Cara Israel Bunuh Bos Hizbullah Hassan Nasrallah: Kerahkan 14 Jet Tempur dan 80 Ton Amunisi
loading...
A
A
A
BEIRUT - Sebuah laporan yang diterbitkan pada hari Minggu telah mengungkapkan informasi baru tentang pembunuhan mantan Sekretaris Jenderal (Sekjen) Hizbullah Hassan Nasrallah oleh serangan udara Israel di Lebanon.
Laporan itu mengungkapkan bahwa intelijen Israel menerima laporan terperinci tentang lokasi dan pergerakannya beberapa hari sebelum operasi pembunuhannya dimulai.
Menurut laporan Asharq Al-Awsat, keputusan tingkat tinggi untuk menghabisi Nasrallah memuncak dalam 14 serangan udara yang menargetkan gedung-gedung yang dimasukinya, termasuk semua kemungkinan rute pelarian.
Serangan itu berlanjut selama beberapa hari untuk mencegah operasi penyelamatan bagi Nasrallah dan rombongannya.
Menurut laporan itu, sumber keamanan Israel mengonfirmasi bahwa perburuan bos Hizbullah itu dimulai setelah perang 2006, yang dipelopori oleh Intelijen Militer (Aman) dan Mossad.
Namun, keputusan politik untuk bertindak ditunda hingga saat yang tepat tiba.
Operasi itu mendapatkan momentum ketika Nasrallah menjanjikan dukungan untuk Hamas dalam perangnya melawan Israel setelah serangan 7 Oktober 2023.
Laporan itu mengatakan bahwa pasukan Israel menggunakan strategi penipuan untuk membuat Nasrallah percaya bahwa Israel tidak berniat meningkatkan konflik.
Baik Hizbullah maupun Israel mempertahankan keterlibatan terbatas, memberi isyarat satu sama lain bahwa tidak ada pihak yang berniat mengerahkan sepenuhnya kemampuan militer mereka. Pendekatan ini menyebabkan Nasrallah menurunkan pertahanannya.
Laporan itu mengungkapkan bahwa intelijen Israel menerima laporan terperinci tentang lokasi dan pergerakannya beberapa hari sebelum operasi pembunuhannya dimulai.
Menurut laporan Asharq Al-Awsat, keputusan tingkat tinggi untuk menghabisi Nasrallah memuncak dalam 14 serangan udara yang menargetkan gedung-gedung yang dimasukinya, termasuk semua kemungkinan rute pelarian.
Serangan itu berlanjut selama beberapa hari untuk mencegah operasi penyelamatan bagi Nasrallah dan rombongannya.
Menurut laporan itu, sumber keamanan Israel mengonfirmasi bahwa perburuan bos Hizbullah itu dimulai setelah perang 2006, yang dipelopori oleh Intelijen Militer (Aman) dan Mossad.
Namun, keputusan politik untuk bertindak ditunda hingga saat yang tepat tiba.
Operasi itu mendapatkan momentum ketika Nasrallah menjanjikan dukungan untuk Hamas dalam perangnya melawan Israel setelah serangan 7 Oktober 2023.
Laporan itu mengatakan bahwa pasukan Israel menggunakan strategi penipuan untuk membuat Nasrallah percaya bahwa Israel tidak berniat meningkatkan konflik.
Baik Hizbullah maupun Israel mempertahankan keterlibatan terbatas, memberi isyarat satu sama lain bahwa tidak ada pihak yang berniat mengerahkan sepenuhnya kemampuan militer mereka. Pendekatan ini menyebabkan Nasrallah menurunkan pertahanannya.