Kepala WHO Khawatir Omicron dan Delta Picu Tsunami COVID-19
loading...
A
A
A
Tedros memperbarui peringatan lama bahwa mengakhiri ketidakadilan kesehatan tetap menjadi kunci untuk mengakhiri pandemi. Dia mengatakan bahwa kehilangan target untuk mendapatkan 40% populasi yang divaksinasi tahun ini bukan hanya memalukan secara moral, itu merenggut nyawa dan memberi virus kesempatan untuk beredar tanpa terkendali dan bermutasi.
Ia mengatakan sebagian besar negara-negara meleset dari target karena pasokan terbatas ke negara-negara berpenghasilan rendah untuk sebagian besar tahun dan kemudian vaksin tiba mendekati tanggal kedaluwarsa, tanpa hal-hal seperti jarum suntik.
"Saya masih tetap optimis bahwa ini bisa menjadi tahun kita tidak hanya dapat mengakhiri tahap akut pandemi, tetapi kita juga memetakan jalan menuju keamanan kesehatan yang lebih kuat," kata Tedros.
WHO mengatakan dalam laporan epidemiologi mingguannya bahwa risiko keseluruhan terkait dengan Omicron tetap sangat tinggi. Laporan ini mengutip bukti yang konsisten bahwa Omicron memiliki keunggulan pertumbuhan dibandingkan varian Delta.
Disebutkan bahwa penurunan insiden kasus telah terlihat di Afrika Selatan, dan bahwa data awal dari negara itu, Inggris serta Denmark menunjukkan penurunan risiko rawat inap dengan Omicron. Meski demikian, masih dibutuhkan data yang lebih banyak.
Kepala kedaruratan WHO, Dr. Michael Ryan, menggarisbawahi catatan kehati-hatian itu. Dia mengatakan akan penting dalam beberapa minggu mendatang untuk menekan transmisi kedua varian seminimal mungkin.
Ryan mengatakan bahwa infeksi Omicron sebagian besar dimulai di kalangan anak muda.
“Tetapi apa yang belum kita lihat adalah gelombang Omicron yang sepenuhnya terbentuk pada populasi yang lebih luas. Dan saya sedikit gugup untuk membuat prediksi positif sampai kita melihat seberapa baik perlindungan vaksin akan bekerja pada populasi yang lebih tua dan lebih rentan,” ujarnya.
Ia mengatakan sebagian besar negara-negara meleset dari target karena pasokan terbatas ke negara-negara berpenghasilan rendah untuk sebagian besar tahun dan kemudian vaksin tiba mendekati tanggal kedaluwarsa, tanpa hal-hal seperti jarum suntik.
"Saya masih tetap optimis bahwa ini bisa menjadi tahun kita tidak hanya dapat mengakhiri tahap akut pandemi, tetapi kita juga memetakan jalan menuju keamanan kesehatan yang lebih kuat," kata Tedros.
WHO mengatakan dalam laporan epidemiologi mingguannya bahwa risiko keseluruhan terkait dengan Omicron tetap sangat tinggi. Laporan ini mengutip bukti yang konsisten bahwa Omicron memiliki keunggulan pertumbuhan dibandingkan varian Delta.
Disebutkan bahwa penurunan insiden kasus telah terlihat di Afrika Selatan, dan bahwa data awal dari negara itu, Inggris serta Denmark menunjukkan penurunan risiko rawat inap dengan Omicron. Meski demikian, masih dibutuhkan data yang lebih banyak.
Kepala kedaruratan WHO, Dr. Michael Ryan, menggarisbawahi catatan kehati-hatian itu. Dia mengatakan akan penting dalam beberapa minggu mendatang untuk menekan transmisi kedua varian seminimal mungkin.
Ryan mengatakan bahwa infeksi Omicron sebagian besar dimulai di kalangan anak muda.
“Tetapi apa yang belum kita lihat adalah gelombang Omicron yang sepenuhnya terbentuk pada populasi yang lebih luas. Dan saya sedikit gugup untuk membuat prediksi positif sampai kita melihat seberapa baik perlindungan vaksin akan bekerja pada populasi yang lebih tua dan lebih rentan,” ujarnya.