Kim Jong-un Mau Bicara dengan AS Asalkan Boleh Impor Miras Mewah

Kamis, 05 Agustus 2021 - 11:18 WIB
loading...
Kim Jong-un Mau Bicara dengan AS Asalkan Boleh Impor Miras Mewah
Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un. Foto/KCNA via REUTERS
A A A
SEOUL - Kim Jong-un , pemimpin Korea Utara (Korut), bersedia melakukan pembicaraan denuklirisasi dengan Amerika Serikat (AS) dengan syarat sanksi internasional terhadap Pyongyang dilonggarkan. Sanksi yang diminta dilonggarkan itu termasuk pada impor barang-barang mewah seperti minuman keras (miras) dan jas kelas tinggi.

Syarat yang diajukan rezim Pyongyang itu diungkap anggota parlemen Korea Selatan setelah diberi pengarahan oleh Kepala Badan Intelijen Nasional (NIS) Korea Selatan, Park Jie-won, pada hari Selasa.



Menurut anggota Parlemen tersebut, Pyongyang juga minta pencabutan sanksi yang melarang ekspor logam dan impor bahan bakar olahan dan kebutuhan lainnya.

Pernyataan itu muncul ketika NIS mengatakan Korea Utara membagikan cadangan beras darurat militer di tengah kekurangan pangan yang parah dan krisis ekonomi yang disebabkan oleh kekeringan dan diperparah oleh pandemi virus corona. Cadangan biasanya diadakan untuk masa perang.

Pekan lalu kedua Korea memulihkan hotline yang ditangguhkan Korea Utara setahun yang lalu, sebuah langkah pertama dalam beberapa bulan yang menunjukkan Pyongyang lebih responsif terhadap upaya pembicaraan.

NIS mengeklaim langkah itu diprakarsai oleh pemimpin Korea Utara Kim Jong-un, dan kedua Korea berbicara dua kali sehari.

Mengutip Park, Ha Tae-keung, anggota komite intelijen Parlemen Korea Selatan, mengatakan kepada wartawan pada hari Selasa: “Sebagai prasyarat untuk membuka kembali pembicaraan, Korea Utara berpendapat bahwa Amerika Serikat harus mengizinkan ekspor mineral dan impor minyak sulingan dan kebutuhan."

“Saya bertanya kebutuhan apa yang paling mereka inginkan, dan mereka mengatakan minuman keras dan pakaian kelas atas dimasukkan, tidak hanya untuk konsumsi Kim Jong-un sendiri tetapi untuk didistribusikan ke elite Pyongyang,” katanya, merujuk pada pemimpin Korea Utara, seperti dikutip Reuters, Kamis (5/8/2021).

Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1480 seconds (0.1#10.140)