600 Migran Mencapai Pulau Italia dari Tunisia Hanya dalam 2 Hari
loading...
A
A
A
SISILIA - Hampir 600 migran mencapai pulau Lampedusa Italia dari Tunisia hanya dalam dua hari.
Kedatangan tak terhitung banyaknya orang-orang yang melarikan diri dari negara Afrika Utara yang dilanda krisis dan berusaha mencapai Eropa dengan perahu kecil itu dilaporkan setiap jam oleh organisasi non-pemerintah dan kapal Penjaga Pantai Italia yang berpatroli di Selat Sisilia.
Baru pada Sabtu siang (31/7), 99 migran mendarat di Lampedusa dengan enam perahu kecil yang berbeda.
Sebelum kedatangan mereka, 1.137 orang sudah hadir di pusat pengungsi di Contrada Imbriacola, jauh di atas kapasitas maksimum fasilitas itu sebanyak 250 orang.
“Mereka datang setiap jam, seperti buletin berita,” papar Vincenzo Pandolfo, yang memiliki toko di pelabuhan Lampedusa, mengatakan kepada Arab News.
“Tampaknya tidak banyak kontrol di pantai Tunisia akhir-akhir ini. Kami belum pernah melihat begitu banyak perahu datang ke Lampedusa, dan sekarang bahkan mencoba mencapai selatan Sardinia, yang merupakan perjalanan yang lebih jauh dan lebih berbahaya, seperti yang telah kami lakukan sejak 26 Juli, ketika krisis politik pecah di Tunisia,” ujar Laksamana Roberto Isidori, komandan Penjaga Pantai di Sisilia.
“Kapal kami semua keluar untuk memastikan bahwa tidak ada kecelakaan yang terjadi, tetapi situasi ini semakin buruk,” ujar Isidori.
Dinas keamanan Italia telah memperkirakan pada awal krisis bahwa gejolak politik yang sedang berlangsung dan ketidakstabilan di Tunisia dapat mengakibatkan peningkatan drastis migran, dengan jumlah yang berpotensi mencapai hingga 15.000 orang dalam waktu yang sangat singkat.
Tetapi Isidori mengatakan, "Jika angka terus bertahan seperti pekan lalu, itu bisa menjadi perkiraan yang optimistis."
Sesuai aturan, warga Tunisia tidak memenuhi syarat untuk mencari suaka di Italia, dan hingga 80 orang dapat diterbangkan pulang setiap pekan berdasarkan kesepakatan yang dicapai antara Roma dan Tunisia tahun lalu.
Sisanya sering diberi perintah pengusiran dan dibebaskan dari pusat-pusat migran. Banyak yang kemudian mencoba mencapai Prancis atau Jerman.
Peningkatan keberangkatan telah memicu kekhawatiran terulangnya kondisi 2011, ketika 25.000 warga Tunisia tiba di Italia selama pemberontakan Musim Semi Arab.
Jumlah warga Tunisia yang mencoba mencapai Italia telah meningkat sejak awal 2021 karena memburuknya krisis ekonomi di dalam negeri, yang diperburuk lonjakan dramatis kasus penyakit virus corona dan kurangnya vaksin.
Kondisi cuaca yang baik juga mendorong para migran mencoba penyeberangan yang berbahaya.
Hampir 1.000 orang tewas dalam perjalanan antara pantai Afrika Utara dan Sisilia tahun ini, naik dari 267 orang pada periode yang sama tahun lalu, termasuk sekitar 57 migran yang tenggelam pekan ini ketika kapal mereka terbalik di lepas pantai Libya.
Catatan Kementerian Dalam Negeri menunjukkan dari total 28.515 migran ilegal yang tiba di Italia sepanjang tahun ini, sebagian besar berasal dari Tunisia, yang jauh melebihi mereka yang berasal dari negara lain, termasuk Libya.
Dari Januari hingga Juni, 2.962 orang menyeberang ke Italia, dengan 3.796 orang lainnya berlayar bulan ini.
Kedatangan tak terhitung banyaknya orang-orang yang melarikan diri dari negara Afrika Utara yang dilanda krisis dan berusaha mencapai Eropa dengan perahu kecil itu dilaporkan setiap jam oleh organisasi non-pemerintah dan kapal Penjaga Pantai Italia yang berpatroli di Selat Sisilia.
Baru pada Sabtu siang (31/7), 99 migran mendarat di Lampedusa dengan enam perahu kecil yang berbeda.
Sebelum kedatangan mereka, 1.137 orang sudah hadir di pusat pengungsi di Contrada Imbriacola, jauh di atas kapasitas maksimum fasilitas itu sebanyak 250 orang.
“Mereka datang setiap jam, seperti buletin berita,” papar Vincenzo Pandolfo, yang memiliki toko di pelabuhan Lampedusa, mengatakan kepada Arab News.
“Tampaknya tidak banyak kontrol di pantai Tunisia akhir-akhir ini. Kami belum pernah melihat begitu banyak perahu datang ke Lampedusa, dan sekarang bahkan mencoba mencapai selatan Sardinia, yang merupakan perjalanan yang lebih jauh dan lebih berbahaya, seperti yang telah kami lakukan sejak 26 Juli, ketika krisis politik pecah di Tunisia,” ujar Laksamana Roberto Isidori, komandan Penjaga Pantai di Sisilia.
“Kapal kami semua keluar untuk memastikan bahwa tidak ada kecelakaan yang terjadi, tetapi situasi ini semakin buruk,” ujar Isidori.
Dinas keamanan Italia telah memperkirakan pada awal krisis bahwa gejolak politik yang sedang berlangsung dan ketidakstabilan di Tunisia dapat mengakibatkan peningkatan drastis migran, dengan jumlah yang berpotensi mencapai hingga 15.000 orang dalam waktu yang sangat singkat.
Tetapi Isidori mengatakan, "Jika angka terus bertahan seperti pekan lalu, itu bisa menjadi perkiraan yang optimistis."
Sesuai aturan, warga Tunisia tidak memenuhi syarat untuk mencari suaka di Italia, dan hingga 80 orang dapat diterbangkan pulang setiap pekan berdasarkan kesepakatan yang dicapai antara Roma dan Tunisia tahun lalu.
Sisanya sering diberi perintah pengusiran dan dibebaskan dari pusat-pusat migran. Banyak yang kemudian mencoba mencapai Prancis atau Jerman.
Peningkatan keberangkatan telah memicu kekhawatiran terulangnya kondisi 2011, ketika 25.000 warga Tunisia tiba di Italia selama pemberontakan Musim Semi Arab.
Jumlah warga Tunisia yang mencoba mencapai Italia telah meningkat sejak awal 2021 karena memburuknya krisis ekonomi di dalam negeri, yang diperburuk lonjakan dramatis kasus penyakit virus corona dan kurangnya vaksin.
Kondisi cuaca yang baik juga mendorong para migran mencoba penyeberangan yang berbahaya.
Hampir 1.000 orang tewas dalam perjalanan antara pantai Afrika Utara dan Sisilia tahun ini, naik dari 267 orang pada periode yang sama tahun lalu, termasuk sekitar 57 migran yang tenggelam pekan ini ketika kapal mereka terbalik di lepas pantai Libya.
Catatan Kementerian Dalam Negeri menunjukkan dari total 28.515 migran ilegal yang tiba di Italia sepanjang tahun ini, sebagian besar berasal dari Tunisia, yang jauh melebihi mereka yang berasal dari negara lain, termasuk Libya.
Dari Januari hingga Juni, 2.962 orang menyeberang ke Italia, dengan 3.796 orang lainnya berlayar bulan ini.
(sya)