Ini 4 Presiden Paling Korup di Dunia

Rabu, 22 September 2021 - 18:00 WIB
loading...
Ini 4 Presiden Paling...
Ini 4 Presiden Paling Korup di Dunia.
A A A
WASHINGTON - Korupsi adalah salah satu kejahatan paling serius di belahan dunia manapun. Korupsi terjadi di negara berkembang hingga negara maju. Pelakunya pun bisa berasal dari berbagai kalangan, bahkan bisa dilakukan oleh pemimpin sebuah negara.

Dengan status pemimpin negara, tentu skala korupsi yang dilakukan akan sangat masif. Selain masif, kekuasaan yang dimiliki membuat aktivitas korupsi tersebut bisa berlangsung hingga hitungan dekade. Melansir dari Forbes, berikut 4 presiden paling korup di dunia.

1.Ferdinand Marcos

Ferdinand Marcos adalah Presiden Filipina dari tahun 1972 hingga 1986. Dia adalah Presiden Filipina pertama yang terpilih untuk menjabat selama dua masa bakti berturut-turut secara penuh.

Pada tahun 1972, Marcos mendirikan rezim otoriter yang memperbolehkannya tetap berkuasa hingga rezim tersebut dihapus pada 1981, dengan menggunakan hukum darurat militer sebagai alat untuk menekan oposisi.

Marcos akhirnya diturunkan dari jabatannya sebagai presiden dalam Revolusi EDSA, sebuah revolusi yang damai di bawah pimpinan Corazon Aquino, janda Benigno Aquino, pada tahun 1986.

Bersama dengan istrinya, Imelda, Marcos melarikan diri ke Hawaii. Di sana ia dituduh menggelapkan uang negara dan pinjaman dari luar negeri untuk kepentingannya dan kroni-kroninya dan ditemukan bersalah. Dia diprediksi menggelapkan uang antara USD 5 miliar hingga USD 10 miliar.

Marcos meninggal dunia di Honolulu pada tahun 1989 akibat penyakit ginjal, jantung dan paru-paru.



2.Mobutu Sese Seko

Mobutu Sese Seko adalah Presiden Zaire atau sekarang bernama Kongo. Ia memerintah sejak tahun 1965 hingga tahun 1997. Sebelum menyandang nama Mobutu Sese Seko, nama aslinya adalah Joseph Desire Mobutu.

Nama lama itu kemudian ia ubah sendiri menjadi Mobutu Sese Seko, yang berarti sangat agung. Pergantian nama dilakukan Seko karena ia menganggap dirinya ksatria kukuh yang dikaruniai keterampilan, kecerdikan, dan sanggup memenangkan segala macam pertempuran.

Sejarah mencata, Seko dua kali melakukan kudeta di Kongo. Pertama saat mengkudeta pemerintahan nasionalis Patrice Lumumba dan dia kemudian menyatakan diri sebagai Kepala Staf Angkatan Bersenjata Kongo.

Pada tahun 1965, Seko mengkudeta pemerintahan Presiden Joseph Kasavubu. Ia lalu mendeklarasikan diri sebagai penguasa Kongo hingga lima tahun ke depan. Sejak saat itu ia menjadi orang yang paling berkuasa di Kongo hingga dipilih secara resmi pada tahun 1970.

Setahun kemudian, Seko mengganti nama Kongo menjadi Republik Zaire. Ia lalu melancarkan kampanye anti-Eropa dan gencar mengkampanyekan budaya Afrika. Ia juga menasionalisasi semua perusahaan Eropa yang ada di negaranya. Selebihnya ia mengusir semua jenis usaha yang dibangun oleh orang-orang Eropa. Langkah seperti itu tanpa disadarinya menyebabkan ekonomi Zaire turun drastis dan terseok-seok.

Kedudukan yang ia raih justru menempatkannya ke lingkaran kleptokrasi. Ia bekerja sedikit untuk negara, namun mengeruk harta negara sebanyak-banyaknya. Pada tahun 1984, kekayaannya ditaksir mencapai USD 4 miliar, yang mayoritas didapat dari hasil korupsi.

Baca Juga: Berangus Korupsi, Afrika Berguru pada KPK RI
3.Slobodan Milosevic

Slobodan Milosevic adalah Presiden Serbia dan Yugoslavia. Ia menjabat Presiden Serbia pada 1989-1997 dan kemudian menjabat Presiden Republik Federal Yugoslavia pada 1997-2000.

Milosevic mengundurkan diri dari kursi kepresidenan Yugoslavia di tengah demonstrasi setelah pemilihan presiden yang disengketakan pada 24 September 2000, dan ditangkap oleh otoritas federal Yugoslavia pada 31 Maret 2001 atas dugaan korupsi, penyalahgunaan kekuasaan dan penggelapan.

Dia diduga menggelapkan uang negara hingga USD 1 miliar. Penyelidikan awal terhadap Milosevic tersendat karena kurangnya bukti. Kondisi ini mendorong Perdana Menteri Serbia, Zoran inđi untuk mengekstradisi dia ke ICTY untuk diadili atas kejahatan perang sebagai gantinya.

Baca Juga: Kerugian 120 miliar Euro, korupsi meluas di Uni Eropa
4.Sani Abacha

Dilahirkan di Kano, 20 September 1943, Sani Abacha memulai karir politiknya sebagai tentara militer Nigeria. Saat menjabat sebagai presiden kesepuluh Nigeria, Abacha banyak melakukan penindasan terhadap rakyatnya. Ia bahkan tidak segan melakukan pembunuhan pada siapa saja yang menentangnya.

Tak hanya melakukan penindasan terhadap rakyatnya, pria yang menjabat sebagai Presiden Nigeria dari tahun 1993 hingga tahun 1998 itu juga melakukan tindak korupsi dalam skala yang cukup besar.

Ia dinyatakan telah memperkaya diri sendiri dan keluarga dengan membawa uang negara sebesar USD 5 miliar. Kenyataan yang banyak menampar banyak orang itu diketahui setelah pemerintahan transisional, Abdulsalam Abubakar melaporkan sejumlah rincian dan transaksi palsu yang dilakukan oleh penasehat Keamanan Nasional, Alhaji Ismaila Gwarzo.

Abacha ditemukan meninggal di sebuah villa presiden pada tanggal 8 Juni 1998, dua bulan sebelum pemilihan umum Nigeria. Dia diduga dibunuh oleh seorang calon presiden Nigeria kala itu.
(esn)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1416 seconds (0.1#10.140)