Ada Sekolah RI di Ujung Utara Argentina, Namanya Escuela de la Republica de Indonesia
loading...
A
A
A
PUERTO ESPERANZA - Ada sekolah bernama “Escuela de la Republica de Indonesia [Sekolah Republik Indonesia]" di kota Puerto Esperanza. Kota tersebut terletak di ujung utara Argentina .
Para pelajar berbaris rapi dan melambaikan bendera nasional Indonesia ketika menyambut kunjungan Duta Besar (Dubes) Republik Indonesia di Buenos Aires, Niniek Kun Naryatie dan tim kedutaan, kemarin.
Kunjungan dilakukan untuk merayakan 65 tahun hubungan diplomatik RI-Argentina. Kunjungan para diplomat Indonesia itu terasa lebih bermakna, karena letak sekolah yang berada di ujung utara Argentina dan mengharuskan Dubes Niniek dan tim kedutaan menempuh perjalanan darat lebih dari 15 jam. Kota Puerto Esperanza terletak di sebelah utara provinsi Misiones, sekitar 200 km dari Posadas, ibu kota provinsi.
Di dampingi Wali Kota Puerto Esperanza; Alfredo Gruber, dan Kepala Sekolah Gladys Griselda Riquelme, Dubes Niniek berkeliling dan meninjau fasilitas belajar mengajar di sekolah yang memiliki 145 murid tersebut. Sekolah Sekolah Provinsi N°656 Republik Indonesia ini juga memiliki kelas jauh atau sekolah satelit dengan 147 murid. Sekolah satelit dibuat karena anak-anak tidak mempunyai kemampuan untuk bersekolah di kota.
Di kedua sekolah tersebut memang belum ada pengajar dari Indonesia, namun sekolah itu berdiri berkat sumbangsih dan dedikasi seorang diaspora Indonesia di sana, yakni Padre (Pastor, dalam bahasa Spanyol) Amans Laka.
Nama “Escuela de la Republica de Indonesia” tersebut diberikan sebagai penghargaan atas jasa Padre Amans Laka yang telah puluhan tahun tinggal di Argentina dan mengembangkan pendidikan bagi anak-anak tidak mampu.
Padre Amans Laka juga termasuk tokoh yang berjasa mengembangkan sekolah EFA Santo Arnoldus Janssen, sebuah sekolah berasrama yang mengajarkan berbagai kejuruan dibidang pertanian dan peternakan. Nama Amans Laka kemudian diresmikan sebagai salah satu nama jalan di Kota Puerto Esperanza.
Mewakili Pemerintah Republik Indonesia, KBRI Buenos Aires menyumbangkan dua set angklung lengkap dan mendatangkan pelatih angklung, Rudi Henryadi, untuk memberikan pelatihan singkat kepada para murid mengenai bagaimana memainkan alat musik tersebut. Untuk lebih mempererat hubungan dan meningkatkan pengetahuan tentang Indonesia, KBRI juga memberikan bendera dan lukisan batik peta Indonesia.
Wali Kota Alfredo Gruber merasa sangat bangga menerima kunjungan Dubes Niniek dan menyampaikan bahwa Padre Amans Laka telah memberikan kontribusi yang besar untuk Kota Puerto Esperanza, dan oleh karena itu, kota tersebut akan selalu menjadi sahabat bagi Indonesia.
Menurut Dubes Niniek, kiprah 57 orang misionaris Indonesia yang bekerja di Argentina dan mendedikasikan hidupnya selama sejak puluhan tahun lalu merupakan bagian penting wajah persahabatan Indonesia dan Argentina.
“Misionaris diaspora Indonesia ini adalah pelaku diplomasi yang berperan besar dalam mengenalkan Indonesia secara lebih nyata di komunitas tempat mereka ditugaskan,” kata Dubes Niniek dalam pernyataan pers KBRI Buenos Aires kepada SINDOnews.com, Sabtu (11/9/2021).
Suara lantang murid kelas satu SD menjelaskan tentang Indonesia dan falsafah Pancasila menjadi bukti sekolah Indonesia di ujung utara Argentina ini telah sukses menjadi aset diplomasi yang berharga bagi Indonesia dalam memajukan hubungan persahabatan kedua negara.
Para pelajar berbaris rapi dan melambaikan bendera nasional Indonesia ketika menyambut kunjungan Duta Besar (Dubes) Republik Indonesia di Buenos Aires, Niniek Kun Naryatie dan tim kedutaan, kemarin.
Kunjungan dilakukan untuk merayakan 65 tahun hubungan diplomatik RI-Argentina. Kunjungan para diplomat Indonesia itu terasa lebih bermakna, karena letak sekolah yang berada di ujung utara Argentina dan mengharuskan Dubes Niniek dan tim kedutaan menempuh perjalanan darat lebih dari 15 jam. Kota Puerto Esperanza terletak di sebelah utara provinsi Misiones, sekitar 200 km dari Posadas, ibu kota provinsi.
Di dampingi Wali Kota Puerto Esperanza; Alfredo Gruber, dan Kepala Sekolah Gladys Griselda Riquelme, Dubes Niniek berkeliling dan meninjau fasilitas belajar mengajar di sekolah yang memiliki 145 murid tersebut. Sekolah Sekolah Provinsi N°656 Republik Indonesia ini juga memiliki kelas jauh atau sekolah satelit dengan 147 murid. Sekolah satelit dibuat karena anak-anak tidak mempunyai kemampuan untuk bersekolah di kota.
Di kedua sekolah tersebut memang belum ada pengajar dari Indonesia, namun sekolah itu berdiri berkat sumbangsih dan dedikasi seorang diaspora Indonesia di sana, yakni Padre (Pastor, dalam bahasa Spanyol) Amans Laka.
Nama “Escuela de la Republica de Indonesia” tersebut diberikan sebagai penghargaan atas jasa Padre Amans Laka yang telah puluhan tahun tinggal di Argentina dan mengembangkan pendidikan bagi anak-anak tidak mampu.
Padre Amans Laka juga termasuk tokoh yang berjasa mengembangkan sekolah EFA Santo Arnoldus Janssen, sebuah sekolah berasrama yang mengajarkan berbagai kejuruan dibidang pertanian dan peternakan. Nama Amans Laka kemudian diresmikan sebagai salah satu nama jalan di Kota Puerto Esperanza.
Mewakili Pemerintah Republik Indonesia, KBRI Buenos Aires menyumbangkan dua set angklung lengkap dan mendatangkan pelatih angklung, Rudi Henryadi, untuk memberikan pelatihan singkat kepada para murid mengenai bagaimana memainkan alat musik tersebut. Untuk lebih mempererat hubungan dan meningkatkan pengetahuan tentang Indonesia, KBRI juga memberikan bendera dan lukisan batik peta Indonesia.
Wali Kota Alfredo Gruber merasa sangat bangga menerima kunjungan Dubes Niniek dan menyampaikan bahwa Padre Amans Laka telah memberikan kontribusi yang besar untuk Kota Puerto Esperanza, dan oleh karena itu, kota tersebut akan selalu menjadi sahabat bagi Indonesia.
Menurut Dubes Niniek, kiprah 57 orang misionaris Indonesia yang bekerja di Argentina dan mendedikasikan hidupnya selama sejak puluhan tahun lalu merupakan bagian penting wajah persahabatan Indonesia dan Argentina.
“Misionaris diaspora Indonesia ini adalah pelaku diplomasi yang berperan besar dalam mengenalkan Indonesia secara lebih nyata di komunitas tempat mereka ditugaskan,” kata Dubes Niniek dalam pernyataan pers KBRI Buenos Aires kepada SINDOnews.com, Sabtu (11/9/2021).
Suara lantang murid kelas satu SD menjelaskan tentang Indonesia dan falsafah Pancasila menjadi bukti sekolah Indonesia di ujung utara Argentina ini telah sukses menjadi aset diplomasi yang berharga bagi Indonesia dalam memajukan hubungan persahabatan kedua negara.
(min)