Karin, Perawat yang Jadi Pekerja Seks untuk Penyandang Disabilitas

Kamis, 18 November 2021 - 16:09 WIB
loading...
Karin, Perawat yang Jadi Pekerja Seks untuk Penyandang Disabilitas
Pusat Informasi Prostitusi (PIC) Amsterdam, tempat para pekerja seks memberikan informasi tentang pekerjaan mereka kepada publik. Foto/Insider
A A A
AMSTERDAM - Karin (57) sebelumnya adalah perawat di Amsterdam, Belanda. Dia memilih berhenti dari pekerjaannya untuk menjadi pekerja seks komersial (PSK) karena ingin membantu memenuhi kebutuhan syahwat pasien penyandang disabilitas.

Dia sekarang bekerja untuk sebuah agensi yang melayani klien penyandang disabilitas dan yang menderita masalah kesehatan.

"Saat saya bekerja, saya tidak berpakaian seperti ini," kata Karin sambil minum kopi di Red Light District (RLD) Amsterdam kepada Insider, Kamis (18/11/2021).



Pada bulan Oktober 2021, Karin mengenakan jeans, sweater, dan riasan minimal untuk hari pertemuan di Pusat Informasi Prostitusi (PIC) Amsterdam di RLD. Pusat tersebut dijalankan oleh pekerja seks yang ingin menginformasikan publik tentang pekerjaan seks di Belanda dan untuk mengakhiri stigma yang mengelilinginya.

Karin bukanlah nama sebenarnya, tapi itulah yang dia gunakan saat bekerja atau saat memberikan "ceramah" kepada publik dan jurnalis di PIC.

Dia mengatakan menggunakan nama samaran dan pakaian yang berbeda—dengan barang-barang tertentu yang terkadang diminta oleh klien—memungkinkan dia untuk memisahkan pekerjaan dari kehidupan pribadinya.

Delapan tahun lalu, Karin bercerita bahwa dia berhenti dari pekerjaannya sebagai perawat untuk menjadi pekerja seks. Sejak itu, dia dipekerjakan oleh agen pendamping—yang dia tidak akan ungkapkan nama perusahaan karena alasan privasi—, yang katanya melayani klien dengan disabilitas dan masalah kesehatan.

Pekerjaan Karin sebelumnya sebagai perawat distrik meliputi merawat pasien di rumah mereka dan orang lain yang tinggal di panti jompo. Dia memperhatikan bahwa ada pasien yang memiliki cacat mental atau fisik, serta ada juga yang memiliki kebutuhan khusus.

"Saya merasa kasihan pada orang-orang ini, karena sebagai perawat Anda tidak dapat membantu mereka kecuali Anda ingin kehilangan pekerjaan," katanya.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1165 seconds (0.1#10.140)