Mudah Rebut Afghanistan, Ini Sumber Uang Taliban
loading...
A
A
A
Sumber pendapatan Taliban diungkapkan oleh Mullah Yaqoob, putra mendiang pemimpin spiritual Taliban Mullah Mohammad Omar, dalam sebuah laporan rahasia yang ditugaskan oleh NATO dan kemudian diperoleh oleh Radio Free Europe/Radio Liberty.
Untuk akhir tahun keuangan Maret 2020, selain dari pertambangan, Taliban meraup USD416 juta dari perdagangan opium dan sumbangan amal senilai USD240.
Ekspor juga bernilai USD240 juta, sementara real estate menyumbang USD80 juta, menurut pakar keuangan Taliban Hanif Sufizada dari Universitas Nebraska Omah.
Sufizada, dalam tulisannya di The Conservation, menyatakan Afghanistan menyumbang sekitar 84 persen dari produksi opium global selama lima tahun yang berakhir pada tahun 2020, di mana banyak dari keuntungan obat terlarang itu diberikan kepada Taliban, dengan kelompok itu mengenakan pajak 10 persen pada setiap mata rantai dalam rantai produksi obat.
“Itu termasuk petani Afghanistan yang membudidayakan opium, bahan utama opium, laboratorium yang mengubahnya menjadi obat dan pedagang yang memindahkan produk akhir ke luar negeri,” katanya.
Miller mengatakan salah satu alasan mengapa Taliban begitu sukses adalah karena kemitraannya dengan perdagangan opium.
“Afghanistan adalah salah satu produsen utama opium mentah dunia dan karena Barat memutuskan dengan benar sekitar tahun 2005 bahwa mereka akan mulai membatasi perdagangan narkoba...itu menarik perdagangan opium ke tangan Taliban,” jelasnya.
“Keduanya mendapat kecaman dari NATO dan Amerika Serikat , jadi wajar untuk bersekutu dengan Taliban melindungi keuntungan perdagangan opium dari pemerintah Barat dan Afghanistan.”
Menurutnya, orang-orang Taliban mengenakan pajak dan industri dan secara mengejutkan bahkan mengeluarkan tanda terima resmi pembayaran pajak.
Untuk akhir tahun keuangan Maret 2020, selain dari pertambangan, Taliban meraup USD416 juta dari perdagangan opium dan sumbangan amal senilai USD240.
Ekspor juga bernilai USD240 juta, sementara real estate menyumbang USD80 juta, menurut pakar keuangan Taliban Hanif Sufizada dari Universitas Nebraska Omah.
Sufizada, dalam tulisannya di The Conservation, menyatakan Afghanistan menyumbang sekitar 84 persen dari produksi opium global selama lima tahun yang berakhir pada tahun 2020, di mana banyak dari keuntungan obat terlarang itu diberikan kepada Taliban, dengan kelompok itu mengenakan pajak 10 persen pada setiap mata rantai dalam rantai produksi obat.
“Itu termasuk petani Afghanistan yang membudidayakan opium, bahan utama opium, laboratorium yang mengubahnya menjadi obat dan pedagang yang memindahkan produk akhir ke luar negeri,” katanya.
Miller mengatakan salah satu alasan mengapa Taliban begitu sukses adalah karena kemitraannya dengan perdagangan opium.
“Afghanistan adalah salah satu produsen utama opium mentah dunia dan karena Barat memutuskan dengan benar sekitar tahun 2005 bahwa mereka akan mulai membatasi perdagangan narkoba...itu menarik perdagangan opium ke tangan Taliban,” jelasnya.
“Keduanya mendapat kecaman dari NATO dan Amerika Serikat , jadi wajar untuk bersekutu dengan Taliban melindungi keuntungan perdagangan opium dari pemerintah Barat dan Afghanistan.”
Menurutnya, orang-orang Taliban mengenakan pajak dan industri dan secara mengejutkan bahkan mengeluarkan tanda terima resmi pembayaran pajak.