Jenderal Tertinggi Pentagon: Dunia Kini Miliki 3 Kekuatan Besar dan AS Ditantang

Kamis, 04 November 2021 - 07:01 WIB
loading...
Jenderal Tertinggi Pentagon: Dunia Kini Miliki 3 Kekuatan Besar dan AS Ditantang
Ketua Kepala Staf Gabungan Militer AS, Jenderal Mark Milley. Jenderal Milley sebut dunia sekarang memiliki tiga kekuatan besar yang membentuk tri-polar. Foto/REUTERS
A A A
WASHINGTON - Jenderal tertinggi Pentagon, Mark Milley, mengatakan dunia sekarang memiliki tiga kekuatan besar yakni Amerika Serikat (AS), Rusia dan China . Menurutnya, Amerika ditantang dua pesaingnya.

Jenderal Milley, Ketua Kepala Staf Gabungan AS, mengatakan tiga kekuatan besar ini membentuk kembali konfigurasi tri-polar.

Dia kemudian menjelaskan mengapa menurutnya AS harus "memberikan premi" untuk menjaga pengaruhnya.



Berbicara di Forum Keamanan Aspen pada hari Rabu (3/11/2021), Jenderal Milley mengakui bahwa tahun-tahun dominasi AS mungkin akan berakhir.

"Kita memasuki dunia tri-polar dengan AS, Rusia, dan China sebagai kekuatan besar. Hanya dengan memperkenalkan tiga vs dua Anda mendapatkan peningkatan kompleksitas," katanya, seperti dilansir Russia Today.

Milley percaya bahwa menjaga perdamaian di antara kekuatan besar dalam konfigurasi tri-polar akan jauh lebih sulit daripada di masa Perang Dingin, ketika dua kekuatan berselisih.

Teknologi yang berkembang pesat, kata sang jenderal, juga menambah kompleksitas, di mana dunia menjadi berpotensi jauh lebih tidak stabil secara strategis daripada, katakanlah, 40, 50 atau 60 tahun terakhir.

"Apa artinya itu? Itu artinya, menurut saya, kita harus mengutamakan perdamaian kekuatan besar," katanya.

Milley mengatakan Pentagon melihat China sebagai musuh utama di dunia tri-polar seperti itu.

Selama 40 tahun terakhir, Beijing telah secara aktif berinvestasi dalam militernya dan sekarang siap untuk menantang AS, setidaknya di tingkat regional untuk saat ini.

"China jelas menantang kami secara regional, dan aspirasi mereka adalah untuk menantang Amerika Serikat secara global," katanya.

Selama beberapa tahun terakhir, militer China dan AS telah mengalami banyak pertikaian di berbagai wilayah, dengan Laut China Selatan menjadi hotspot untuk insiden semacam itu.



Jalur perairan yang kaya sumber daya, yang tunduk pada klaim teritorial dan maritim yang tumpang tindih itu, adalah salah satu target utama dari apa yang disebut misi "kebebasan navigasi" oleh AS, serta lokasi penumpukan militer China.

Sumber utama ketegangan bilateral lainnya adalah Taiwan, pulau yang memerintah sendiri secara demokratis yang mempertahankan hubungan nyaman dengan Washington—dan diklaim sebagai bagian integral dari China oleh Beijing.

Tahun ini, militer China semakin aktif di sekitar pulau itu. Kapal militer AS juga berulang kali muncul di selat Taiwan, memicu reaksi marah di Beijing dan tuduhan campur tangan dalam urusan internal China.

Milley, bagaimanapun, berpikir bahwa meskipun otot-ototnya aktif, Beijing tidak mungkin mencoba dan merebut kendali Taiwan dengan paksa dalam waktu dekat.

"Berdasarkan analisis saya tentang China, saya tidak berpikir kemungkinan dalam waktu dekat—didefinisikan sebagai, Anda tahu, enam, 12, mungkin 24 bulan, jendela semacam itu," katanya.
(min)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0967 seconds (0.1#10.140)