Menyedihkan karena Jadi Hotspot COVID-19 Asia, Bangkitlah Indonesia!

Kamis, 15 Juli 2021 - 06:46 WIB
loading...
Menyedihkan karena Jadi Hotspot COVID-19 Asia, Bangkitlah Indonesia!
Para tenaga medis di Indonesia menolong pasien COVID-19. Foto/SINDOnews.com
A A A
JAKARTA - Indonesia sedang jadi sorotan media internasional yang menyebutnya telah menjadi hotspot atau pusat penyebaran virus corona SARS-CoV-2 penyebab COVID-19. Dalam masa sulit ini, seluruh rakyat Indonesia harus bersatu dan semangat mempraktikkan protokol kesehatan untuk bangkit mengalahkan pandemi.

Media yang berbasis di Amerika Serikat (AS), AP, mengangkat judul "Indonesia reports 54,000 virus cases, becomes Asian hotspot [Indonesia melaporkan 54.000 kasus virus, menjadi hotspot Asia]" dalam berita utamanya.



Kemudian Bloomberg mengangat judul "Indonesia’s Daily Cases Surpass India, Marking New Epicenter [Kasus Harian Indonesia Melampaui India, Menandai Episentrum Baru]". The Japan Times menulis judul "Indonesia surges past India to become new pandemic epicenter [Indonesia melampaui India untuk menjadi episentrum pandemi baru]".

Laporan itu mengacu pada laporan Kementerian Kesehatan pada Rabu kemarin, di mana 54.517 kasus baru dan 991 kematian dilaporkan dalam sehari. Angka kasus infeksi dalam sehari itu merupakan yang tertinggi sejak pandemi dimulai di negara ini dan menjadikan total kasus lebih dari 2,6 juta dengan jumlah kematian lebih dari 69.000.

Laporan itu juga menyebut bahwa rekor kasus infeksi harian COVID-19 Indonesia telah melampaui kasus infeksi harian di India. Padahal, India sebelumnya menjadi hotspot Asia dan tempat munculnya varian Delta dari COVID-19.

Para pejabat Indonesia khawatir bahwa varian delta yang lebih mudah menular sekarang menyebar dari pulau Jawa dan Bali, di mana wabah telah mendorong penguncian sebagian yang menutup tempat-tempat ibadah, mal, taman, dan restoran.

“Saya memperkirakan wabah akan terus meningkat pada Juli karena kita belum dapat mencegah penyebaran infeksi,” kata pakar epidemiologi Pandu Riono di Universitas Indonesia, Rabu.

"Pembatasan sosial darurat masih belum memadai. Itu harus dua kali lebih ketat karena kita menghadapi varian delta, yang dua kali lebih menular," katanya lagi.

Sebulan yang lalu, kasus harian COVID-19 mencapai sekitar 8.000.

Kasus harian yang dilaporkan di Indonesia sekarang lebih tinggi daripada di India, meskipun Indonesia memiliki pengujian berdasarkan populasi yang jauh lebih sedikit.

India melaporkan kurang dari 39.000 kasus pada hari Rabu, jauh di bawah puncaknya lebih dari 400.000 kasus harian pada bulan Mei, menyusul penguncian di daerah yang paling parah terkena dampak dan upaya vaksinasi yang ditingkatkan.

Menteri Kesehatan Indonesia Budi Gunadi Sadikin mengatakan pemerintah telah mengidentifikasi penyebaran varian Delta di beberapa daerah di luar Jawa dan Bali.



Dia mengatakan kepada anggota Parlemen pada hari Selasa bahwa di seluruh negeri, lebih dari 90.000 dari 120.000 tempat tidur rumah sakit untuk pasien COVID-19 ditempati.

“Secara nasional, kami masih memiliki ruang. Tapi tingkat hunian tempat tidur sangat tinggi di beberapa provinsi di mana ledakan varian Delta terkonsentrasi," katanya.

Dengan meningkatnya kematian selama sebulan terakhir, beberapa warga di dekat Jakarta mulai membantu para penggali kubur yang kelebihan beban.

“Karena para penggali terlalu lelah dan tidak memiliki cukup sumber daya untuk menggali, warga di lingkungan saya memutuskan untuk membantu,” kata Jaya Abidin, yang tinggal di Bogor di pinggiran ibu kota. “Karena jika kita tidak melakukan ini, kita harus menunggu lama untuk pemakaman di tengah malam.”

Pemerintah sedang berjuang untuk mendapatkan cukup vaksin untuk mencapai targetnya untuk menginokulasi lebih dari 181 juta dari 270 juta penduduknya pada Maret 2022. Sejauh ini, hanya 15,6 juta orang yang telah divaksinasi penuh.

Sejauh ini, negara terpadat keempat di dunia ini telah mendapatkan 137,6 juta dosis vaksin Sinovac, AstraZeneca, dan Moderna, cukup untuk sekitar 69 juta orang.

Laporan lain dari Nikkei Asia dengan judul "Indonesia overtakes India to become Asia's COVID epicenter [Indonesia Salip India Jadi Episentrum COVID Asia]" juga menyoroti lonjakan rekor kasus infeksi harian di negara ini.

Yang lebih mengkhawatirkan, kata laporan tersebut, adalah bahwa meskipun memiliki lebih banyak kasus infeksi setiap hari, populasi 270 juta penduduk Indonesia hanya seperlima dari India. Menurut data ourworldindata.org, Indonesia sekarang memiliki sekitar 132 kasus per satu juta orang, dibandingkan dengan India 26 pada hari Minggu.

Meski demikian, secara komulatif, penghitungan kasus infeksi virus corona yang dikonfirmasi India masih yang tertinggi di Asia dengan 30,9 juta kasus dan 410.784 kematian pada Selasa, diikuti oleh Indonesia dengan 2.615.529 kasus dan 68.219 kematian.

Tetapi sementara angka India terus turun dari puncak Mei, wabah terburuk di Indonesia sejak awal pandemi belum menunjukkan tanda-tanda melambat.

Menteri Budi Gunadi Sadikin mengatakan pemerintah sedang mempersiapkan skenario di mana kasus dapat meningkat 30% selama dua minggu ke depan dan mempercepat di daerah lain. Langkah-langkahnya termasuk mengubah lebih banyak tempat tidur rumah sakit biasa menjadi fasilitas perawatan untuk COVID-19.

Pemerintah awal tahun ini menetapkan 30% dari 400.000 tempat tidur rumah sakit secara nasional untuk perawatan COVID-19, tetapi itu dengan cepat terisi setelah eksodus liburan Idul Fitri pada bulan Mei dan ketika varian Delta yang lebih menular menyebar ke seluruh negeri.

Menteri Budi juga berbicara tentang kekurangan tenaga kesehatan, oksigen, dan obat-obatan COVID-19.

Sementara itu, pemerintah Jepang akan mendukung penerbangan khusus untuk warga negara Jepang yang ingin kembali dari Indonesia. Hal itu disampaikan Kepala Sekretaris Kabinet Katsunobu Kato mengatakan kepada wartawan di Tokyo.

"Dari sudut pandang melindungi warga negara Jepang, kami telah memutuskan untuk mengambil tindakan ... sehingga orang Jepang yang ingin kembali dapat kembali ke Jepang sesegera mungkin, dan sebanyak mungkin orang," katanya.

"Warga Jepang berencana untuk kembali ke Jepang besok melalui penerbangan khusus oleh maskapai Jepang, yang akan didukung oleh pemerintah. Setelah itu, kami berencana melakukan upaya serupa dalam menanggapi permintaan dari warga Jepang," imbuh dia.

Beberapa negara telah melarang masuk pelancong dari Indonesia karena lonjakan angka kasus infeksi COVID-19. Beberapa negara itu, termasuk Uni Emirat Arab, Filipina, dan Inggris.
(min)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1918 seconds (0.1#10.140)