Ini 4 Senjata yang Pernah Dipakai untuk Membunuh Presiden Amerika Serikat

Jum'at, 05 November 2021 - 08:40 WIB
loading...
Ini 4 Senjata yang Pernah...
Tragedi pembunuhan Presiden John F. Kennedy. FOTO/Guardian
A A A
WASHINGTON - Sejarah Amerika Serikat (AS) diwarnai dengan sejumlah upaya pembunuhan terhadap presiden negara adidaya tersebut. Pelaku pembunuhan berasal beragam kalangan dan memiliki alasan masing-masing yang mendorong mereka melakukan tindakan nekat tersebut.

Tercatat ada 4 Presiden AS yang tewas karena terjangan timah panas. Mereka adalah Abraham Lincon (1809-1865), James Abram Garfield (1831-1881), William McKinley (1843-1901), dan John Fitzgerald Kennedy (1917-1963). Satu kesamaan dalam upaya pembunuhan itu, para pelaku menggunakan senjata api yang populer di jamannya.

Seperti diketahui, sejak dulu senjata api bisa dengan mudah didapatkan di AS. Warga negeri Paman Sam bisa mendapatkan senjata api secara legal maupun ilegal. Berikut 4 senjata api yang pernah digunakan untuk membunuh Presiden AS.

Pistol Derringer Kaliber 44

Ini 4 Senjata yang Pernah Dipakai untuk Membunuh Presiden Amerika Serikat


Presiden ke-16 AS, Abraham Lincon menjadi Presiden AS pertama yang tewas akibat terjangan timah panas. Lincoln yang menjabat sejak 4 Maret 1861 hingga 15 April 1865, ditembak oleh seorang aktor pendukung konfederasi, John Wilker Booth pada 14 April 1965.

Lincoln ditembak ketika tengah menyaksikan pertunjukan drama di Teater Ford, Washington DC. Booth menembak Lincoln tepat di bagian kepala belakang. Booth menggunakan pistol Derringer. Pistol kaliber 44 ini hanya bisa satu kali ditembakkan. Derringer bukan pistol yang membuat orang terpesona, tetapi Booth menggunakannya untuk mengubah arah sejarah negara.

Pistol Derringer sangat kecil. Dibuat dari bahan kuningan, pistol Derringer memiliki berat hampir 8 ons. Pistol ini mengeluarkan satu bola timah kaliber 44 dan bisa dengan mudah disembunyikan oleh Booth disakunya. Pistol ini hanya akurat pada jarak dekat.



Pistol British Bulldog Kaliber 44
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1906 seconds (0.1#10.140)