Pembicaraan dengan Rusia Tanpa Hasil, Pejabat AS: Genderang Perang Telah Terdengar
loading...
A
A
A
Sebelumnya Wakil Menteri Luar Negeri AS Wendy Sherman mengadakan pembicaraan dengan mitranya dari Rusia pada awal pekan ini di Jenewa.
Sherman mengatakan bahwa dalam diskusinya dengan Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Ryabkov, yang berlangsung selama hampir delapan jam, dia menyampaikan konsekuensi ekonomi yang parah yang siap diambil oleh pemerintahan Biden terhadap Moskow.
"Kami sangat siap dan selaras dengan mitra dan sekutu kami untuk membebankan biaya berat itu," kata Sherman kepada wartawan melalui panggilan konferensi setelah pertemuannya dengan Ryabkov pada hari Senin.
“Sanksi itu akan mencakup lembaga keuangan utama, kontrol ekspor yang menargetkan industri utama, peningkatan postur pasukan NATO di wilayah sekutu, dan peningkatan bantuan keamanan ke Ukraina,” tutur Sherman sambil menambahkan bahwa pemerintahan Biden mengoordinasikan langkah-langkah dengan sekutu NATO, Dewan Eropa dan anggota G7.
Sedangkan Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mengatakan bahwa perbedaan signifikan antara NATO dan Moskow tetap ada.
"NATO siap untuk terlibat dalam dialog dengan Rusia, tetapi kami tidak akan berkompromi pada prinsip-prinsip inti. Kami tidak akan berkompromi pada kedaulatan dan integritas teritorial setiap negara di Eropa," kata kepala aliansi itu setelah empat jam pembicaraan dengan para pejabat Rusia.
Sejak 2002, Ukraina telah berusaha masuk ke NATO, di mana klausul Pasal 5 kelompok itu menyatakan bahwa serangan terhadap satu negara anggota dianggap sebagai serangan terhadap mereka semua.
Putin menggambarkan ekspansi NATO ke arah timur sebagai "garis merah" yang menimbulkan ancaman keamanan bagi Moskow. Pejabat Rusia menegaskan kembali dalam konferensi pers terpisah minggu ini bahwa sangat wajib untuk memastikan bahwa Ukraina tidak pernah, tidak akan pernah menjadi anggota NATO.
Sherman mengatakan bahwa dalam diskusinya dengan Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Ryabkov, yang berlangsung selama hampir delapan jam, dia menyampaikan konsekuensi ekonomi yang parah yang siap diambil oleh pemerintahan Biden terhadap Moskow.
"Kami sangat siap dan selaras dengan mitra dan sekutu kami untuk membebankan biaya berat itu," kata Sherman kepada wartawan melalui panggilan konferensi setelah pertemuannya dengan Ryabkov pada hari Senin.
“Sanksi itu akan mencakup lembaga keuangan utama, kontrol ekspor yang menargetkan industri utama, peningkatan postur pasukan NATO di wilayah sekutu, dan peningkatan bantuan keamanan ke Ukraina,” tutur Sherman sambil menambahkan bahwa pemerintahan Biden mengoordinasikan langkah-langkah dengan sekutu NATO, Dewan Eropa dan anggota G7.
Sedangkan Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mengatakan bahwa perbedaan signifikan antara NATO dan Moskow tetap ada.
"NATO siap untuk terlibat dalam dialog dengan Rusia, tetapi kami tidak akan berkompromi pada prinsip-prinsip inti. Kami tidak akan berkompromi pada kedaulatan dan integritas teritorial setiap negara di Eropa," kata kepala aliansi itu setelah empat jam pembicaraan dengan para pejabat Rusia.
Sejak 2002, Ukraina telah berusaha masuk ke NATO, di mana klausul Pasal 5 kelompok itu menyatakan bahwa serangan terhadap satu negara anggota dianggap sebagai serangan terhadap mereka semua.
Putin menggambarkan ekspansi NATO ke arah timur sebagai "garis merah" yang menimbulkan ancaman keamanan bagi Moskow. Pejabat Rusia menegaskan kembali dalam konferensi pers terpisah minggu ini bahwa sangat wajib untuk memastikan bahwa Ukraina tidak pernah, tidak akan pernah menjadi anggota NATO.