Puji Luar Biasa, Taliban Andalkan Dana China
loading...
A
A
A
KABUL - Kelompok Taliban blakblakan bergantung pada pembiayaan China untuk membangkitkan kembali Afghanistan setelah pasukan Amerika Serikat (AS) dan sekutu NATO-nya hengkang. Kelompok itu juga memuji Beijing sebagai mitra luar biasa.
Juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid mengatakan kepada sebuah surat kabar Italia tentang solusi pendanaan pembangunan kembali Afghanistan. Dalam wawancaranya yang diterbitkan oleh La Repubblica pada hari Kamis, Mujahid mengatakan bahwa Taliban akan berjuang untuk kebangkitan ekonomi Afghanistan dengan bantuan China.
Taliban menguasai Ibu Kota Afghanistan, Kabul, pada 15 Agustus ketika pemerintah negara yang didukung Barat runtuh, mengakhiri perang selama hampir 20 tahun di tengah kekhawatiran keruntuhan ekonomi dan kelaparan yang meluas.
Menyusul hengkangnya pasukan asing yang kacau dari bandara Kabul dalam beberapa pekan terakhir, negara-negara Barat sangat membatasi pembayaran bantuan mereka ke Afghanistan.
“China adalah mitra terpenting kami dan mewakili peluang fundamental dan luar biasa bagi kami, karena China siap untuk berinvestasi dan membangun kembali negara kami,” kata Mujahid dalam wawancara tersebut yang dilansir Al Jazeera, Jumat (3/9/2021).
Dia mengatakan New Silk Road [Jalur Sutra Baru]—sebuah inisiatif infrastruktur yang dengannya China ingin meningkatkan pengaruh globalnya dengan membuka rute perdagangan—dijunjung tinggi oleh Taliban.
"Ada tambang tembaga yang kaya di negara ini, yang berkat China, dapat dioperasikan kembali dan dimodernisasi. Selain itu, China adalah akses kami ke pasar di seluruh dunia.”
Mujahid juga menegaskan bahwa perempuan akan diizinkan untuk melanjutkan studi di universitas di masa depan. Dia mengatakan wanita akan dapat bekerja sebagai perawat, di kepolisian atau sebagai asisten di kementerian, tetapi mengesampingkan bahwa akan ada menteri wanita.
Afghanistan sangat membutuhkan uang, dan Taliban tidak mungkin mendapatkan akses cepat ke aset sekitar USD10 miliar di negara itu yang sebagian besar dipegang di luar negeri oleh bank sentral Afghanistan.
Awal pekan ini, Sekjen PBB Antonio Guterres memperingatkan "bencana kemanusiaan" yang menjulang di Afghanistan dan mendesak negara-negara untuk menyediakan dana darurat karena kekeringan parah dan perang telah memaksa ribuan keluarga meninggalkan rumah mereka.
Guterres menyatakan keprihatinannya yang mendalam pada krisis kemanusiaan dan ekonomi yang semakin dalam di negara itu, menambahkan bahwa layanan dasar terancam runtuh "sepenuhnya".
“Sekarang lebih dari sebelumnya, anak-anak Afghanistan, perempuan dan laki-laki membutuhkan dukungan dan solidaritas masyarakat internasional,” katanya dalam sebuah pernyataan pada hari Selasa saat dia memohon dukungan keuangan dari sejumlah negara.
“Saya mendesak semua negara anggota untuk menggali lebih dalam bagi orang-orang Afghanistan di saat-saat tergelap mereka membutuhkan. Saya mendesak mereka untuk menyediakan dana yang tepat waktu, fleksibel dan komprehensif,” kata Sekjen PBB.
Juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid mengatakan kepada sebuah surat kabar Italia tentang solusi pendanaan pembangunan kembali Afghanistan. Dalam wawancaranya yang diterbitkan oleh La Repubblica pada hari Kamis, Mujahid mengatakan bahwa Taliban akan berjuang untuk kebangkitan ekonomi Afghanistan dengan bantuan China.
Taliban menguasai Ibu Kota Afghanistan, Kabul, pada 15 Agustus ketika pemerintah negara yang didukung Barat runtuh, mengakhiri perang selama hampir 20 tahun di tengah kekhawatiran keruntuhan ekonomi dan kelaparan yang meluas.
Menyusul hengkangnya pasukan asing yang kacau dari bandara Kabul dalam beberapa pekan terakhir, negara-negara Barat sangat membatasi pembayaran bantuan mereka ke Afghanistan.
“China adalah mitra terpenting kami dan mewakili peluang fundamental dan luar biasa bagi kami, karena China siap untuk berinvestasi dan membangun kembali negara kami,” kata Mujahid dalam wawancara tersebut yang dilansir Al Jazeera, Jumat (3/9/2021).
Dia mengatakan New Silk Road [Jalur Sutra Baru]—sebuah inisiatif infrastruktur yang dengannya China ingin meningkatkan pengaruh globalnya dengan membuka rute perdagangan—dijunjung tinggi oleh Taliban.
"Ada tambang tembaga yang kaya di negara ini, yang berkat China, dapat dioperasikan kembali dan dimodernisasi. Selain itu, China adalah akses kami ke pasar di seluruh dunia.”
Mujahid juga menegaskan bahwa perempuan akan diizinkan untuk melanjutkan studi di universitas di masa depan. Dia mengatakan wanita akan dapat bekerja sebagai perawat, di kepolisian atau sebagai asisten di kementerian, tetapi mengesampingkan bahwa akan ada menteri wanita.
Afghanistan sangat membutuhkan uang, dan Taliban tidak mungkin mendapatkan akses cepat ke aset sekitar USD10 miliar di negara itu yang sebagian besar dipegang di luar negeri oleh bank sentral Afghanistan.
Awal pekan ini, Sekjen PBB Antonio Guterres memperingatkan "bencana kemanusiaan" yang menjulang di Afghanistan dan mendesak negara-negara untuk menyediakan dana darurat karena kekeringan parah dan perang telah memaksa ribuan keluarga meninggalkan rumah mereka.
Guterres menyatakan keprihatinannya yang mendalam pada krisis kemanusiaan dan ekonomi yang semakin dalam di negara itu, menambahkan bahwa layanan dasar terancam runtuh "sepenuhnya".
“Sekarang lebih dari sebelumnya, anak-anak Afghanistan, perempuan dan laki-laki membutuhkan dukungan dan solidaritas masyarakat internasional,” katanya dalam sebuah pernyataan pada hari Selasa saat dia memohon dukungan keuangan dari sejumlah negara.
“Saya mendesak semua negara anggota untuk menggali lebih dalam bagi orang-orang Afghanistan di saat-saat tergelap mereka membutuhkan. Saya mendesak mereka untuk menyediakan dana yang tepat waktu, fleksibel dan komprehensif,” kata Sekjen PBB.
(min)