Menteri Singapura yang Nebeng Jet Pribadi Dihukum Penjara 12 Bulan
loading...
A
A
A
SINGAPURA - Pengadilan Singapura pada Kamis (3/10/2024) menjatuhkan hukuman 12 bulan penjara kepada S Iswaran, menteri transportasi yang telah mengundurkan diri. Dia dihukum karena menerima hadiah senilai lebih dari USD300.000, termasuk tumpangan jet pribadi, dari para pengusaha.
Dia menjadi mantan anggota kabinet pertama Singapura yang dihukum penjara karena gratfikasi. Ini mengejutkan karena negara-kota tetangga Indonesia tersebut dikenal dengan pemerintahannya yang bersih.
Iswaran, yang merupakan anggota kabinet selama 13 tahun dan telah memegang jabatan di bidang perdagangan, komunikasi, dan transportasi, telah mengaku bersalah atas empat tuduhan menerima hadiah secara tidak pantas dan satu tuduhan menghalangi penyelidikan pengadilan.
Pengadilan mengatakan Iswaran (62) akan diizinkan untuk tetap dibebaskan dengan jaminan selama beberapa hari ke depan dan memulai masa hukumannya pada hari Senin mendatang.
Kasus ini telah mengejutkan publik Singapura, yang bangga karena memiliki birokrasi yang bergaji tinggi dan efisien serta pemerintahan yang kuat dan bersih.
Negara tersebut termasuk dalam lima negara dengan tingkat korupsi paling rendah di dunia tahun lalu, menurut indeks persepsi korupsi Transparency International.
Kasus korupsi terakhir yang melibatkan menteri Singapura terjadi pada tahun 1986, ketika menteri pembangunan nasionalnya diselidiki atas tuduhan penyuapan tetapi meninggal sebelum tuntutan apa pun diajukan ke pengadilan.
Penyelidikan tersebut menimbulkan kehebohan di pusat keuangan Asia dan berpusat pada tuduhan bahwa Iswaran saat menjabat sebagai menteri transportasi menerima hadiah mewah dari para pengusaha, termasuk tiket pertandingan sepak bola Liga Primer Inggris, Grand Prix Formula 1 Singapura, pertunjukan musikal London, dan perjalanan dengan jet pribadi.
Nilai totalnya lebih dari SD400.000 (USD300.000), kata jaksa penuntut. Iswaran mengundurkan diri sebagai menteri transportasi setelah kurang dari tiga tahun menjabat ketika dia pertama kali didakwa pada bulan Januari.
Iswaran awalnya mengatakan bahwa dia tidak bersalah dan akan berjuang untuk membersihkan namanya, tetapi mengaku bersalah atas lima dakwaan yang diajukan ke pengadilan, dua di antaranya awalnya terkait korupsi tetapi diubah menjadi dakwaan menerima hadiah.
Jaksa penuntut, seperti dikutip Reuters, awalnya mendakwanya dengan 35 pelanggaran tetapi hanya melanjutkan dengan lima pelanggaran.
Dia menjadi mantan anggota kabinet pertama Singapura yang dihukum penjara karena gratfikasi. Ini mengejutkan karena negara-kota tetangga Indonesia tersebut dikenal dengan pemerintahannya yang bersih.
Iswaran, yang merupakan anggota kabinet selama 13 tahun dan telah memegang jabatan di bidang perdagangan, komunikasi, dan transportasi, telah mengaku bersalah atas empat tuduhan menerima hadiah secara tidak pantas dan satu tuduhan menghalangi penyelidikan pengadilan.
Pengadilan mengatakan Iswaran (62) akan diizinkan untuk tetap dibebaskan dengan jaminan selama beberapa hari ke depan dan memulai masa hukumannya pada hari Senin mendatang.
Kasus ini telah mengejutkan publik Singapura, yang bangga karena memiliki birokrasi yang bergaji tinggi dan efisien serta pemerintahan yang kuat dan bersih.
Negara tersebut termasuk dalam lima negara dengan tingkat korupsi paling rendah di dunia tahun lalu, menurut indeks persepsi korupsi Transparency International.
Kasus korupsi terakhir yang melibatkan menteri Singapura terjadi pada tahun 1986, ketika menteri pembangunan nasionalnya diselidiki atas tuduhan penyuapan tetapi meninggal sebelum tuntutan apa pun diajukan ke pengadilan.
Penyelidikan tersebut menimbulkan kehebohan di pusat keuangan Asia dan berpusat pada tuduhan bahwa Iswaran saat menjabat sebagai menteri transportasi menerima hadiah mewah dari para pengusaha, termasuk tiket pertandingan sepak bola Liga Primer Inggris, Grand Prix Formula 1 Singapura, pertunjukan musikal London, dan perjalanan dengan jet pribadi.
Nilai totalnya lebih dari SD400.000 (USD300.000), kata jaksa penuntut. Iswaran mengundurkan diri sebagai menteri transportasi setelah kurang dari tiga tahun menjabat ketika dia pertama kali didakwa pada bulan Januari.
Iswaran awalnya mengatakan bahwa dia tidak bersalah dan akan berjuang untuk membersihkan namanya, tetapi mengaku bersalah atas lima dakwaan yang diajukan ke pengadilan, dua di antaranya awalnya terkait korupsi tetapi diubah menjadi dakwaan menerima hadiah.
Jaksa penuntut, seperti dikutip Reuters, awalnya mendakwanya dengan 35 pelanggaran tetapi hanya melanjutkan dengan lima pelanggaran.
(mas)