Kasus Presiden Haiti Ditembak Mati: 7 Tersangka Dibunuh, 6 Lainnya Ditangkap

Jum'at, 09 Juli 2021 - 06:46 WIB
loading...
Kasus Presiden Haiti...
Presiden Haiti Jovenel Moise. Dia ditembak mati sekelompok pria bersenjata di rumahnya pada Rabu pagi. Foto/REUTERS/Valerie Baeriswyl/File Photo
A A A
PORT-AU-PRINCE - Dua tersangka lagi telah ditangkap atas pembunuhan Presiden Haiti Jovenel Moise pada Rabu pagi lalu. Dengan demikian, total sudah ada enam tersangka yang ditangkap.

Pasukan polisi juga telah membunuh total tujuh orang tersangka yang terlibat pembunuhan Moise. Direktur Kepolisian Nasional Leon Charles mengatakan pasukan polisi sedang mencari mereka yang mendalangi pembunuhan brutal itu.



Helen La Lime, Utusan Khusus PBB untuk Haiti, mengatakan pada hari Kamis bahwa Perdana Menteri Claude Joseph akan memimpin negara Karibia itu sampai pemilu berikutnya, yang dia janjikan kepadanya, akan dilaksanakan akhir tahun ini.

Dua dari tersangka baru diserahkan ke polisi setelah dianiaya oleh penduduk setempat yang marah, yang mengatakan mereka melihat orang-orang itu bersembunyi di semak-semak di dekatnya.

Sementara itu, hakim di Haiti mengungkap bahwa ada 12 peluru kaliber tinggi yang menerjang Presiden Jovenel Moise dalam pembunuhannya pada Rabu pagi lalu. Salah satu peluru telah memecahkan satu matanya.

"Kami menemukan 12 lubang di tubuh presiden," kata hakim di Petion-Ville, Carl Henry Destin, kepada surat kabar Le Nouvelliste. "Lubang itu dibuat dengan senjata kaliber besar."

“Kantor dan kamar tidur presiden digeledah. Kami menemukannya berbaring telentang, celana biru, kemeja putih berlumuran darah, mulutnya terbuka, mata kirinya pecah," kata hakim kepada surat kabar berbahasa Prancis tersebut.

"Kami melihat ada peluru yang mengenai dahinya, satu di masing-masing puting, tiga di pinggul, satu di perut," ungkap hakim yang dilansir New York Post, Jumat (9/7/2021).



Meskipun Moise memiliki pasukan keamanannya sendiri—bagian dari unit khusus Kepolisian Nasional Haiti—hanya presiden dan istrinya, Martine Moise, yang tertembak selama penggerebekan regu pembunuh.

Ibu Negara kemudian diterbangkan ke Miami, Florida, untuk menjalani operasi dan diperkirakan akan selamat.

Salah satu dari tiga anak pasangan itu, Jomarlie Jovenel Moise, ada di rumah pada saat itu. Namun, menurut Destin, dia bersembunyi dari para pembunuh di kamar tidur saudara laki-lakinya.

Menurut hakim, saudara laki-laki—yang tidak disebutkan namanya—diikat bersama seorang pembantu.

"Selain peluru di tubuh presiden, banyak kotak peluru 5,56 dan 7,62 mm ditemukan di antara gerbang dan bagian dalam kediaman,” kata Destin. Sebagian dari aksi para pembunuh juga tertangkap dalam rekaman video.

Polisi Nasional Haiti Rabu malam mengatakan mereka telah membunuh empat tersangka penyerang dan menangkap dua lainnya—dan masih terlibat dalam baku tembak sengit yang mereka perkirakan akan berlangsung hingga Kamis pagi waktu setempat.

"Kami mengejar mereka sehingga dalam baku tembak mereka akan terbunuh atau kami akan menangkap mereka," kata Kepala Polisi Leon Charles. "Kami akan terus memburu mereka."

Duta Besar Haiti untuk Washington, Bocchit Edmond, mengatakan para pembunuh adalah tentara bayaran terlatih yang menyamar sebagai agen Drug Enforcement Administration (DEA) Amerika Serikat (AS).

Sementara kepresidenan Moise sangat tidak populer—yang mendorong ribuan orang turun ke jalan dalam serangkaian protes kekerasan—pembunuhannya masih mengejutkan negara bermasalah yang menyerukan masa berkabung dua minggu.

“Kami tidak mengharapkannya. Ini adalah gempa bumi lainnya di Haiti,” kata seorang Ibu dari dua anak yang hanya menyebut namanya sebagai Bernadette kepada AFP, mengacu pada gempa tahun 2010 yang mematikan.

Kematiannya semakin mengacaukan iklim politik, dengan dua orang mengeklaim memimpin negara menggantikannya sementara tidak ada parlemen setelah dibubarkan tahun lalu.

Banyak yang khawatir hal itu hanya akan semakin meningkatkan kekerasan yang melanda negara yang dilanda kemiskinan itu.

"Seberapa lebih buruk yang bisa didapat dari neraka?" kata Irwin Stotzky, pakar Haiti di University of Miami, kepada AFP.

“Haiti menghadapi lebih banyak kekerasan dan kematian dan kegagalan sebagai negara demokratis daripada sebelumnya, yang sulit dibayangkan mengingat sejarahnya baru-baru ini dan kacau,” imbuh dia.
(min)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Berita Terkait
Dramatis, Penumpang...
Dramatis, Penumpang Tembak Mati Pria AS yang Mencoba Membajak Pesawat
Pendiri Tentara Bayaran...
Pendiri Tentara Bayaran Blackwater: Militer Rusia Menjadi Lebih Pintar Melawan Senjata AS
Akhir Dominasi Prancis...
Akhir Dominasi Prancis di Afrika, Macron Tarik Pasukan Militer dari Senegal
Sosok Muhsin Hendricks,...
Sosok Muhsin Hendricks, Imam Masjid Gay yang Tewas Ditembak di Afrika
Muhsin Hendricks yang...
Muhsin Hendricks yang Dianggap Imam Muslim Gay Pertama di Dunia Ditembak Mati
Tentara Bayaran AS dengan...
Tentara Bayaran AS dengan Gaji Rp17 Juta per Hari Bertebaran di Perbatasan Gaza, Ada Apa Gerangan?
4 Fakta Salwan Momika...
4 Fakta Salwan Momika Si Pembakar Al-Quran Ditembak Mati saat Live TikTok di Swedia
Kaya Akan Emas, Pulau...
Kaya Akan Emas, Pulau di Papua Nugini Ini Bisa Diambil Alih oleh Trump
Duh, Pesawat Tempur...
Duh, Pesawat Tempur Korsel Tak Sengaja Jatuhkan Pod Senjata ke Permukiman saat Latihan Perang
Rekomendasi
Menkes Wajibkan Calon...
Menkes Wajibkan Calon Dokter Tes Kejiwaan Setiap 6 Bulan Sekali Buntut Kasus Priguna
Sinopsis Sinetron Kasih...
Sinopsis Sinetron Kasih Jannah Eps 47: Rencana Jahat Nabila Pada Kasih
Kronologi Wanita Korban...
Kronologi Wanita Korban Mutilasi di Serang hingga Sang Kekasih Ditangkap
Berita Terkini
White Paper Baru China...
White Paper Baru China Hindari Kata Tibet, Diganti dengan Xizang
34 menit yang lalu
Mahasiswa Indonesia...
Mahasiswa Indonesia Ditahan AS, Jadi Korban Kebijakan Imigrasi Trump
1 jam yang lalu
Jenderal AS Ini Sudah...
Jenderal AS Ini Sudah Tak Sabar Ingin Mengebom Iran, tapi...
1 jam yang lalu
Dulu Menentang, Sekarang...
Dulu Menentang, Sekarang Arab Saudi Dukung Kesepakatan Nuklir Iran-AS, Mengapa?
2 jam yang lalu
Media AS Sebut Kyiv...
Media AS Sebut Kyiv sebagai Wilayah Rusia, Ukraina Marah
2 jam yang lalu
Negara-negara Arab Kecam...
Negara-negara Arab Kecam Ekstremis Israel atas Video Provokatif Penghancuran Masjid al-Aqsa
3 jam yang lalu
Infografis
Salwan Momika Si Pembakar...
Salwan Momika Si Pembakar Al-Quran Ditembak Mati saat Live TikTok
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved