Jokowi Serukan Implementasi Global Konkrit Tangani Perubahan Iklim
loading...
A
A
A
GLASGOW - Presiden Joko Widodo (Jokowi) berbagi upaya serta pencapaian Indonesia, utamanya dalam sektor kehutanan dan guna lahan (Forest and Land Use/FOLU) di hadapan para pemimpin dunia. Dikatakan Jokowi , dengan menempatkan penanganan perubahan iklim dalam kerangka pembangunan berkelanjutan, sektor kehutanan Indonesia menunjukkan kemajuan yang baik.
"Aksi iklim akan efektif apabila berlandaskan pembangunan berkelanjutan. Untuk Indonesia, we choose to walk the talk," demikian ditekankan oleh Jokowi dalam KTT Iklim UN Framework Convention on Climate Change 26th Conference of the Parties (UNFCCC COP26) di Glasgow, Skotlandia dalam rilis yang diterima Sindonews, Selasa (2/11/2021).
Jokowi mengatakan sektor tersebut yang semula menyumbang 60% emisi Indonesia, kini akan mencapai Carbon Net Sink pada 2030. Selain itu, Indonesia juga telah meningkatkan ambisi iklim, yang dituangkan dalam Updated NDC, dan Strategi Jangka Panjang Pembangunan Rendah Karbon dan Ketahanan Iklim.
Di sektor energi pula, Indonesia terus maju dengan pengembangan ekosistem mobil listrik, pembangkit tenaga surya, energi baru terbarukan, dan industri berbasis clean energy.
Saat ini, Indonesia juga tengah mengembangkan mekanisme Nilai Ekonomi Karbon, untuk menjadi solusi inovatif pendanaan iklim Jokowi juga menyerukan pemberdayaan negara berkembang agar dapat memajukan transisi energy dan teknologi.
“Di tingkat global, kemitraan adalah kunci,” ujar Jokowi.
Beliau juga menegaskan peran negara kepulauan dan negara kecil kepulauan, serta sektor kelautan dan aksi iklim yang dapat didukung antara lain oleh Forum Negara Kepualan dan Pulau Kecil.
Rangkaian pertemuan UNFCCC COP26 merupakan pertemuan tahunan di bawah PBB yang membahas penanganan perubahan iklim di tingkat global. Tahun ini, COP26 membahas isu-isu krusial, yang berkaitan dengan, antara lain, pembahasan perdagangan karbon, strategi jangka panjang (post-2020 Long Term Strategy), dan Common Time Frame NDCs.
"Aksi iklim akan efektif apabila berlandaskan pembangunan berkelanjutan. Untuk Indonesia, we choose to walk the talk," demikian ditekankan oleh Jokowi dalam KTT Iklim UN Framework Convention on Climate Change 26th Conference of the Parties (UNFCCC COP26) di Glasgow, Skotlandia dalam rilis yang diterima Sindonews, Selasa (2/11/2021).
Jokowi mengatakan sektor tersebut yang semula menyumbang 60% emisi Indonesia, kini akan mencapai Carbon Net Sink pada 2030. Selain itu, Indonesia juga telah meningkatkan ambisi iklim, yang dituangkan dalam Updated NDC, dan Strategi Jangka Panjang Pembangunan Rendah Karbon dan Ketahanan Iklim.
Baca Juga
Di sektor energi pula, Indonesia terus maju dengan pengembangan ekosistem mobil listrik, pembangkit tenaga surya, energi baru terbarukan, dan industri berbasis clean energy.
Saat ini, Indonesia juga tengah mengembangkan mekanisme Nilai Ekonomi Karbon, untuk menjadi solusi inovatif pendanaan iklim Jokowi juga menyerukan pemberdayaan negara berkembang agar dapat memajukan transisi energy dan teknologi.
“Di tingkat global, kemitraan adalah kunci,” ujar Jokowi.
Beliau juga menegaskan peran negara kepulauan dan negara kecil kepulauan, serta sektor kelautan dan aksi iklim yang dapat didukung antara lain oleh Forum Negara Kepualan dan Pulau Kecil.
Rangkaian pertemuan UNFCCC COP26 merupakan pertemuan tahunan di bawah PBB yang membahas penanganan perubahan iklim di tingkat global. Tahun ini, COP26 membahas isu-isu krusial, yang berkaitan dengan, antara lain, pembahasan perdagangan karbon, strategi jangka panjang (post-2020 Long Term Strategy), dan Common Time Frame NDCs.
(ian)