Human Right Watch Desak Mesir Hentikan 'Kegilaan Eksekusi'
loading...
A
A
A
KAIRO - Human Rights Watch (HRW) menyerukan pihak berwenang Mesir untuk menghentikan apa yang mereka sebut “kegilaan eksekusi”. HRW mengatakan, tingkat eksekusi mati di Mesir telah mencapai level yang belum dilihat sebelumnya.
Amr Magdi, seorang peneliti di Timur Tengah dan Afrika Utara di HRW mengatakan Mesir seharusnya tidak lagi melakukan eksekusi mati.
"Negara telah terkunci dalam krisis politik, dengan pelanggaran berat oleh pasukan keamanan sekarang menjadi berita harian," ucap Magdi dalam sebuah pernyataan.
“Melakukan lebih banyak eksekusi akan merusak prospek upaya keadilan transisional di masa depan untuk menyembuhkan negara," sambungnya, seperti dilansir Anadolu Agency pada Rabu (30/6/2021).
Magdi mengatakan, di bawah pemerintahan Presiden Abdel Fattah al-Sisi, Mesir telah mengeksekusi orang pada tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya, menjadikannya negara terburuk ketiga di dunia dalam hal jumlah eksekusi pada tahun 2020.
"Pada bulan Oktober dan November saja, pihak berwenang Mesir mengeksekusi setidaknya 57 pria dan wanita, 49 di antaranya hanya dalam 10 hari. Ini termasuk setidaknya 15 orang yang dihukum dalam kasus kekerasan politik setelah pengadilan yang tidak adil," ujarnya.
Pada 14 Juni, ucapnya, pengadilan sipil tertinggi Mesir menguatkan hukuman mati terhadap 12 anggota Ikhwanul Muslimin, termasuk pemimpin senior Mohamed al-Beltagy, Safwat Hegazy, Abdel-Rahman el-Bar, Osama Yassin dan Ahmed Aref.
Amr Magdi, seorang peneliti di Timur Tengah dan Afrika Utara di HRW mengatakan Mesir seharusnya tidak lagi melakukan eksekusi mati.
"Negara telah terkunci dalam krisis politik, dengan pelanggaran berat oleh pasukan keamanan sekarang menjadi berita harian," ucap Magdi dalam sebuah pernyataan.
“Melakukan lebih banyak eksekusi akan merusak prospek upaya keadilan transisional di masa depan untuk menyembuhkan negara," sambungnya, seperti dilansir Anadolu Agency pada Rabu (30/6/2021).
Magdi mengatakan, di bawah pemerintahan Presiden Abdel Fattah al-Sisi, Mesir telah mengeksekusi orang pada tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya, menjadikannya negara terburuk ketiga di dunia dalam hal jumlah eksekusi pada tahun 2020.
"Pada bulan Oktober dan November saja, pihak berwenang Mesir mengeksekusi setidaknya 57 pria dan wanita, 49 di antaranya hanya dalam 10 hari. Ini termasuk setidaknya 15 orang yang dihukum dalam kasus kekerasan politik setelah pengadilan yang tidak adil," ujarnya.
Pada 14 Juni, ucapnya, pengadilan sipil tertinggi Mesir menguatkan hukuman mati terhadap 12 anggota Ikhwanul Muslimin, termasuk pemimpin senior Mohamed al-Beltagy, Safwat Hegazy, Abdel-Rahman el-Bar, Osama Yassin dan Ahmed Aref.
(ian)