Taliban: Perlawanan Panjshir Hanya Dua Orang yang Ingin Perang Berlanjut
loading...
A
A
A
KABUL - Taliban mengabaikan kekuatan kelompok perlawanan Panjshir yang saat ini berada di wilayah yang belum dikuasai Taliban.
Menurut Taliban, pasukan Panjshir di Afghanistan utara hanya gangguan kecil yang dapat diselesaikan melalui pembicaraan atau dengan kekuatan militer.
“Itu bukan masalah besar. Hanya dua orang yang ingin melanjutkan perang, Amrullah Saleh dan Ahmad Massoud,” ujar juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid kepada media Rusia.
Mujahid telah ditunjuk sebagai menteri informasi dalam pemerintahan yang dibentuk Taliban. Dia menjelaskan tentang gerakan perlawanan Panjshir di utara negara itu.
Lembah Panjshir terletak sekitar 150 km di utara Kabul. Wilayah itu benteng perlawanan terhadap Taliban yang telah menguasai Kabul dan sebagian besar negara itu selama perang saudara Afghanistan pada 1990-an.
Perlawanan Panjshir dipimpin Ahmad Shah Massoud, komandan milisi karismatik yang terkenal sebagai pejuang gerilya anti-Soviet yang didukung Amerika Serikat (AS).
Ahmad Massoud adalah putra dan pewaris panglima perang mujahidin yang dihormati.
Saleh adalah anggota pasukan tempur Shah Massoud, sebelum berkarir di pemerintahan Presiden Afghanistan Hamid Karzai.
Saleh menjabat sebagai wakil presiden di pemerintah Afghanistan yang sekarang digulingkan dan melarikan diri ke Panjshir di saat pengambilalihan Taliban. Saleh menyatakan dirinya sebagai pelaksana presiden.
Kelompok 'Perlawanan II' melakukan beberapa serangan dari pangkalannya pekan lalu, tetapi pasukan Taliban dilaporkan mendorong mereka mundur.
Taliban merebut kembali distrik Bano, Deh Saleh dan Pul e-Hesar di Provinsi Baghlan, yang berbatasan dengan Provinsi Panjshir.
“Kami telah berulang kali meminta Ahmad Massoud, mendesaknya menyelesaikan perbedaan kami melalui negosiasi. Tidak perlu berkelahi. Kami belum mendengar kabar darinya,” ujar pejabat Taliban, Mujahid.
Dia menambahkan, penolakan itu tidak terlalu mengganggu Taliban karena mereka memiliki kekuatan militer yang cukup "untuk menjaga situasi di Lembah Panjshir terkendali."
Massoud menggunakan reputasi legendaris ayahnya dan kontak dengan para komandan mujahidin tua untuk menggalang dukungan bagi perjuangannya.
Dia juga secara terbuka memohon kepada AS dan negara-negara Barat lainnya, mendesak mereka menyediakan senjata, amunisi, dan dukungan lain untuk milisinya, berjanji berperang melawan Taliban.
Namun kemampuannya mendapatkan momentum di luar sukunya sendiri dan menimbulkan ancaman militer yang kredibel terhadap Taliban tetap diragukan.
Tampaknya Taliban ingin mengisolir kelompok perlawanan itu hanya di kawasan lembah Panjshir. Apalagi saat ini Taliban memiliki banyak persenjataan canggih buatan AS yang ditinggalkan pasukan Afghanistan.
Menurut Taliban, pasukan Panjshir di Afghanistan utara hanya gangguan kecil yang dapat diselesaikan melalui pembicaraan atau dengan kekuatan militer.
“Itu bukan masalah besar. Hanya dua orang yang ingin melanjutkan perang, Amrullah Saleh dan Ahmad Massoud,” ujar juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid kepada media Rusia.
Mujahid telah ditunjuk sebagai menteri informasi dalam pemerintahan yang dibentuk Taliban. Dia menjelaskan tentang gerakan perlawanan Panjshir di utara negara itu.
Lembah Panjshir terletak sekitar 150 km di utara Kabul. Wilayah itu benteng perlawanan terhadap Taliban yang telah menguasai Kabul dan sebagian besar negara itu selama perang saudara Afghanistan pada 1990-an.
Perlawanan Panjshir dipimpin Ahmad Shah Massoud, komandan milisi karismatik yang terkenal sebagai pejuang gerilya anti-Soviet yang didukung Amerika Serikat (AS).
Ahmad Massoud adalah putra dan pewaris panglima perang mujahidin yang dihormati.
Saleh adalah anggota pasukan tempur Shah Massoud, sebelum berkarir di pemerintahan Presiden Afghanistan Hamid Karzai.
Saleh menjabat sebagai wakil presiden di pemerintah Afghanistan yang sekarang digulingkan dan melarikan diri ke Panjshir di saat pengambilalihan Taliban. Saleh menyatakan dirinya sebagai pelaksana presiden.
Kelompok 'Perlawanan II' melakukan beberapa serangan dari pangkalannya pekan lalu, tetapi pasukan Taliban dilaporkan mendorong mereka mundur.
Taliban merebut kembali distrik Bano, Deh Saleh dan Pul e-Hesar di Provinsi Baghlan, yang berbatasan dengan Provinsi Panjshir.
“Kami telah berulang kali meminta Ahmad Massoud, mendesaknya menyelesaikan perbedaan kami melalui negosiasi. Tidak perlu berkelahi. Kami belum mendengar kabar darinya,” ujar pejabat Taliban, Mujahid.
Dia menambahkan, penolakan itu tidak terlalu mengganggu Taliban karena mereka memiliki kekuatan militer yang cukup "untuk menjaga situasi di Lembah Panjshir terkendali."
Massoud menggunakan reputasi legendaris ayahnya dan kontak dengan para komandan mujahidin tua untuk menggalang dukungan bagi perjuangannya.
Dia juga secara terbuka memohon kepada AS dan negara-negara Barat lainnya, mendesak mereka menyediakan senjata, amunisi, dan dukungan lain untuk milisinya, berjanji berperang melawan Taliban.
Namun kemampuannya mendapatkan momentum di luar sukunya sendiri dan menimbulkan ancaman militer yang kredibel terhadap Taliban tetap diragukan.
Tampaknya Taliban ingin mengisolir kelompok perlawanan itu hanya di kawasan lembah Panjshir. Apalagi saat ini Taliban memiliki banyak persenjataan canggih buatan AS yang ditinggalkan pasukan Afghanistan.
(sya)