Rusia Keukeuh Minta NATO Setop Ekspansi ke Eropa Timur

Jum'at, 21 Januari 2022 - 21:00 WIB
loading...
Rusia Keukeuh Minta NATO Setop Ekspansi ke Eropa Timur
Rusia bersikeras meminta NATO setop ekspansi ke Eropa Timur. Foto/Ilustrasi
A A A
JENEWA - Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov bertemu dengan timpalannya dari Amerika Serikat (AS) Antony Blinken di Jenewa, Swiss, untuk sekali lagi mencoba mengakhiri ketegangan di perbatasan Ukraina .

Dalam pertemuan tersebut, Lavrov menegaskan kembali permintaan Moskow agar NATO menghentikan ekspansi berkelanjutannya. Hal itu diungkapkannya pada konferensi pers setelah pembicaraan.

“Mengenai pendekatan prinsip kami terhadap perlunya NATO untuk menghentikan ekspansi berkelanjutannya ke timur, kami mengulanginya," kata Lavrov.

"Antony Blinken mengulangi posisinya tentang hak negara untuk memilih aliansi dan saya, seperti yang telah saya katakan, bertanya-tanya bagaimana Amerika akan memenuhi kewajibannya dalam OSCE, yang disetujui pada tingkat tertinggi bersama dengan hak untuk memilih aliansi, termasuk kewajiban untuk tidak memperkuat keamanan seseorang dengan mengorbankan keamanan orang lain," sambungnya.



"Dia berjanji untuk menjelaskan sikap AS terhadap pelaksanaan kewajiban ini," ujar Lavrov seperti dikutip dari kantor berita Rusia, TASS, Jumat (21/1/2022).

Diplomat top Rusia itu sekali lagi menjelaskan mengapa masalah ekspansi NATO sangat penting bagi Moskow.

“Mengenai perlunya menghentikan ekspansi NATO, banyak yang bertanya mengapa kami menganggapnya penting. Itu hanya karena blok itu awalnya ditujukan untuk Uni Soviet dan sekarang bertindak melawan Rusia, yang menurut dokumen doktrinalnya,” jelas Lavrov.

“Ini contohnya: ketika negara-negara Eropa Timur, yaitu Polandia dan negara-negara Baltik, berusaha untuk bergabung dengan NATO, kami memperingatkan Barat bahwa itu akan menjadi kesalahan karena sama sekali tidak akan meningkatkan keamanan NATO dan hanya akan memicu sentimen ekstremis," tuturnya.



"Namun, kami berulang kali diyakinkan bahwa itu adalah sebaliknya dan ketika negara-negara itu bergabung dengan NATO, fobia era Soviet mereka akan berkurang dan mereka akan berubah menjadi tetangga damai kami. Namun, yang terjadi sebaliknya," Lavrov menekankan.

Menurutnya, minoritas Russophobic yang dipimpin oleh Polandia dan negara-negara Baltik menguasai hari demi hari tidak hanya di NATO tetapi juga di Uni Eropa, membuatnya mengejar kebijakan anti-Rusia yang sia-sia dalam segala hal.

Sebelumnya, pada 17 Desember lalu Kementerian Luar Negeri Rusia merilis rancangan perjanjian tentang jaminan keamanan antara Rusia dan AS serta rancangan perjanjian untuk memastikan keamanan Rusia dan negara-negara anggota NATO.

Konsultasi mengenai masalah ini berlangsung di Jenewa pada 10 Januari, diikuti oleh pertemuan Dewan Rusia-NATO di Brussel pada 12 Januari dan sesi Dewan Tetap Organisasi untuk Keamanan dan Kerjasama di Eropa (OSCE) di Wina pada 13 Januari.



Namun semua pertemuan itu berujung pada kebuntuan dengan AS dan NATO menolak tuntutan Rusia.

(ian)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2073 seconds (0.1#10.140)