Sosok Tokayev, Presiden Kazakhstan yang Sebut Demonstran Teroris dan Layak Dilenyapkan
loading...
A
A
A
Sebagai seorang loyalis Nazarbayev, dia bertanggung jawab untuk meningkatkan hubungan dengan tiga mitra utama Kazakhstan–Rusia, China, dan Amerika Serikat.
Mengutip The Guardian, Sabtu (8/1/2022), dia bertemu secara teratur dengan utusan AS dan membantu Kazakhstan melepaskan bom nuklir era komunis yang diwarisinya.
Beberapa komentar pribadi Tokayev sekarang tampak ironis. Pada makan siang tahun 2005, dia memberi tahu duta besar AS bahwa Revolusi Oranye yang populer seperti yang terlihat di republik pasca-Soviet lainnya "tidak mungkin" di Kazakhstan.
Negara itu, katanya, berkomitmen untuk "reformasi politik" dan desentralisasi. Komentar pribadi itu terungkap dari kabel diplomatik AS yang bocor.
Selanjutnya posisi tinggi dia raih. Dia menjadi politisi dan kemudian ketua senat Kazakhstan. Ketika Nazarbayev pensiun pada 2019–setidaknya secara resmi–Tokayev menggantikannya sebagai presiden.
Dua setengah tahun bekerja, dia menghadapi krisis yang lebih parah dari apa pun yang dilihat oleh pendahulunya yang otoriter.
Keputusan Tokayev untuk mengundang pasukan Rusia dan sekutunya untuk memulihkan ketertiban di Kazakhstan membalikkan tahun-tahun di mana negara mayoritas muslim itu dengan hati-hati berusaha untuk menapaki kebijakan luar negeri yang independen, melakukan triangulasi antara Moskow, Washington dan Beijing.
Mulai sekarang, hubungan dengan Barat akan lebih dingin. Mereka yang bersama Rusia tiba-tiba tampak lebih tunduk.
Hubungan keluarga Tokayev terikat dengan sejarah Soviet. Ayahnya, seorang penulis cerita detektif, bertempur dalam Perang Dunia Kedua–Perang Patriotik Hebat, sebagaimana Rusia menyebutnya.
Ibunya adalah seorang guru bahasa di sebuah universitas. Dia bercerai dengan memiliki seorang putra, Timur.
Hobinya antara lain membaca novel, memoar, dan buku tentang politik.
Mengutip The Guardian, Sabtu (8/1/2022), dia bertemu secara teratur dengan utusan AS dan membantu Kazakhstan melepaskan bom nuklir era komunis yang diwarisinya.
Beberapa komentar pribadi Tokayev sekarang tampak ironis. Pada makan siang tahun 2005, dia memberi tahu duta besar AS bahwa Revolusi Oranye yang populer seperti yang terlihat di republik pasca-Soviet lainnya "tidak mungkin" di Kazakhstan.
Negara itu, katanya, berkomitmen untuk "reformasi politik" dan desentralisasi. Komentar pribadi itu terungkap dari kabel diplomatik AS yang bocor.
Selanjutnya posisi tinggi dia raih. Dia menjadi politisi dan kemudian ketua senat Kazakhstan. Ketika Nazarbayev pensiun pada 2019–setidaknya secara resmi–Tokayev menggantikannya sebagai presiden.
Dua setengah tahun bekerja, dia menghadapi krisis yang lebih parah dari apa pun yang dilihat oleh pendahulunya yang otoriter.
Keputusan Tokayev untuk mengundang pasukan Rusia dan sekutunya untuk memulihkan ketertiban di Kazakhstan membalikkan tahun-tahun di mana negara mayoritas muslim itu dengan hati-hati berusaha untuk menapaki kebijakan luar negeri yang independen, melakukan triangulasi antara Moskow, Washington dan Beijing.
Mulai sekarang, hubungan dengan Barat akan lebih dingin. Mereka yang bersama Rusia tiba-tiba tampak lebih tunduk.
Hubungan keluarga Tokayev terikat dengan sejarah Soviet. Ayahnya, seorang penulis cerita detektif, bertempur dalam Perang Dunia Kedua–Perang Patriotik Hebat, sebagaimana Rusia menyebutnya.
Ibunya adalah seorang guru bahasa di sebuah universitas. Dia bercerai dengan memiliki seorang putra, Timur.
Hobinya antara lain membaca novel, memoar, dan buku tentang politik.