Prancis Desak Warganya Tinggalkan Afghanistan di Tengah Gelombang Serangan Taliban
loading...
A
A
A
PARIS - Prancis mendesak semua warganya untuk segera meninggalkan Afghanistan mengingat meningkatnya risiko keamanan. Paris sedang mengatur penerbangan evakuasi warganya khusus akhir pekan ini.
Kedutaan Besar Prancis di Kabul menerbitkan sebuah pesan yang mendesak seluruh warga Prancis di Afghanistan untuk pergi, mengutip evolusi situasi keamanan di negara itu dan prospek jangka pendek untuk Afghanistan. Pesan itu tidak memberikan penjelasan lebih lanjut.
Pesan itu mengatakan bahwa Prancis tidak dapat lagi menjamin evakuasi yang aman setelah penerbangan sewaan pemerintah hari Sabtu terbang ke Paris seperti dikutip dari AP, Kamis (14/7/2021).
Pengumuman itu muncul saat Amerika Serikat (AS) memutuskan mengakhiri perang 20 tahun di Afghanistan lebih cepat dan dengan pasukan NATO lainnya telah pergi.
Pejuang Taliban sendiri terus melancarkan serangan dan mengambil kendali petak besar negara itu, melonjak melalui distrik demi distrik.
Komandan AS yang akan keluar memperingatkan bahwa meningkatnya kekerasan sangat merusak peluang Afghanistan untuk menemukan akhir yang damai dari perang selama beberapa dekade.
Kedutaan Besar Prancis di Kabul menerbitkan sebuah pesan yang mendesak seluruh warga Prancis di Afghanistan untuk pergi, mengutip evolusi situasi keamanan di negara itu dan prospek jangka pendek untuk Afghanistan. Pesan itu tidak memberikan penjelasan lebih lanjut.
Pesan itu mengatakan bahwa Prancis tidak dapat lagi menjamin evakuasi yang aman setelah penerbangan sewaan pemerintah hari Sabtu terbang ke Paris seperti dikutip dari AP, Kamis (14/7/2021).
Pengumuman itu muncul saat Amerika Serikat (AS) memutuskan mengakhiri perang 20 tahun di Afghanistan lebih cepat dan dengan pasukan NATO lainnya telah pergi.
Pejuang Taliban sendiri terus melancarkan serangan dan mengambil kendali petak besar negara itu, melonjak melalui distrik demi distrik.
Komandan AS yang akan keluar memperingatkan bahwa meningkatnya kekerasan sangat merusak peluang Afghanistan untuk menemukan akhir yang damai dari perang selama beberapa dekade.
(ian)