Pejabat Kesayangannya Meninggal usai Disuntik Obat China, Kim Jong-un Marah Besar

Sabtu, 22 Mei 2021 - 08:43 WIB
loading...
Pejabat Kesayangannya Meninggal usai Disuntik Obat China, Kim Jong-un Marah Besar
Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un. Foto/KCNA via REUTERS
A A A
PYONGYANG - Kim Jong-un , pemimpin Korea Utara (Korut), dilaporkan marah besar setelah seorang pejabat tinggi kesayangannya meninggal usai disuntik obat buatan China. Pemimpin muda itu akhirnya melarang penggunaan obat China di beberapa rumah sakit besar di Pyongyang.

Sumber tingkat tinggi di Korut mengatakan kepada Daily NK kemarin bahwa pejabat itu—yang merupakan bagian dari birokrasi ekonomi negara—menerima dosis cocarboxylase sebelum meninggal awal bulan ini.



Pejabat tersebut berusia 60-an tahun dan merupakan birokrat tepercaya yang telah bekerja di sektor ekonomi negara sejak era Kim Jong-il (ayah Kim Jong-un).

Pejabat itu baru-baru ini mulai menderita penyakit yang berhubungan dengan jantung bersama dengan tekanan darah tinggi dan dirawat di Pyongyang Medical College Hospital saat cuti sakit.

Tepat sebelum dia meninggal, pria itu disuntik dengan dosis cocarboxylase, yang biasanya digunakan untuk membantu pasien pulih dari kelelahan. Namun menurut sumber, di Korea Utara, obat tersebut digunakan sebagai "obat untuk semua" untuk mengobati penyakit paru-paru, tekanan darah tinggi, dan bahkan infeksi menular.

Menderita penyakit yang mendasari, pria itu gagal memulihkan kondisinya saat berada di rumah sakit, dan dokternya akhirnya memberinya suntikan cocarboxylase.

Pada awalnya, dokter dilaporkan berpendapat bahwa pria itu harus diberi obat yang dibuat di Pabrik Farmasi Ryongheung Korea Utara. Akan tetapi, staf medis lain berpendapat bahwa suntikan yang diproduksi di dalam negeri tidak boleh diberikan kepada pejabat tinggi tersebut.

Korea Utara saat ini menderita kekurangan obat karena sanksi terhadap negaranya dan dampak COVID-19 pada perdagangan. Otoritas Korea Utara menekankan pentingnya menggunakan obat buatan dalam negeri sebagai cara untuk menggantikan kekurangan obat impor.

Namun, banyak orang Korea Utara biasa masih tidak mempercayai obat buatan dalam negeri.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1166 seconds (0.1#10.140)