Protes Pembunuhan George Floyd, Demonstran AS Bakar Kantor Polisi

Jum'at, 29 Mei 2020 - 14:51 WIB
loading...
Protes Pembunuhan George Floyd, Demonstran AS Bakar Kantor Polisi
Para pengunjuk rasa berkumpul untuk menyaksikan sebuah gedung apartemen terbakar di dekat kantor polisi ketiga Minneapolis di Minneapolis, Minnesota, Amerika Serikat, 27 Mei 2020. Foto/REUTERS/Adam Bettcher
A A A
MINNEAPOLIS - Sebuah kantor polisi di Minnesota, Amerika Serikat (AS) , dibakar massa pada Kamis malam dalam demonstrasi hari ketiga. Demo besar pecah di kota kembar Minneapolis dan Saint Paul setelah polisi mencekik seorang pria kulit hitam yang diborgol hingga tewas.

Kantor polisi, yang telah ditinggalkan para personel kepolisian, ludes terbakar setelah sekelompok pengunjuk rasa menerobos penghalang di sekitar gedung kantor tersebut. Massa memecahkan jendela dan meneriakkan berbagai slogan. Tak lama kemudian, kerumunan yang jauh lebih besar muncul dan menunjukkan kantor polisi yang terbakar hebat.

Massa memprotes kematian George Floyd , seorang pria kulit hitam berusia 46 tahun yang meninggal setelah polisi Minneapolis menangkapnya pada hari Senin karena dicurigai menggunakan uang kertas palsu. Polisi memborgolnya dan mencekiknya dengan lutut ke tanah. Dalam video yang viral terlihat leher Floyd dicekik dengan lutut petugas polisi.

Floyd, dalam video itu, mengatakan bahwa dia tidak bisa bernapas sampai dia terdiam dan lemas. Dia kemudian dinyatakan tewas. (Baca: Viral, Video Pria Kulit Hitam Meninggal Dicekik Polisi AS )

Ratusan orang mulai berbaris di Minneapolis pada sore hari, yang kebanyakan dari mereka mengenakan masker sebagai perlindungan terhadap virus corona baru (Covid-19). Sedangkan di Saint Paul, tepat di sebelah timur Minneapolis, polisi mengatakan ada penjarahan yang sedang berlangsung dan pembakaran.

Pada malam harinya, kerumunan besar berdemonstrasi di luar kota Third Precinct. "Tidak lama setelah pukul 22.00 malam, demi keselamatan personel kami, Departemen Kepolisian Minneapolis mengevakuasi Kantor Staf ke-3," kata polisi kota dalam sebuah pernyataan.

Para pejabat meyakinkan penduduk yang marah bahwa penyelidikan atas kematian Floyd sedang berlangsung, dan memperingatkan bahwa kekerasan tidak akan ditoleransi.

"Kami tahu ada banyak kemarahan. Kami tahu ada banyak yang terluka," kata Kepala Kepolisian Saint Paul, Todd Axtel.

"Tapi kami tidak bisa mentoleransi orang yang memanfaatkan ini sebagai kesempatan untuk melakukan kejahatan," katanya lagi.

Atas permintaan kedua kota, Gubernur Minnesota Tim Walz memanggil ratusan pasukan Garda Nasional dan polisi negara bagian untuk membantu mengamankan kedua kota.

"Kematian George Floyd harus mengarah pada keadilan dan perubahan sistemik, bukan lebih banyak kematian dan kehancuran," kata Walz. (Baca juga: Aksi Protes Berubah jadi Kerusuhan, Minnesota Nyatakan Keadaan Darurat )

Keluarga Floyd menuntut petugas polisi yang membunuh dan tiga petugas polisi lainnya yang hadir saat pembunuhan. Semua petugas polisi itu telah dipecat dan menghadapi tuduhan pembunuhan.

"Anda tahu, saya ingin penangkapan untuk keempat perwira itu malam ini. Hukuman pembunuhan untuk keempat perwira itu. Saya menginginkan hukuman mati," kata saudara lelaki Floyd, Philonise Floyd, kepada CNN yang dilansir Jumat (29/5/2020).

"Saya belum tidur dalam empat hari, dan para petugas itu, mereka tidur di rumah," ujarnya."Saya tidak tahan untuk itu."

"Tetapi orang-orang tercabik-cabik dan terluka karena mereka lelah melihat lelaki kulit hitam tewas, terus-menerus, berulang-ulang."

Dua pemimpin Afrika-Amerika, Jesse Jackson dan Al Sharpton, tiba di Minneapolis dan mendesak lebih banyak protes.

"Kami memberi tahu gubernur bahwa Anda harus menyebut ini sebagai pembunuhan," kata Jackson dalam audiensi di Greater Friendship Missionary Baptist Church, gereja besar di negara bagian setempat.

"Ketika Anda meletakkan...kaki Anda di leher seseorang sampai ia tidak bisa bernapas lagi, Anda membunuhnya," katanya.

Sharpton mengatakan video dari kejadian itu adalah bukti yang diperlukan untuk menangkap petugas polisi yang terlibat.

Sementara itu, Gedung Putih mengatakan Presiden Donald Trump sangat marah setelah melihat rekaman video pembunuhan Floyd. Menurut Trump, kejadian itu mengerikan. Trump minta penyelidikan atas pembunuhan Floyd jadi prioritas utama.

"Dia (Presiden Trump) ingin keadilan ditegakkan," kata juru bicara Trump, Kayleigh McEnany, kepada wartawan.
(min)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0839 seconds (0.1#10.140)