Amerika Serikat Kembalikan 17.000 Artefak Kuno yang Dijarah ke Irak
loading...
A
A
A
WASHINGTON - Amerika Serikat (AS) akan mengirim sekitar 17.000 barang antik arkeologi kembali ke Irak . Artefak kuno itu diselundupkan secara ilegal ke AS dari Irak selama beberapa dekade.
Menurut Menteri Kebudayaan Irak Hassan Nazim, artefak tersebut akan dipulangkan menggunakan pesawat penerbangan Perdana Menteri Irak Mustafa Al-Kadhimi yang kembali ke Timur Tengah setelah bertemu Presiden AS Joe Biden di Washington DC.
“Langkah itu pengembalian barang antik terbesar ke Irak dan hasil upaya berbulan-bulan oleh otoritas Irak bersama kedutaan di Washington," ujar Nazim.
Dia menyatakan harapannya terkait langkah AS tersebut. "Dalam waktu dekat kita akan dapat memulangkan barang-barang kita yang lain, terutama di Eropa," papar dia.
Kementeriannya mengidentifikasi artefak itu sebagai rekaman "pertukaran komersial selama periode Sumeria" serta beberapa yang secara historis menonjol, seperti tablet tanah liat berusia 3.500 tahun dengan urutan dari epik terkenal Gilgamesh.
Tablet itu, bersama artefak yang lain, disita Departemen Kehakiman AS pada 2019 setelah ditempatkan dua tahun sebelumnya di Museum Alkitab di Washington, yang mendokumentasikan dan menampilkan sejarah Alkitab kuno.
Tablet itu awalnya dibeli oleh pemilik dan pendiri museum, miliarder David Green yang juga memiliki jaringan toko Hobby Lobby, senilai USD1,67 juta pada 2014, setelah diselundupkan ke AS pada 2003 oleh dealer yang membelinya dari pedagang barang antik asal Yordania di London.
Menurut Menteri Kebudayaan Irak Hassan Nazim, artefak tersebut akan dipulangkan menggunakan pesawat penerbangan Perdana Menteri Irak Mustafa Al-Kadhimi yang kembali ke Timur Tengah setelah bertemu Presiden AS Joe Biden di Washington DC.
“Langkah itu pengembalian barang antik terbesar ke Irak dan hasil upaya berbulan-bulan oleh otoritas Irak bersama kedutaan di Washington," ujar Nazim.
Dia menyatakan harapannya terkait langkah AS tersebut. "Dalam waktu dekat kita akan dapat memulangkan barang-barang kita yang lain, terutama di Eropa," papar dia.
Kementeriannya mengidentifikasi artefak itu sebagai rekaman "pertukaran komersial selama periode Sumeria" serta beberapa yang secara historis menonjol, seperti tablet tanah liat berusia 3.500 tahun dengan urutan dari epik terkenal Gilgamesh.
Tablet itu, bersama artefak yang lain, disita Departemen Kehakiman AS pada 2019 setelah ditempatkan dua tahun sebelumnya di Museum Alkitab di Washington, yang mendokumentasikan dan menampilkan sejarah Alkitab kuno.
Tablet itu awalnya dibeli oleh pemilik dan pendiri museum, miliarder David Green yang juga memiliki jaringan toko Hobby Lobby, senilai USD1,67 juta pada 2014, setelah diselundupkan ke AS pada 2003 oleh dealer yang membelinya dari pedagang barang antik asal Yordania di London.