Penjaga Perdamaian CSTO di Kazakhstan Sampai Situasi Stabil

Minggu, 09 Januari 2022 - 21:03 WIB
loading...
Penjaga Perdamaian CSTO di Kazakhstan Sampai Situasi Stabil
Penjaga perdamaian CSTO. Foto/Sputnik
A A A
ALMATY - Pasukan penjaga perdamaian dari Organisasi Perjanjian Keamanan Kolektif (CSTO) akan terus memenuhi tugasnya di Kazakhstan sampai situasi di negara itu benar-benar stabil. Hal itu diungkapkan Andrey Serdyukov, komandan yang memimpin upaya penjaga perdamaian CSTO di Kazakhstan.

"Unit Pasukan Penjaga Perdamaian Kolektif akan terus melaksanakan tugas mereka sampai situasi di negara ini benar-benar stabil," kata Serdyukov seperti dilansir dari kantor berita Rusia, TASS, Minggu (9/1/2022).

Lebih jauh Serdyukov mengatakan pasukan penjaga perdamaian CSTO melindungi fasilitas militer, negara bagian dan sosial yang penting di Almaty dan daerah sekitarnya.



"Saat ini, unit pasukan penjaga perdamaian sedang melakukan tugas untuk melindungi fasilitas penting militer, negara, dan sosial penting di kota Almaty dan daerah sekitarnya," lanjut Serdyukov.

Presiden Kazakhstan Kassym-Jomart Tokayev meminta bantuan pasukan penjaga perdamaian setelah pengunjuk rasa menyerbu kantor Wali Kota di kota terbesar di negara itu. Tidak hanya itu, para demonstran juga menyerbut bandara kota.

Gelombang pertama dari sekitar 2.500 tentara pimpinan Rusia telah tiba di Kazakhstan. Beberapa unit penerjun payung bahkan telah tiba di negara itu pada hari Jumat membantu pasukan Kazakhstan dalam merebut kembali bandara kota dari pengunjuk rasa.

Para pejabat di Moskow telah menekankan bahwa pengerahan pasukannya di bawah CSTO bersifat sementara.



Perkembangan terbaru Kementerian Dalam Negeri Kazakhstan mengatakan lebih dari 5.000 orang ditangkap selama aksi protes anti pemerintah.

"Pada titik ini, 5.135 orang telah ditangkap di seluruh Kazakhstan," kata Menteri Dalam Negeri Kazakhstan, Yerlan Turgumbayev.

Selain itu, 16 pasukan keamanan tewas dan 1.300 lainnya terluka. Sumber-sumber pemerintah sebelumnya menyebutkan total 40 orang tewas, termasuk pengunjuk rasa.

Sekitar 400 mobil, sebagian besar mobil polisi, hancur dalam kekerasan tersebut, serta lebih dari 100 pusat perbelanjaan dan bank.

Para tersangka akan menghadapi tuduhan kekerasan terhadap pejabat pemerintah, hooliganisme, pembunuhan dan pencurian, dengan 125 investigasi praperadilan telah dimulai.

(esn)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1226 seconds (0.1#10.140)