Rusia dan China Teken Kontrak untuk Mengembangkan Helikopter Multiguna

Selasa, 09 November 2021 - 04:00 WIB
loading...
Rusia dan China Teken Kontrak untuk Mengembangkan Helikopter Multiguna
Pabrik perakitan helikopter Rusia. FOTO/TASS
A A A
MOSKOW - Rusia telah menandatangani kontrak dengan China untuk bersama-sama mengembangkan helikopter berat multiguna . Andrey Boginsky, kepala holding Russian Helicopters, mengatakan pada pertemuan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.

"Pada 2016, saat kunjungan Anda ke Beijing, kesepakatan antar pemerintah ditandatangani. Sejak 2008, negosiasi intensif telah berlangsung. Dan tahun ini, pada 25 Juni, kami menandatangani kontrak," kata Boginsky, seperti dikutip dari kantor beria TASS, Senin (8/11/2021).



Menurut Boginsky, pihak Rusia akan mengembangkan beberapa elemen, termasuk transmisi, rotor ekor dan sistem anti-icing. Pengembangan helikopter ini akan memakan waktu sekitar 13 tahun.

Berdasarkan perjanjian antar pemerintah 2016, holding Helikopter Rusia dan perusahaan China Avicopter akan bersama-sama mengembangkan helikopter berat canggih AC332 AHL dan meluncurkan produksi serialnya di China untuk memenuhi permintaan di pasar China.

Sebelumnya, dilaporkan bahwa Avicopter China akan menjadi pengembang utama, sementara Russian Helicopters akan merancang sejumlah bagian penting dari helikopter masa depan.

Pihak China akan melaksanakan pengorganisasian program helikopter berat secara keseluruhan, termasuk desain, konstruksi prototipe, pengujian, sertifikasi, persiapan dan produksi serial, serta promosi helikopter ke pasar dan koordinasi kerja secara keseluruhan. Sementara Holding Rusia akan menyediakan teknologi, serta mengembangkan proposal teknik dan sistem mesin individual berdasarkan kontrak.



Berat lepas landas maksimum helikopter itu adalah 38,2 ton, langit-langit layanan adalah 5.700 meter. Jangkauan penerbangan akan mencapai 630 km, kecepatan maksimum - 300 km/jam. Daya dukung AHL saat kargo ditempatkan di dalam badan pesawat akan menjadi 10 ton, dan 15 ton saat kargo ditempatkan sebagai beban eksternal.

Rusia beralih ke China pada tahun 2014, ketika hubungannya dengan Barat memburuk karena aneksasi Krimea dari Ukraina. China adalah mitra dagang terbesar Rusia dan pengamat Kremlin telah mengamati tanda-tanda kerja sama yang lebih erat antara kedua pemerintah.

Sejak 2014, kedua negara bersama-sama mengembangkan pesawat generasi baru berbadan lebar jarak jauh untuk 250-320 penumpang, yang menurut United Aircraft Corporation milik negara Rusia, akan melakukan penerbangan perdananya pada 2023.
(esn)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1168 seconds (0.1#10.140)