 19,7% dari mereka yang melaporkan keturunan China atau ribuan orang lebih banyak daripada di distrik dengan keturunan Inggris dan Australia.
Senator Victoria James Paterson yang menjabat sebagai ketua Komite Gabungan Parlemen Australia untuk Intelijen dan Keamanan mengklaim pada Senin (24/1/2022) bahwa Morrison tidak dapat mengakses akunnya di jejaring sosial China itu selama beberapa bulan.
“Pandangan saya, mengingat WeChat adalah perusahaan yang dikontrol ketat oleh Partai Komunis China, ini berarti campur tangan asing dalam demokrasi kita, dan tidak kurang pada tahun pemilu,” ungkap Paterson selama wawancara dengan 4BC.
“Sangat memprihatinkan bahwa mereka berusaha menghukum perdana menteri, dan mencegahnya memposting di sana, tetapi mereka terus mengizinkan (pemimpin oposisi Australia) Anthony Albanese untuk memposting di sana, dan memposting serangannya terhadap pemerintah di sana, yang sekarang tidak dapat kami tanggapi,” papar dia.
Paterson meminta semua politisi Australia memboikot WeChat sebagai tanggapan, dengan menegaskan, "Tidak ada yang harus melegitimasi sensor mereka dan kendali mereka atas debat publik kita."
The South China Morning Post melaporkan pada Senin bahwa mereka tidak dapat menemukan akun Morrison di WeChat di China, sementara Albanese mengatakan kepada 4BC bahwa dia khawatir dengan "implikasi keamanan nasional" yang mungkin ditimbulkan oleh dugaan pemblokiran.
Albanese mencatat, bagaimanapun, bahwa Australia belum "mendengar apa pun dari perdana menteri sendiri tentang masalah ini."
Dia akan berbicara dengan Morrison secara langsung tentang masalah itu "daripada seorang anggota parlemen backbench" yang jadi sebutan bagi Paterson.
Politisi di Australia dilaporkan menggunakan media sosial China untuk menjangkau warga China Australia, yang mewakili minoritas signifikan dari populasi Australia.
Anggota parlemen Partai Liberal kelahiran Hong Kong Gladys Liu mengumumkan pada Senin (24/1/2022) bahwa dia tidak akan lagi menggunakan WeChat sebagai protes atas dugaan pemblokiran, menuduh China “campur tangan” dalam demokrasi Australia.
Distrik Liu di Chisholm memiliki populasi China-Australia yang besar, dengan 19,7% dari mereka yang melaporkan keturunan China atau ribuan orang lebih banyak daripada di distrik dengan keturunan Inggris dan Australia.
(sya)