Kerusuhan Afrika Selatan Bak Medan Perang, 72 Orang Tewas, 200 Mal Dijarah
loading...

Bayi dilempar ibunya dari atap gedung yang terbakar untuk menyelamatkan diri dari kebakaran di Durban, Afrika Selatan. Foto/bbc
A
A
A
DURBAN - Korban tewas di Afrika Selatan meningkat menjadi 72 orang dalam kekerasan yang melanda beberapa wilayah setelah mantan Presiden Jacob Zuma dipenjara. Situasi di negara itu pun bak medan perang.
Jumlah ini termasuk 10 orang tewas terinjak-injak saat penjarahan pada Senin malam di satu pusat perbelanjaan di Soweto.
BBC memfilmkan seorang bayi yang dilempar dari gedung di Durban yang terbakar setelah toko-toko di lantai dasar dijarah massa.
Baca juga: Biden Tunjuk Mantan Senator Republik Anti-Trump Jadi Dubes untuk Turki
Militer telah dikerahkan untuk membantu polisi yang kewalahan sejak kerusuhan dimulai pekan lalu.
Baca juga: Komandan Iran Desak Milisi Irak Tingkatkan Serangan pada Pasukan AS
Polisi Afrika Selatan mengatakan mereka telah mengidentifikasi 12 orang yang diduga memprovokasi kerusuhan, dan total 1.234 orang telah ditangkap.
Baca juga: Bahrain Larang Masuk Pelancong dari 16 Negara, Termasuk Indonesia
Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa menyebutnya sebagai beberapa kekerasan terburuk yang disaksikan di Afrika Selatan sejak 1990-an, sebelum berakhirnya apartheid.
Jumlah ini termasuk 10 orang tewas terinjak-injak saat penjarahan pada Senin malam di satu pusat perbelanjaan di Soweto.
BBC memfilmkan seorang bayi yang dilempar dari gedung di Durban yang terbakar setelah toko-toko di lantai dasar dijarah massa.
Baca juga: Biden Tunjuk Mantan Senator Republik Anti-Trump Jadi Dubes untuk Turki
Militer telah dikerahkan untuk membantu polisi yang kewalahan sejak kerusuhan dimulai pekan lalu.
Baca juga: Komandan Iran Desak Milisi Irak Tingkatkan Serangan pada Pasukan AS
Polisi Afrika Selatan mengatakan mereka telah mengidentifikasi 12 orang yang diduga memprovokasi kerusuhan, dan total 1.234 orang telah ditangkap.
Baca juga: Bahrain Larang Masuk Pelancong dari 16 Negara, Termasuk Indonesia
Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa menyebutnya sebagai beberapa kekerasan terburuk yang disaksikan di Afrika Selatan sejak 1990-an, sebelum berakhirnya apartheid.
Lihat Juga :