Taliban Berupaya Ekspansi Kemampuannya dengan Senjata AS

Jum'at, 03 September 2021 - 16:03 WIB
loading...
A A A
Auditor pemerintah AS mengatakan Washington menghabiskan lebih dari USD80 miliar selama hampir 20 tahun untuk militer dan polisi Afghanistan, sebagian darinya untuk persenjataan. Para pejabat AS mengatakan mereka tidak memiliki laporan yang dapat diandalkan tentang penyitaan senjata AS oleh Taliban.

"Kami tidak khawatir dengan hilangnya kemampuan teknologi atau sensitif yang signifikan," kata Eric Pahon, juru bicara Pentagon, seperti dikutip Fox News, Jumat (3/9/2021). “Meski menyita peralatan ini mungkin bermanfaat bagi Taliban, itu tidak mewakili ancaman bagi AS, sekutu, atau mitra.”



Sejumlah gambar telah muncul dari para milisi Taliban yang mengenakan helm hingga sepatu bot dengan perlengkapan Pasukan Khusus AS, memegang senapan serbu dan senapan sniper buatan AS.

Setelah selesainya penarikan pasukan AS pada hari Senin, video dan foto menunjukkan para milisi Taliban berada di Bandara Internasional Hamid Karzai, Kabul, memeriksa sejumlah pesawat, termasuk helikopter Chinook dan pesawat kargo angkat berat C-130.

Jenderal Frank McKenzie, kepala Komando Pusat AS, mengatakan hari Senin bahwa pasukannya telah melumpuhkan sekitar 100 kendaraan darat militer dan 73 pesawat. Seorang pejabat militer mengatakan, dalam beberapa kasus, personel mengalirkan oli dan cairan transmisi dari kendaraan atau pesawat terbang dan menjalankan mesinnya sampai habis, membuatnya tidak berguna.

Di tempat lain, lanjut pejabat itu, sistem elektronik hancur.

Pakar militer telah mengecilkan kemungkinan nilai abadi dari pesawat berfungsi yang disita oleh Taliban, karena operasi pemeliharaan yang rumit telah dilakukan oleh kontraktor yang kini telah meninggalkan negara itu.

“Kemampuan 'burung-burung' itu untuk terus terbang dalam jangka panjang akan sangat menantang,” kata John Venable, mantan perwira Angkatan Udara yang memimpin penerbangan tempur di Afghanistan, dan sekarang aktif di lembaga think tank Heritage Foundation.

"Itu bergantung pada suku cadang, dan aliran itu terputus."
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1731 seconds (0.1#10.140)