Presiden Ukraina Sebut PBB Pensiunan Superhero

Kamis, 23 September 2021 - 09:35 WIB
loading...
Presiden Ukraina Sebut...
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy. Foto/AP
A A A
NEW YORK - Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy menyebut Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyerupai "pensiunan pahlawan super" yang telah kehilanganvisinya yang dulu. Ia lantas menyebut berbagai kegagalan PBB di berbagai bidang mulai dari berbagi vaksin virus Corona hingga menghentikan perubahan iklim sampai menghentikan aneksasi Rusia atas sebagian negaranya.

Dia pun melayangkan proposal agar PBB menuju ke hotspot global untuk mengadakan pertemuannya dan menawarkan diri menjadi tuan rumah.

“Saya tidak ironis. Saya tidak mengolok-olok siapa pun,” katanya. “Sudah waktunya untuk bangun,” serunya seperti dikutip dari AP, Kamis (23/9/2021).

Seorang politiku pemula ketika terpilih pada 2019, presiden berusia 43 tahun itu berpidato di pertemuan tahunan terbesar diplomasi global untuk ketiga kalinya. Penampilan pertamanya, pada 2019, penuh dengan badai politik AS melalui panggilan telepon antara dirinya dengan Presiden AS saat itu Donald Trump. Trump akhirnya dimakzulkan atas panggilan telepon itu, di mana dia mendorong Zelenskyy untuk menyelidiki Presiden saat ini Joe Biden dan putranya Hunter.

Ketika pertemuan Sidang Umum 2020 digelar secara virtual karena pandemi, Zelenskyy menyatakan harapan bahwa pertemuan itu akan mengantar kembalinya ke multilateralisme yang efektif dan solidaritas internasional yang efektif.



Setahun kemudian, Zelenskyy yang frustrasi menyimpulkan pandemi telah menunjukkan bahwa dunia telah “bermain persatuan — di mana satu hal adalah untuk berbagi tujuan dan hal lain adalah untuk berbagi vaksin.”

Persatuan tampaknya memiliki catatan kaki, kata presiden sebuah negara di mana sekitar 12% orang divaksinasi.

“Kita semua berada dalam satu perahu, tetapi akses ke sekoci diberikan terlebih dahulu kepada penumpang kelas satu,” celanya.

Zelenskyy kemudian mendesak dunia untuk meningkatkan tantangan yang lebih efektif terhadap pencaplokan Rusia atas semenanjung Crimea tahun 2014, sebuah langkah yang digambarkan Moskow sebagai melindungi orang-orang berbahasa Rusia di sana. Pertempuran berikutnya antara pasukan Ukraina dan separatis yang didukung Rusia telah menewaskan lebih dari 14.000 orang, dan upaya untuk merundingkan penyelesaian politik terhenti.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2127 seconds (0.1#10.140)