Kim Jong-un Sebut K-Pop 'Kanker Ganas' yang Mengancam Budaya Korut
loading...
A
A
A
SEOUL - Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong-un menyebut K-Pop sebagai "kanker ganas" dan menggambarkannya sebagai ancaman bagi negaranya. Pernyataan itu dilontarkan Kim Jong-un sebagai bagian dari kampanye yang lebih luas terhadap genre musik yang berasal dari Korea Selatan (Korsel) itu.
"Itu (K-Pop) merusak pakaian, gaya rambut, pidato, perilaku orang Korea Utara," kata diktator muda Korut itu seperti dikutip Business Insider dari The New York Times, Jumat (11/6/2021).
The New York Times melaporkan bahwa media pemerintah mengatakan hal itu bisa membuat Korut hancur seperti tembok yang lembab.
Insider sebelumnya melaporkan bahwa Korut telah memberlakukan kebijakan untuk menangkal pengaruh budaya asing.
Sebelumnya, Kim Jong-un dilaporkan telah melarang rakyatnya mengenakan skinny jeans dan bergaya rambut mullet sebagai upaya untuk mengendalikan kaum muda di negaranya.
Kim Jong-un dilaporkan takut akan pengaruh Barat yang "dekaden" pada pemuda negara itu—di tengah kekhawatiran hal itu dapat menyebabkan runtuhnya rezimnya.
Sedangan The New York Times melaporkan bahwa Korut telah membuat undang-undang baru pada bulan Desember yang dapat menjatuhkan hukuman 15 tahun di kamp kerja paksa kepada seseorang karena menonton hiburan Korsel.
Namun belum lama ini regu tembak rezim Kim Jong-un mengeksekusi mati seorang pria Korut di depan 500 orang, termasuk keluarganya sendiri. Pria itu dieksekusi atas tuduhan menjual CD film Korsel dan USB musik secara ilegal.
"Itu (K-Pop) merusak pakaian, gaya rambut, pidato, perilaku orang Korea Utara," kata diktator muda Korut itu seperti dikutip Business Insider dari The New York Times, Jumat (11/6/2021).
The New York Times melaporkan bahwa media pemerintah mengatakan hal itu bisa membuat Korut hancur seperti tembok yang lembab.
Insider sebelumnya melaporkan bahwa Korut telah memberlakukan kebijakan untuk menangkal pengaruh budaya asing.
Sebelumnya, Kim Jong-un dilaporkan telah melarang rakyatnya mengenakan skinny jeans dan bergaya rambut mullet sebagai upaya untuk mengendalikan kaum muda di negaranya.
Kim Jong-un dilaporkan takut akan pengaruh Barat yang "dekaden" pada pemuda negara itu—di tengah kekhawatiran hal itu dapat menyebabkan runtuhnya rezimnya.
Sedangan The New York Times melaporkan bahwa Korut telah membuat undang-undang baru pada bulan Desember yang dapat menjatuhkan hukuman 15 tahun di kamp kerja paksa kepada seseorang karena menonton hiburan Korsel.
Namun belum lama ini regu tembak rezim Kim Jong-un mengeksekusi mati seorang pria Korut di depan 500 orang, termasuk keluarganya sendiri. Pria itu dieksekusi atas tuduhan menjual CD film Korsel dan USB musik secara ilegal.
(ian)