Analis: Stabilkan Afghanistan, China Harus Kian Dekat dengan Taliban

Kamis, 23 September 2021 - 18:31 WIB
loading...
Analis: Stabilkan Afghanistan,...
Penasihat Negara dan Menteri Luar Negeri China Wang Yi bertemu dengan Mullah Abdul Ghani Baradar, kepala politik Taliban Afghanistan, di Tianjin, China 28 Juli 2021. FOTO/Xinhua via REUTERS
A A A
BEIJING - Kondisi alam Afghanistan yang didominasi oleh pegunungan menjadi salah satu faktor sulitnya negara itu dikuasai oleh kekuatan asing. Upaya berulang oleh kekuatan internasional untuk memerintah Afghanistan selalu gagal. Inggris, Uni Soviet, dan Amerika Serikat (AS), semuanya gagal dalam serangan militer mereka ke Afghanistan.

Kini, setelah AS hengkang dari tanah Afghanistan, Taliban kembali berkuasa penuh atas negara tersebut. Meski banyak dikecam dan diragukan akan membawa perbaikan di Afghanistan, namun nyatanya tetap ada negara-negara yang siap menjalin kerjasama dengan pemerintahan baru yang dibentuk oleh Taliban. Salah satu negara itu adalah China.



Analis intelijen, Barbara Kelemen dari Dragonfly menuturkan, kepentingan China di Afghanistan terutama dimotivasi oleh implikasi keamanan yang berasal dari perbatasan bersama mereka. Kian diperkuat oleh kebutuhan untuk melindungi investasi Belt and Road Initiative (BRI) di kawasan yang lebih luas.

“China tampaknya sebagian besar melihat kerja sama ekonomi sebagai cara untuk menstabilkan Afghanistan,” kata Kelemen, seperti dilansir Al Arabiya, Rabu (22/9).

“Ini mungkin alasan utama yang membuat Beijing mencapai kesepakatan dengan Taliban di tahun 90-an, di mana sebagai imbalan atas dukungan ekonomi, Taliban dilaporkan akan mencegah militan Uighur meningkatkan serangan di wilayahnya,” sambungnya.



China tidak mengecualikan Afghanistan dari BRI, tetapi di masa lalu perhatiannya tetap terbatas dibandingkan dengan proyek-proyek besar lainnya yang dilakukan di tempat lain. Ketika AS dan sekutunya memainkan peran utama di Afghanistan, China, meskipun tidak berperan sebagai bawahan, menghindari kemitraan dengan Barat.

Sepanjang pendudukan AS di Afghanistan, China tidak menonjolkan diri dengan kunjungan resmi yang jarang dan terbatas ke Kabul. Namun kini, China tidak dapat mentolerir kekosongan keamanan yang mungkin berdampak pada keamanan dan kepentingan nasionalnya. Beijing telah meningkatkan investasinya di Afghanistan dan melihat negara itu sebagai konektivitas dalam bentangan geografis BRI.

Kelemen mencatat koridor udara China-Afghanistan menjadi jalur penting untuk ekspor beberapa produk Afghanistan, seperti kacang pinus.
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Berita Terkait
AS Kembali Tangkap Mahasiswa...
AS Kembali Tangkap Mahasiswa Pro-Palestina, Namanya Mohsen Mahdawi
Kepala Pentagon: China...
Kepala Pentagon: China Dapat Tenggelamkan Seluruh Kapal Induk AS dalam 20 Menit
Wanita Ini Gugat Lab...
Wanita Ini Gugat Lab DNA karena Hasil yang Keliru Membuatnya Terlanjur Aborsi
3 Anggota Keluarga Donald...
3 Anggota Keluarga Donald Trump yang Mendapat Untung Besar dari Kripto
Aneh tapi Nyata, Kepala...
Aneh tapi Nyata, Kepala Wanita Ini Terputus di Bagian Dalam tapi Berhasil Disambungkan Kembali
Remaja 17 Tahun AS Ini...
Remaja 17 Tahun AS Ini Habisi Orang Tuanya untuk Dapat Modal untuk Mendanai Pembunuhan Trump
Imbas Kebijakan Donald...
Imbas Kebijakan Donald Trump, Orang Eropa Enggan Berlibur ke AS
Mantan PM Malaysia Abdullah...
Mantan PM Malaysia Abdullah Ahmad Badawi Meninggal Dunia di Usia 85 Tahun
Profil Abdullah Ahmad...
Profil Abdullah Ahmad Badawi, Mantan PM Malaysia Meninggal Setelah Derita Demensia
Rekomendasi
1 Pati dan 4 Pamen Polri...
1 Pati dan 4 Pamen Polri Digeser ke Daerah pada Mutasi April 2025
Hindari Tarif Trump,...
Hindari Tarif Trump, Mitsubishi Hentikan Semua Ekspor Kendaraan ke Amerika
Setelah Wafatnya Titiek...
Setelah Wafatnya Titiek Puspa, Siapa yang Urus Royalti Lagu-Lagunya?
Berita Terkini
AS Kembali Tangkap Mahasiswa...
AS Kembali Tangkap Mahasiswa Pro-Palestina, Namanya Mohsen Mahdawi
9 menit yang lalu
Kepala Pentagon: China...
Kepala Pentagon: China Dapat Tenggelamkan Seluruh Kapal Induk AS dalam 20 Menit
58 menit yang lalu
Jenderal Tertinggi Israel...
Jenderal Tertinggi Israel Sebut Menaklukkan Gaza Adalah Fantasi, Ini Alasannya
1 jam yang lalu
Lukashenko Sebut Sekutu...
Lukashenko Sebut Sekutu NATO Sekarang Diam setelah Belarusia Dilindungi Senjata Nuklir Rusia
2 jam yang lalu
Jerman Siap Kirim Rudal...
Jerman Siap Kirim Rudal Canggih Taurus ke Ukraina untuk Melawan Rusia
3 jam yang lalu
Trump: Jutaan Orang...
Trump: Jutaan Orang Tewas karena Putin, Biden, dan Zelensky
4 jam yang lalu
Infografis
10 Negara dengan Utang...
10 Negara dengan Utang China Terbesar, Indonesia Urutan Berapa?
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved