Hengkang dari Afghanistan, AS Dianggap Bukan Lagi Negara Adidaya

Jum'at, 03 September 2021 - 07:01 WIB
loading...
Hengkang dari Afghanistan,...
Penampakan tentara terakhir Amerika Serikat yang meninggalkan Afghanistan. AS dianggap bukan lagi negara adidaya setelah hengkang dari Afghanistan. Foto/Twitter @18airbornecorps
A A A
LONDON - Gara-gara pasukannya hengkang dan penanganannya terhadap krisis Afghanistan, Amerika Serikat (AS) dianggap bukan lagi sebagai negara adidaya atau superpower. Komentar tajam ini datang dari Menteri Pertahanan Inggris, Ben Wallace.

Tak hanya Amerika, Wallace juga memberikan penilaian yang sama terhadap negaranya sendiri.



Komentar tajam—datang pada saat ketegangan transatlantik dan domestik meningkat atas mundurnya AS yang berantakan—ditampilkan dalam sebuah wawancara di majalah Spectator beberapa hari setelah pasukan Barat terakhir dievakuasi dari Kabul.

Ditanya apakah keluarnya dari Afghanistan menunjukkan batas kekuatan Inggris di panggung dunia, Wallace memulai dengan mengatakan, "Jelas bahwa Inggris bukan negara adidaya," kemudian mengalihkan fokusnya ke AS. "Tapi negara adidaya yang juga tidak siap untuk bertahan pada sesuatu mungkin juga bukan negara adidaya. Ini jelas bukan kekuatan global, itu hanya kekuatan besar," imbuh Wallace mengacu pada Amerika.

Mereka yang dekat dengan Menhan Wallace mengakui bahwa pernyataannya itu ditujukan ke AS. Orang dalam pemerintah Inggris berpendapat bahwa Menhan Wallace menekankan pentingnya kemauan politik serta kekuatan militer belaka.

Ini bukan pertama kalinya Wallace secara terbuka mengkritik AS. Pada pertengahan Agustus, ketika Taliban mulai membuat keuntungan besar di Afghanistan, menteri pertahanan itu menggambarkan kesepakatan damai Donald Trump tahun 2020 dengan Taliban sebagai kesalahan strategis yang menyebabkan banyak masalah.

Penarikan terakhir pasukan AS, bagaimanapun, disahkan oleh penerus Trump, Joe Biden, pada bulan April—sebuah keputusan yang mengecewakan Inggris, yang ingin tetap tinggal di Afghanistan. Tetapi tanpa pasukan AS, Inggris tidak dapat menyatukan kekuatan pertahanan alternatif yang kredibel dan terpaksa bergabung dengan evakuasi massal bulan lalu.

Mantan menteri luar negeri Jeremy Hunt memperingatkan pada hari Kamis bahwa garis patahan berbahaya telah muncul dalam hubungan khusus AS-Inggris, menggambarkan penarikan pasukan dari Kabul sebagai bencana dan dipaksakan di Inggris.

Dalam pidato pertamanya tentang perebutan Kabul oleh Taliban, Hunt mengatakan pasukan sekutu pergi dalam keadaan tercela."Sehingga itu momen yang serius bagi siapa saja yang peduli dengan nilai-nilai liberal dan masyarakat terbuka," katanya.
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
3 Negara yang Senang...
3 Negara yang Senang Jika Amerika Serikat Tinggalkan NATO, Siapa Saja?
Kondisi Genetik Langka,...
Kondisi Genetik Langka, Gadis Ini Tak Merasakan Sakit Bahkan usai Ditabrak Mobil
Hamas Senang Trump Cabut...
Hamas Senang Trump Cabut Rencana AS Usir Warga Gaza
Ukraina Kehabisan Rudal...
Ukraina Kehabisan Rudal ATACMS Amerika untuk Melawan Rusia
Donald Trump: Tidak...
Donald Trump: Tidak Ada yang Mengusir Rakyat Palestina dari Gaza
Ukraina Setuju Gencatan...
Ukraina Setuju Gencatan Senjata 30 Hari, Ini Respons Rusia
7 Fakta Donald Trump...
7 Fakta Donald Trump Memecat Tentara Transgender AS, dari 12.000 Prajurit LGBT hingga Bumerang Kepalsuan
7 Negara yang Berebut...
7 Negara yang Berebut Kekuasaan di Arktik, Rusia Jadi Jagoannya
Profil Linda McMahon,...
Profil Linda McMahon, Menteri Pendidikan AS Era Trump yang Pecat 50 Persen Pegawainya
Rekomendasi
PSI Yakin Ada Alasan...
PSI Yakin Ada Alasan Kuat di Balik Penundaan Pengangkatan CPNS dan PPPK
Mobil Dinas Dipakai...
Mobil Dinas Dipakai Mudik Lebaran, Ini Sanksinya
Kisah Hikmah : Nilai...
Kisah Hikmah : Nilai Umur Manusia di Bulan Ramadan
Berita Terkini
Mahkamah Internasional...
Mahkamah Internasional Gelar Sidang Terbuka Kewajiban Israel di Wilayah Palestina yang Diduduki
28 menit yang lalu
Bosnia Buru Presiden,...
Bosnia Buru Presiden, Perdana Menteri dan Ketua Parlemen Republika Srpska
1 jam yang lalu
Penjualan Mobil Anjlok,...
Penjualan Mobil Anjlok, Volkswagen akan Produksi Senjata dan Peralatan Militer
2 jam yang lalu
Putin Kunjungi Wilayah...
Putin Kunjungi Wilayah Kursk Rusia, Seru Militer Kalahkan Ukraina Secepatnya
2 jam yang lalu
4 Isi Gencatan Rusia...
4 Isi Gencatan Rusia dan Ukraina yang Diajukan AS, Tidak Ada Perang Selama 30 Hari
3 jam yang lalu
3 Negara yang Senang...
3 Negara yang Senang Jika Amerika Serikat Tinggalkan NATO, Siapa Saja?
4 jam yang lalu
Infografis
5 Alasan Kapal Induk...
5 Alasan Kapal Induk AS Tak Lagi Relevan dalam Perang Masa Depan
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved