Ibu Kota Filipina Kembali Hidup Meski Masih Ada Ancaman Covid-19
loading...
A
A
A
MANILA - Jutaan orang kembali bekerja di ibu kota Filipina, Manila, pada Senin (1/6) saat lockdown mulai dilonggarkan untuk menghidupkan kembali ekonomi yang terpukul akibat wabah virus corona.
Transportasi publik seperti kereta dan bus diizinkan beroperasi di Manila tapi dalam skala terbatas. Para komuter terpaksa menunggu lama selama berjam-jam dan ratusan pekerja terlantar.
"Saya harus kembali bekerja," kata Steven John Cabusao yang berjalan beberapa kilometer pada hari pertama kerja setelah berada di rumah selama 11 pekan.
Cabusao, 24, petugas perawatan di perusahaan penerbangan mengaku perlu mendapat penghasilan dengan kembali bekerja meski khawatir terjangkit virus. "Kekhawatiran terkena virus akan selalu ada," kata dia.
Dengan jumlah kasus tertinggi ketiga dan kematian tertinggi kedua di Asia Tenggara, Filipina mengizinkan bisnis kembali buka dan orang dapat keluar rumah tanpa izin pemerintah.
Kebijakan lockdown di Filipina merupakan salah satu yang paling ketat di dunia, sama dengan yang diterapkan di kota Wuhan, China, asal virus corona itu muncul.
Lockdown di Filipina juga lebih ketat dibandingkan di Italia dan Spanyol sehingga roda ekonomi di sana tiba-tiba terhenti. (Baca Juga: Jurnalis Rusia Jadi Korban Demonstrasi di AS, Moskow Kesal)
Pelonggaran lockdown terlebih dahulu diterapkan di kota-kota sekitar Manila. Pemerintah tampaknya harus menyeimbangkan antara melindungi lebih dari 107 juta orang dan menghidupkan kembali ekonomi yang mengalami penyusutan terbesar dalam lebih dari tiga dekade.
Filipina memiliki total 18.638 kasus infeksi dan 960 orang meninggal akibat corona. (Baca Juga: Trump Disebut Bersembunyi di Bunker Saat Terjadi Demonstrasi di Depan Gedung Putih)
Lihat Juga: Nasib Gembong Narkoba Mary Jane: Nyaris Dieksekusi di Era Jokowi, Dilepaskan di Era Prabowo
Transportasi publik seperti kereta dan bus diizinkan beroperasi di Manila tapi dalam skala terbatas. Para komuter terpaksa menunggu lama selama berjam-jam dan ratusan pekerja terlantar.
"Saya harus kembali bekerja," kata Steven John Cabusao yang berjalan beberapa kilometer pada hari pertama kerja setelah berada di rumah selama 11 pekan.
Cabusao, 24, petugas perawatan di perusahaan penerbangan mengaku perlu mendapat penghasilan dengan kembali bekerja meski khawatir terjangkit virus. "Kekhawatiran terkena virus akan selalu ada," kata dia.
Dengan jumlah kasus tertinggi ketiga dan kematian tertinggi kedua di Asia Tenggara, Filipina mengizinkan bisnis kembali buka dan orang dapat keluar rumah tanpa izin pemerintah.
Kebijakan lockdown di Filipina merupakan salah satu yang paling ketat di dunia, sama dengan yang diterapkan di kota Wuhan, China, asal virus corona itu muncul.
Lockdown di Filipina juga lebih ketat dibandingkan di Italia dan Spanyol sehingga roda ekonomi di sana tiba-tiba terhenti. (Baca Juga: Jurnalis Rusia Jadi Korban Demonstrasi di AS, Moskow Kesal)
Pelonggaran lockdown terlebih dahulu diterapkan di kota-kota sekitar Manila. Pemerintah tampaknya harus menyeimbangkan antara melindungi lebih dari 107 juta orang dan menghidupkan kembali ekonomi yang mengalami penyusutan terbesar dalam lebih dari tiga dekade.
Filipina memiliki total 18.638 kasus infeksi dan 960 orang meninggal akibat corona. (Baca Juga: Trump Disebut Bersembunyi di Bunker Saat Terjadi Demonstrasi di Depan Gedung Putih)
Lihat Juga: Nasib Gembong Narkoba Mary Jane: Nyaris Dieksekusi di Era Jokowi, Dilepaskan di Era Prabowo
(sya)